• CHAPTER 4 •

2.1K 236 7
                                    

Berbeda dengan Mark yang menghabisi waktunya dengan perasaan penuh bahagia, Haechan menghabiskan waktunya dengan kesepian.

Ia bingung harus ngapain, suaminya belum pulang. Memang masih jam 8 malam, belum terlalu larut. Haechan memilih untuk bereksperimen di dapur, hitung-hitung menghilangi rasa bosannya.

Saat membuka kulkas ternyata persediaan bahan-bahan masakannya sudah habis, bahan-bahan pokok seperti telur, susu, sayur-sayuran sudah habis. Ia memutuskan untuk keluar sebentar ke supermarket terdekat.

Sesampainya disana ia segera melangkahkan kakinya menuju etalase bahan makanan dan segera pulang. Ia memeriksa segala kebutuhan di keranjang belanja, ternyata ada yang kurang yaitu kecap asin. Saat jalan menuju etalase kecap-kecapan ia melihat seseorang yang tidak asing.

Itu Jaemin, pacar Mark rupanya.

'Bukannya itu pacarnya Mark hyung? Mengapa mesra sekali dengan namja tinggi itu?' gumam Haechan.

Apakah Mark hyung sudah putus? Bukankah ini bagus?

Namun, firasatnya mengatakan yang lain seolah tau akan ada bencana yang menimpanya dikemudian hari.

Haechan mengabaikan firasat buruknya dan segera pergi sebelum Mark hyung sampai di duluan. Ia kan istri berbakti, ia tidak mau saat Mark hyung sampai tidak ada dirinya yang menyambut kedatangan suaminya tersebut.

Sesampainya di apartemen ternyata Mark sudah sampai. Namun Mark terlihat berbeda. Wajahnya sangat berseri, tidak lupa senyuman yang terus mengembang di wajah tampannya.

Ini aneh.

"a-aku pulang." sapa haechan

"oh, haechan! kau habis darimana?"

Tunggu, ini pertama kalinya Mark bertanya tentang kehadirannya, biasanya ia acuh sekali.
Jadi apakah benar Mark sudah putus dengan pacarnya itu?

"a-ku habis dari supermarket h-hyung" gugup.

Ia gugup ini pengalaman baru baginya berkomunikasi dengan Mark tanpa adanya suara lantang yang dikeluarkan Mark.

"hmm baiklah, kalau begitu aku ke kamar dulu" jawab Mark sambil tersenyum.

Baru ditanya seperti itu saja sukses membuat wajah Haechan merona hebat. Untuk beberapa saat ia terdiam ditempatnnya guna mencerna kejadian yang baru dialaminya. Dadanya berdegup cepat.

Bagaimana jika Mark memang benar-benar berubah?

Mungkin Haechan bisa mimisan setiap hari.

°°°

Mengingat perlakuan hangat Mark kemarin malam, pagi ini Haechan benar-benar bersemangat untuk melakukan aktivitasnya. Setelah melakukan rutinitas paginya di kamar, ia segera menuju dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya dan Mark.

Hari ini ia membuat omurice. Sederhana memang, namun ia membuatnya dengan perasaan tulus.

 Sederhana memang, namun ia membuatnya dengan perasaan tulus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PAIN || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang