dhá cheann déag

3.3K 171 5
                                    

Thiyya's POV

Brakk!!

Gak sengaja aku ngebanting lokerku. Oops!

"Lo kenapa,Thiy?" tanya Nadia yang kebetulan lokernya berada di sebelah lokerku.

"Hah?" tanyaku heran atau lebih tepatnya pura-pura bego karena aku tau kalo Nadia akan bertanya kenapa aku membanting pintu lokerku.

"Ish,kenapa lo ngebanting loker lo?" tanya Nadia.

"Refleks hehehe." kataku cengengesan.

Nadia pun geleng-geleng kepala.

Kriingg!!

Bel pun berbunyi. Aku dan Nadia segera berjalan menuju kelas.

"Lo ada pelajaran apa hari ini?" tanyaku ke Nadia.

"English and sociology. How about you?" tanya Nadia balik.

"Math and science." kataku sambil menghela nafas.

"Syukurin!! Pelajaran dewa sekaligus!!" kata Nadia mengejek.

"Thanks a lot!" kataku dengan nada sarkas.

Nadia pun hanya tertawa. Anak ini emang hobi banget ketawa. Untung aja orang tua Nadia masih sayang sama Nadia. Kalo engga,ini anak udah dimasukkin rumah sakit jiwa kali,ya?

Akhirnya sampe di depan kelas Nadia,kelas 10C. Nadia pun pamit dan masuk ke kelasnya. Aku pun langsung berjalan ke kelasku. Setelah sampai di kelas,aku pun menaruh tasku di kursi dan segera duduk. Eh,Ian kemana? Kok belom ada ya? Ah,paling terlambat. Kebiasaan.

"Good morning,students!" kata Mr. Devv a.k.a my math teacher yang notabene-nya guru killer.

"Good morning,Mister!" jawab seisi kelas.

Mr. Devv pun melanjutkan pelajaran. Aduh, ngebosenin banget. Ian pake acara gak masuk,lagi! Huft!

"Dy lagi apa ya di kelas?" batinku.

Eh,aku ngapain mikirin Dy? Aduh,apaan sih aku? Huft!

Bentar,Dy kalo gak salah pernah bilang dia kelas 10C. EH KAN NADIA 10C! Nanti pas istirahat,mau nanya ah ke Nadia!

YES!!

YES!

YES!!

"Ms.Smith,kamu kenapa ngelamun?" tanya Mr. Devv.

"Eh,maaf Mister. Tadi saya mikirin kucing saya udah makan apa belum,hehe." kataku berbohong.

Smooth move.

FYI, aku gak suka kucing. Aku benci kucing. Ew!

"Oh,baiklah kalau begitu. Jangan melamun lagi,sekarang perhatikan apa yang saya tulis." kata Mr. Devv.

"Aye aye Captain!" kataku.

Mr. Devv pun melanjutkan pelajaran.

INI SEMUA KARENA KAMU DY!

***

Kriingg!!

Bel istirahat pun berbunyi. Aku segera menutup buku matematika-ku dan mengambil dompetku. Saatnya ke kantin.

Aku pun menghampiri kelas Nadia. Aku lebih semangat dari pada yang biasanya. Aku pun gak tau kenapa aku semangat kayak gini.

"Nadiaaa!! Kantin gak?" tanyaku.

"Yoi,ayo capcus lah!" kata Nadia.

Kami berdua pun berjalan ke kantin. Dari tadi,Nadia terus menggandengku. Ini anak kenapa sih?

"Lo kenapa sih megangin tangan gue terus? Lo ngefans sama gue?" tanyaku.

"Ih,engga! Ngapain amat gue ngefans sama lo?" tanya Nadia sambil memberi tatapan apa-banget-sih-lo.

"Ya,dari tadi kenapa megangin tangan gue?" tanyaku

"Gue cuma gak mau lo kenapa-kenapa lagi. Lo sahabat gue. Udah kek,ikutin aja! Gue sayang sama lo!" kata Nadia.

"Lo bukan lesbi kan?" kataku bercanda.

"GUE SERIUS THIYYA LIANA SMITH!" kata Nadia.

"OMG SIRIUS BLACK! YOU'RE ALIVE!" kataku bercanda lagi.

"Ya udah ah! Bodo amat gue sama lo!" kata Nadia ngambek (?).

Nadia mendengus lalu melepas tanganku. Aku pun mengejar Nadia dan segera memeluk Nadia dari belakang.

"I love you too as a bestie Nadia McGarret!" kataku.

Aku bisa merasakan Nadia tersenyum apa aku yang kegeeran?

"Hahaha iya,ayo beli makan!" ajak Nadia.

Aku dan Nadia pun membeli makan. Setelah membeli makan,aku duduk di salah satu meja yang kosong.

"Nad," kataku memulai pembicaraan.

"Hm?" kata Nadia sambil mengunyah.

"Lo kenal gak anak kelas 10C yang di namanya ada kata 'Dy'?" tanyaku.

Nadia pun berpikir,tiba-tiba..

"DYLAN KYLE!" teriak Nadia.

"Woy,jangan teriak!" kataku.

Ah,Nadia mah malu-maluin!

"Lo beneran suka sama Dylan?" tanya Nadia sambil 'evil smile'.

"Hah? Ya kali gue suka! Gila amat gue!" kataku membantah.

"Yakin?" tanya Nadia dengan evil smile-nya lagi.

"Dua rius!" kataku sambil mengangkat jariku berbentuk huruf V.

"HAI DYLAN!!" tiba-tiba Nadia teriak sambil melihat ke arah belakang-ku.

Aku pun yang mendengar nama Dylan langsung reflek menengok ke arah belakang. Tapi,yang kulihat nihil.

"Sialan lo,Nad!" kataku.

"Cie mukanya merah! Naksir tuhh!!" kata Nadia dengan nada mengejek.

Aku pun kesal. Aku segera masuk ke kelas tanpa Nadia.

Sialan

Sialan

Sialan!!!!!

Tapi,apa benar kata Nadia tadi kalo aku suka sama Dylan? Ah,gak mungkin.

Tapi,kenapa setiap denger nama Dylan,aku merasakan ribuan kupu-kupu di dalam perutku? Ah,mungkin aku sudah gila.

***

Author's Note :

Hai semuaaa!! Aku update lagii!! Yeyy update cepet!!

*ceritanya tepuk tangan*

Pic on mulmed is Lily Collins as Bianca Reynolds

Keep vomments guys!! Pls banget jangan jadi silent readers

Love u my readers😘😘

TRY {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang