• CHAPTER 1 •

3.6K 276 4
                                    

flashback on

"APA?! AKU DIJODOHKAN?!"

Mark berteriak marah kepada kedua orang tuanya. Hey, dia masih ingin bersenang-senang dengan masa mudanya. Ia tidak mau harus terkekang dengan hubungan semacam itu. Menikah bukanlah perkara mudah. Mark ingin menikah, hanya tidak sekarang.

Mark akan menikahi pacarnya, yaitu Na Jaemin. Dirinya dengan Jaemin sudah berhubungan asmara lebih dari 2 tahun. Bukannya malah renggang, justru dihubungan yang berjalan 3 tahun ini mereka makin lengket seperti perangko.

"Mark, ini yang terbaik. Kita tidak setuju hubungan kamu dengan Jaemin itu. Ia terlihat tidak serius Mark. Mommy yakin pemuda ini jauh lebih baik Mark."

"DARIMANA MOMMY DADDY TAU JAEMIN BUKAN YANG TERBAIK UNTUKKU?!?!? BAHKAN
AKU SUDAH MENJALANI HUBUNGAN SELAMA LEBIH DARI 2 TAHUN!!"


BRAK


Mark membanting pintu dan berlari menuju garasi. Emosinya sudah
meluap, hanya satu tujuannya untuk meredam emosinya.


°°°



Aku hidup sendirian, orang tuaku sudah tidak ada.

Teman? Sebutan apa itu? Aku tidak memiliki siapa pun di hidup ini.

Aku terlahir dari keluarga yang bercukupan. Namun suatu ketika, daddyku salah memilih bawahan di kantornya yang menyebabkan perusahaannya bangkrut. Semenjak saat itu arti hidup sebenarnya baru ku ketahui.

Hidupku penuh rintangan. Saat kondisi finansial keluargaku buruk, aku mendapat cobaan lagi, ya aku mengidap jantung lemah. Kondisi ini lah yang membuat orang tuaku berjuang mati-matian untuk mendapatkan uang demi membayar pengobatan jantungku.

Ya aku tau, aku memang menyusahkan.

Sampai akhirnya mereka meninggal dunia, meninggalkanku dengan segala hutang yang jumlahnya tidak bisa dihitung nominalnya.

Aku sebisa mungkin membayar perlahan hutang keluargaku. Bekerja paruh, menjadi tutor belajar segala hal sudah kulakukan demi menghidupi diriku seorang.

Sampai suatu ketika ada sebuah titik cahaya yang membuatku kembali hidup. Aku dijodohkan dengan anak dari pengusaha kaya yang katanya dulu sahabat daddyku. Aku berharap dengan terikatnya diriku dengan keluarga tersebut aku bisa bebas dari penderitaan.

Oh iya, Jung nama keluarganya.

Keluarga tersebut juga membantuku dalam melunasi hutang daddyku. Daddy Jung berkata ini sebagai balas budi karena daddyku dulu sangat membantu perusahaan daddy Jung.

Besok aku akan dipertemukan dengan calon suamiku.

Zaman sekarang pernikahan sesama
jenis bukan lagi menjadi hal yang tabu kan?


°°°



*KRING*

"Halo mom?"

"Mark dimana? Cepat pulang, calonmu sudah menunggu!"

"Aish mom aku masih bersenang-senang, bisakah tidak mengganggku?"

"TIDAK! Cepat pulang! Kalau kamu tidak cepat kesini, mommy benar-benar tidak mau menggangap kamu sebagai anakku. CEPAT!"

*TUT*

"Aish menyusahkan sekali anak itu." Ujar mommy Jung.

Anaknya benar-benar keras kepala. Buah tak jatuh dari pohonnya, ya terkadang sifat Jaehyun mirip dengan anaknya.

"Maafkan anak mommy ya Haechan, lihat saja nanti jika anak itu muncul akan mommy marahi habis-habisan."

"e-eh tidak apa-apa mommy, aku bisa menunggu kok."

"Baiklah, Haechan mau bantu mommy di dapur? kita bisa langsung menyajikan makan malam
di meja makan."

"Ayo mommy akan haechan bantu." Haechan tersenyum lembut. Ia sudah lama tidak merasakan makan malam keluarga.


BRAK


Terdengar suara gebrakan pintu dari arah ruang tamu.

"Astaga jantungku, itu pasti Mark. Aish anak tidak tau diri, YAK MARK SINI KAU!"

Haechan dan Taeyong segera menuju sumber suara, betul saja disana sudah ada Mark dengan tatapan tajam dan menusuk melihat kearahku. Dia tampan, namun ditatapnya saja sudah
membuatku merinding.

"Ah Mark kau sudah datang, ayo kita makan malam bersama." Daddy Jung akhirnya keluar dari ruang kerjanya setelah kebisingan terdengar dari luar.

Suasana ini mencekam sekali, hanya terdengar dentingan sendok dan piring. Baik Haechan maupun Mark tidak ada yang membuka suara.

Jaehyun dan Taeyong saling lirik. Mereka tau keadaan ini sangat canggung, mengingat ini pertemuan pertama kali bagi Haechan dan Mark.

"Hmm.. Mark bagaimana kalau kamu mengajak Haechan membeli beberapa bahan makanan? di Kulkas bahannya sudah menipis. Hitung-hitung sekalian kalian mengenal satu sama lain. Haechan, kamu tidak keberatan kan?"

Bahan makanan sudah habis? huh lucu sekali. Kenapa pula harus Mark yang membeli? di mansion ini tersebar luas para pelayan yang kapan pun bisa kau suruh-suruh.

"Mom sudah aku katakan aku tidak mau! Perjodohan ini sangat konyol!"

"MARK! Ikuti saja perintah mommymu, ini yang terbaik!"

Mark meilirik kearah mommynya, tatapan mommynya seakan memohon untuk mengikuti kemauannya. Mark mengerang kesal. Ia langsung lari kearah garasi untuk mengikuti kemauan mommynya.

"u-uhm mom dad a-aku izin pergi dulu" Haechan berlari mengikuti Mark menuju garasi.

Baru ingin memanggil Mark, nyali Haechan sudah terlanjur menciut mendengar seruan Mark.

"Jangan kau dekatkan seinci tubuhmu kearahku. Aku tidak sudi berhubungan dengan namja miskin sepertimu!"

Sial, baru pertemuan pertama saja Mark sudah menolaknya.



tbc



hii!! makasihh banyak yang udh ngevote book pertama gw, baru awal cerita hihi.


Ditunggu chapter selanjutnyaa!! Jangan lupa voments

 ••Ditunggu chapter selanjutnyaa!! Jangan lupa voments

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PAIN || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang