1. Takdir

21 1 0
                                    

Namaku Kala, gadis berusia 21 tahun yang baru saja patah hati karena putus cinta dengan pacarku. Mungkin akan terdengar berlebihan, tapi siapa yang tidak patah hati sudah berpacaran 3 tahun lalu putus hanya karena pacarmu berselingkuh dengan sahabatmu?

Aku menghabiskan waktu berhari-hari bermuram durja, menangis sepanjang malam, hingga disinilah aku sekarang. Di bandara kota tempat tinggalku untuk menunggu pesawat yang akan membawaku ke Bali. Aku memutuskan untuk pergi berlibur untuk menenangkan hati dan pikiranku.

Setelah menempuh perjalanan udara, akhirnya aku tiba di Bali. Aku segera memesan taksi untuk membawaku ke tempat aku tinggal sementara selama di Bali. Aku memilih untuk tinggal di villa, selain lebih murah, dengan menyewa villa aku bisa memakai fasilitas untuk aku sendiri.

Aku sudah memesan sebuah villa satu kamar dengan kolam renang pribadi di daerah Canggu. Untung saja villa tempatku tinggal sudah termasuk dengan sewa sepeda motor sehingga aku lebih mudah untuk berkeliling.

Begitu sampai di villa aku segera membongkar isi koper dan menatanya di lemari. Terkadang masih terbersit pikiran tentang mantan pacarku, Lino.

Jujur, aku masih suka membayangkan kami sedang liburan bersama seperti yang sudah kami rencanakan sejak dulu. Tapi manusia hanya bisa berwacana, hubungan kami kandas sebelum kami sempat mewujudkan rencana ini.

Setelah selesai beberes di villa, aku memilih untuk pergi membeli makan. Aku mengendarai motorku menuju daerah dekat Pantai Batu Bolong.

Ada sebuah kedai burger yang sangat ramai, karena penasaran aku pun memilih berhenti disana.

Suasana kedai sangat ramai, apalagi jam-jam menjelang sunset seperti ini. Ah, langit Bali sungguh indah apalagi saat awal tahun begini. Langit akan berwarna pink keunguan.

Setelah memarkir motor, aku masuk dan melihat-lihat menu yang tertera di counter pemesanan. Setelah memesan dan membayar aku langsung mencari tempat duduk. Kedai ini sungguh ramai, beruntung aku menemukan satu meja kosong dengan dua kursi di bagian pojok.

Setelah menunggu 10 menit, makanan pesananku siap.

Nggak heran kenapa kedai ini ramai sekali karena burgernya benar-benar fresh.

"Permisi, tempatnya kosong?" kata seorang cowok yang membawa nampan sambil nunjuk kursi di sebelahku.

"Permisi, tempatnya kosong?" kata seorang cowok yang membawa nampan sambil nunjuk kursi di sebelahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, iya kosong." jawabku. "Aku duduk disini ya," ijinnya lagi, aku mengangguk saja karena mulutku penuh dengan makanan. Cowok itu melepas maskernya setelah berhasil mendaratkan tubuhnya di kursi sebelahku.

"Lagi rame banget ya .." katanya, aku menoleh, "Iya, untung dapet tempat" kataku.

"Aku Han." katanya sambil mengulurkan tangannya, "Aku Kala," aku membalas uluran tangan Han.

"Lagi liburan apa emang asli sini?" tanyaku.
"Aku lagi liburan aja, solo trip." katanya dengan muka antusias, "Wah, aku juga."

"Bisa dong kita main bareng. Hotel kamu dimana?" tanya Han, aku perhatikan muka Han ini selalu antusias kalau ngobrol. Kelihatannya dia orang yang ceria dan pecicilan, sepertinya asyik kalau diajak berteman.

"Aku tinggal di villa sih, di sekitar Finns." kataku, aku nggak berani memberi info terlalu detail sama orang asing, apalagi Han baru saja kutemui.

"Loh, villa aku juga disana. Di Villa Cempaka 2." kata Han dengan mata berbinar, cowok ini lucu sekali.

"Seriusan? Aku di Villa Cempaka 3." kataku. Entah darimana aku memutuskan buat memberitahu Han dimana aku tinggal.

"Kebetulan banget ya?" kataku sambil tertawa, "Di dunia ini nggak ada yang namanya kebetulan, semua udah jalannya," kata Han dengan mukanya yang serius.

"Mau liat sunset bareng?" tawar Han. "Boleh," jawabku.

Setelah menghabiskan makanan, kita berdua berakhir menikmati matahari terbenam berdua di Pantai Batu Bolong.

Sore ini benar-benar indah. Warna langit yang berwarna pink keunguan, angin sepoi-sepoi, dan aroma laut benar-benar menenangkan.

Aku dan Han saling berbagi cerita, aku merasa Han ini orang yang menyenangkan.

"Besok ada acara kemana?" tanya Han. "Belum tau, mungkin cuma makan siang." jawabku sambil tetap memandang matahari yang mulai tenggelam.

"Nanti malam kesini lagi, yuk!" ajak Han.
"Nanti malem ada bar yang buka, tuh barnya." kata Han sambil nunjuk bar di belakang kami duduk.

"Sand Bar .." gumamku.

"Boleh, tapi pulang dulu yaa lengket semua ini badan." kataku sambil menepuk-nepuk tanganku yang kotor kena pasir pantai.

Han berdiri sambil membersihkan celananya dari pasir pantai yang nempel, lalu dia mengulurkan tangannya buat bantu aku berdiri. Awalnya aku bengong aja,
"Kala .. Yuk .." ajakan Han bikin aku tersadar dan menyambut uluran tangan Han.

Kita berjalan bersebelahan menuju ke tempat parkir motor. Motor kita terparkir di kedai burger tadi, karena kita memutuskan buat jalan kaki dari kedai ke pantai karena jaraknya dekat sekali.

"Kala, aku dibelakang kamu yaa," kata Han sambil menyalakan motornya. Aku mengangguk sambil memasang helmku.

Perjalanan dari pantai menuju komplek villa kita cuma butuh waktu 15 menit, sebenarnya bisa lebih cepat hanya saja jalan pintas di Canggu selalu macet.

"Sampai ketemu nanti, Han." kataku saat motor Han berhenti di depan pintu villanya. Han melambaikan tangannya dan aku melajukan motorku lagi menuju villaku.

PERFECT STRANGER ; HAN JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang