4

11 1 0
                                    

Getaran dari ponselku yang ada di nakas membuatku terbangun, aku hanya menggeliat dan nggak mempedulikan ponselku yang terus bergetar. Kepalaku masih pening akibat sisa mabuk semalam.

Aku dan Han semalam benar-benar bersenang-senang, mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh DJ, bersenda gurau, bermain air, dan membaur dengan para wisatawan asing yang ada disana. Saking asyiknya, kami sampai tidak sadar sudah memesan bergelas-gelas cocktail hingga kami berdua mabuk.

Beruntung toleransi Han terhadap alkohol lumayan tinggi, sehingga ia masih bisa mengendarai motor dan membawa kami pulang dengan selamat.

Aku masih enggan untuk sekadar menengok siapa yang sudah membuat keberisikan di ponsel kali ini. Aku mencoba untuk tidur lagi namun getaran ponsel benar-benar mengganguku.

Dengan berat hati aku mengambil ponselku dan melihat beberapa panggilan tak terjawab terpampang di layar. Tertera nama Lino disana yang membuatku benar-benar membuka mata dan terbangun.

Kulihat puluhan pesan masuk dari Lino, aku mendecih. "Ganggu orang tidur aja, sih." gerutuku.

Aku membuka satu persatu pesan dari Lino sambil berjalan keluar kamar, aku membaca beberapa pesannya yang terlihat mengkhawatirkan. "Dih, kemana aja, baru nanyain."

Udara sedang segar-segarnya, aku memilih keluar ke halaman dekat kolam renang. Baru saja hendak duduk di sofa, ponselku bergetar kembali. Ya, Lino.

"Hallo .."
"Kala, aku telepon kok baru diangkat sih?"

Aku mendengus, memang apa urusannya dengannya. "Baru bangun." jawabku malas.

"Kamu lagi dimana?" pertanyaan yang paling kuhindari akhirnya keluar dari mulut Lino.

Sembari telepon aku berjalan menuju gerbang villa dan ingin melihat suasana di luar.

"Morning, Kala .." sapa Han saat aku membuka pintu villa, "Hai," jawabku lirih.

"Kamu sama siapa Kala? Kok ada suara cowok?" tanya Lino di seberang sana.

Aku tidak menjawab pertanyaan Lino dan lebih memilih tersenyum pada Han.

"Eh, lagi telepon ya? Sorry," ucap Han lirih, tapi aku yakin Lino masih bisa dengar suara Han.

"Kala .. Kamu sama siapa disana?" tanya Lino lagi.

"Lagi sama temen. Udah dulu yaa, ada temenku nih." Aku langsung memutus panggilan telepon tanpa menunggu jawaban Lino.

"How was your sleep?" tanya Han begitu tahu aku sudah selesai telepon.

"Masih hangover sih, kebangun gara-gara telepon itu tadi." kataku sambil tertawa.

"Aku mau ajak kamu sarapan di villaku," kata Han. "Aku belum cuci muka," jawabku.

"Nggak papa, tetep cantik kok, beneran." ujar Han. Aku yang masih berpikir antara menerima atau menolak ajakan Han, hanya bisa pasrah waktu Han menarik tanganku dan membawaku ke villanya.

PERFECT STRANGER ; HAN JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang