Kehadiran Putra

101 75 165
                                    

Buat yang minta double up kemarin, maaf ya gak bisa nurutin kemauan kalian🙂

Ini aku udah up lagi, jangan lupa vote dan komennya yak🥰

Happy Reading🤩

Jangan lupa tandai typo😁

☕☕☕

Maya menangis tanpa isakan, hanya air mata yang dapat keluar. Sudah biasa ia di perlakukan seperti ini.

Namun kenapa yang ini sedikit berbeda?

Ya Tuhan. Ingin sekali rasanya Maya loncat saja dari lantai empat ini.

Dosa apa yang di perbuatnya? Hingga ia harus menanggung beban seberat ini.

Di buang keluarga. Tidak di anggap. Di pandang sebelah mata oleh semua orang. Di caci maki.

Apa itu masih kurang?

Maya butuh sandaran seseorang sekarang. Rasanya berat sekali kepala ini, harus menanggung semua permasalahan ini. Sendiri.

Cewek itu mengeluarkan isakan kecil lalu menangkup wajahnya, ia kembali teringat saat Mariska menamparnya keji dan mengusirnya secara tega.

Farhan juga, kenapa laki-laki itu hanya diam saat melihat putri satu-satunya di perlakukan seperti itu.

Semua terjadi begitu saja, tidak ada yang salah atau yang benar di sini. Semuanya sama. Karena ini skenario Tuhan.

Terkadang takdir memang selucu itu, menyalahkan orang yang benar. Begitupun sebaliknya.

"Nangis aja, jangan di tahan," Ujar seseorang di belakang Maya. Cowok itu menyelipkan kedua tangannya di saku celana dan tersenyum lebar.

Terlihat begitu, memukau.

Seketika tangisnya langsung terhenti, cewek itu menoleh ke belakang dan mendapati Putra di sana.

Maya diam saat tiba-tiba cowok itu duduk di sampingnya, dan menatap Maya sekilas.

"Kok berhenti? Gak papa nangis aja, gua tau lo sedih kan?" Tanya Putra lembut.

Cowok itu langsung menarik Maya ke dekapannya. Maya kembali menangis, menumpahkan semua air matanya.

Ia juga tak berontak, karena sadar bahwa dirinya juga sedang membutuhkan seseorang.

Dan Putra mungkin orang yang tepat untuk saat ini.

"Hiks hiks."

"Udah keluarin aja, jangan di pendem ntar sakit."

Isakan maya semakin jelas terdengar, namun Putra membiarkan. Kalau boleh jujur, sebenarnya Putra tak tega mendengar Maya menangis pilu seperti ini. Apalagi itu untuk Tama.

Iya Putra tau, karena tanpa sengaja mendengar pertengkaran keduanya tadi. Putra juga tau bahwa tadi ada Meta disana, namun Putra tak tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Coba lo cerita baik-baik sama gua, siapa tau nanti sedikit lega." Tangis Maya perlahan mereda, membuat Putra sedikit canggung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TaMaya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang