Penyesalan

574 90 13
                                    

Sudah seminggu semenjak kejadian itu dan sebenarnya sana sedikit menyesalinya. Ia menerima mark pada hari itu agar dahyun menjauhinya. Benar, dahyun pun mulai menjauh. Dahyun lebih sering bersama momo. Yang membuat sana menyesal karena sana sadar sebenarnya ia tidak memiliki perasaan kepada mark. Tetapi, sana tidak ingin menyakiti mark. 

Bukan mark yang dia sukai, tetapi dahyun. Namun, ia merasa tidak pantas untuk dahyun. Ia berpikir dahyun lebih berhak bersama dengan yang lebih baik dari sana. Dia benar-benar menyesal dan merasa bodoh.

Sana pernah berpikir untuk mendekati dahyun, tetapi saat ia melihat momo yang selalu hadir untuk dahyun membuatnya berpikir dua kali. Ditambah lagi mereka sudah jarang berbicara selama 3 tahun, dia berpikir apakah mungkin dahyun masih menyukainya.

Flashback   

Hari itu, sana pergi ke rumah dahyun, dia bermain dengan dahyun di dalam kamar. Beberapa menit setelah itu, dahyun ke toilet dan sana melihat buku diary milik dahyun . Dia membaca di bagian dimana dahyun bercerita bagaimana perasaannya terhadap sana. Tentu saja ia terkejut, ia sudah menganggap dahyun seperti sahabatnya ditambah dia homofobik. Dia segera keluar dari kamar dahyun dan pulang ke rumahnya tanpa berpamitan.

Dahyun keluar dari toilet. Dia masuk ke dalam kamarnya. Ia kebingungan karena sana tiba-tiba tidak ada di kamarnya. Dahyun pun mencarinya kemana-mana.

"Kak?"

"Kak sana"

Dahyun pun keluar dari rumahnya. Dari kejauhan, dia melihat sandal sana yang berada di depan pintu rumah. 

"Oh yaudah lah, mungkin dia lagi sibuk" kata dahyun.

Dahyun pun masuk ke dalam rumahnya.

Flashback end

Di dalam kamar, sana menatap gelang yang pernah ia beli dengan dahyun. Mereka membeli 2 buah gelang yang sepasang. Sana membuang gelang itu ke tempat sampah. Setelah itu, ia membaringkan badannya di kasur, ia menatap langit-langit kamarnya. Perlahan, matanya berkaca-kaca. 

Beberapa jam kemudian, ibunya membangunkan sana untuk makan malam. Dia beranjak dari kasurnya, sebelum keluar dari kamar, dia menata meja belajarnya terlebih dahulu. Saat itu juga, dia melihat dahyun yang sedang berkeliling dengan sepeda. Sana memalingkan pandangannya, namun ia tidak bisa. 

"Gue kangen" gumam sana.

"Sana?" 

"Eh, iya mah, ini aku mau keluar" 

Besoknya, setelah pulang sekolah sana duduk berteduh di tribun karena hujan. Di situ tidak hanya dia yang berteduh, ada banyak murid di situ sehingga cukup ramai. Di sebelah sana ada chaeyoung yang sedang menikmati cemilannya.

"Chae, gue mau nanya"

"Nanya apa kak?" chaeyoung menoleh.

"Dahyun sama momo udah deket sejak kapan?" tanya sana.

Jujur, chaeyoung mulai tertarik dengan topik pembicaraan sana. Chaeyoung menutup camilannya dan menaruhnya di tasnya.

"Sejak 1 hari sebelum kak momo masuk sini" kata chaeyoung.

"Emang kenapa kak?" tanya chaeyoung penasaran.

"Gapapa"

"Oh iya, kira-kira dahyun suka sama dia ga?" tanya sana.

"Dia siapa kak?" goda chaeyoung.

"Ya dia, momo"

"Ohhh, gatahu sih, tapi kalau menurut gue sih kayaknya dahyun suka" kata chaeyoung.

"Ya lihat aja deh kak momo tuh baik banget, dia udah kayak pacarnya dahyun tahu kak" kata chaeyoung.

"Oh gitu ya"

"Euh, udah ga hujan, gue balik dulu ya" pamit sana.

"Iya, hati-hati kak"

Saat sana berjalan, mina mendekatinya. 

"San, lo deket sama chaeyoung?"

"Biasa aja sih, kenapa?" tanya sana.

"Bantuin gue buat deket sama dia dong"

"Usaha sendiri lah, gue juga lagi ada masalah, ntar kalau masalah gue udah selesai, gue bantu deh"

"Sibuk banget ketos" gumam mina.

"Lagian lo kalau ada masalah ga selesai-selesai kayak sinetron" kata mina.




TETANGGA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang