• CHAPTER 18 •

1.7K 130 12
                                    

flashback on

Renjun melangkahkan kakinya menuju bawah setelah melihat pasangan yang sedang bergemul ria di kamar. Matanya memerah menahan amarah yang sudah siap untuk diluapkan. Mau tidak
mau Renjun mengambil keputusan untuk aksinya tersebut.

disaat para tamu telah pergi menuju rumahnya masing-masing, Renjun masih setia di parkiran apartemen untuk melakukan aksinya.

"Cepat kirimkan sekarang juga!"

TING! bunyi notifikasi handphone Renjun, isi pesan tersebut adalah sebuah foto Haechan yang tengah
dikepung oleh lelaki suruhan Renjun.

"Hey jangan lupa uang yang telah kau janjikan!"

"Lihat saja rekeningmu." 

Renjun tersenyum licik, ini waktunya. Renjun sudah siap di mobil untuk berjaga-jaga apabila Mark akan
turun untuk keluar karena emosinya yang tak bisa ditahan setelah melihat foto tersebut.

flashback off

Renjun dan Mark berakhir di sebuah club yang telah Renjun rekomendasikan.

Di tempat ini pula Renjun mengajak Haechan untuk bertemu, sepertinya memang Mark tidak merasa familiar dengan tempatnya karena mungkin ia baru sekilas melihat foto itu.

°°°


di sisi lain Haechan tengah meringkuk dikarpet dengan mata yang sembab, pikirannya melayang ntah kemana. Memang seharusnya Haechan memberi tahu Mark lebih awal dan menjelaskannya daripada Mark harus tau dari orang lain.

Padahal hubungan mereka bisa dibilang harmonis untuk beberapa waktu kebelakang. Haechan bingung apa yang harus ia lakukan, kini Mark pergi.

Sekedar bangun dari posisinya saja ia tidak kuat, kondisi fisiknya masih terlalu lemah untuk mengejar Mark yang pergi ntah kemana. Karena merasa lelah, akhirnya ia pun tertidur diatas karpet tipis yang tak kalah dinginnya seperti lantai dibawahnya.

°°°

"SERIUS??? Wahh aku tidak menyangka Haechan melakukan itu."

Mark mendengus, "Memang dari awal salahku, kenapa pula aku harus mepercayainya. Hah benar-benar parasit."

Tanpa sadar Renjun tersenyum kecil, dirinya membatin 'memang dia parasit diantara kita Mark'

Mark terus menenggak botol alkohol tanpa berhenti, ia tahan rasa panas dan pahit di tenggorokannya. Dipikirannya ia hanya ingin melupakan kejadian ini dan kembali seperti dulu kala.

"Hey hey Mark kau terlalu banyak minum nanti siapa yang nyetir kalau kamu mabuk eoh."

Mark mulai bergumam tidak jelas yang menandakan bahwa dirinya telah mabuk. Tipikal mabuk seorang Mark yaitu bergumam tidak jelas tidak
seperti yang lain jika mabuk akan langsung tumbang.

Memang toleransi alkohol Mark lumayan tinggi, tapi kalau sudah mabuk total Mark benar-benar tidak bisa mengingat apapun. Bahkan sekedar teman minumnya pun ia bisa tidak ingat.

"Ck yakk Huang Renjun! berikan botol itu!" Biarpun Renjun yang mengaja Mark mabuk tapi ia masih sayang nyawanya.

Renjun bisa sih menyetir jika siang hari tapi kalau malam matanya benar-benar tidak bisa memandang jalan raya dengan jelas. Lagipula Mark merupakan orang yang ia sayang, Renjun tidak mungkin membiarkan Mark mabuk begitu saja.

Rupanya mencegah Mark untuk tidak mabuk tidak semudah membalikkan telapak tangan. Renjun sudah berkali-kali mengingatkan Mark untuk minum dengan sewajarnya saja namun hasilnya nihil, Mark terus menenggak botol alkohol seperti tidak ada hari esok.

Akhirnya Renjun lelah sendiri dan ia pun membiarkan dirinya mabuk untuk kali ini.

Untungnya Renjun masih setengah sadar, ia menelpon sang supir untuk menjemput mereka berdua di club. Renjun membawa Mark ke hotel.

Ia tidak mau mengambil  resiko membawa Mark ke apartemennya karena ada beberapa anggota keluarga Renjun yang tentu saja mengenal Mark. Mencegah terjadinya pertanyaan mencurigakan Renjun membawa Mark ke sebuah hotel.

Sesampainya di hotel Renjun sedikit kesusahan membawa tubuh Mark yang jauh lebih besar darinya menuju kamar.

"Uggh Mark kau berat sekali."

Renjun menahan tubuh Mark di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya berusaha membukakan pintu kamar dengan sedikit tergesa-gesa. Tangannya sudah mulai kebas karena membawa Mark dari lobby hotel.

"Hahh akhirnya." Renjun menutup pintu dan segera menuju kasur, namun tiba-tiba

BRAK

Mark mengukung Renjun. Renjun membola, ia tidak menyangka kalau Mark masih sadar karena seingatnya Mark telah tertidur efek mabuk.

Mark mendekatkan bibirnya menuju leher Renjun dan menghisapnya dengan liar.

"M-markhh–" Renjun mengalungkan tangannya pada leher sang dominan. Renjun tentu tidak menolak perlakuan Mark.

Mengingat dirinya memang begitu obses pada Mark, kejadian ini merupakan hal yang paling ditunggu oleh Renjun. Bahkan Mark sendiri yang memulai jadi ia tidak perlu repot-repot memikirkan cara untuk mendapatkan Mark seutuhnya.


tbc




Hiii I'm back guyss setelah 3 minggu lebih ilang, sorry bikin kalian nunggu karena gw lagi uas hihi. Huhu pendek banget tumben ga nyampe 1000 lg ngestuck guys lagi uas :(




jangan lupa voments,
love y'all 💖

 Huhu pendek banget tumben ga nyampe 1000 lg ngestuck guys lagi uas :( ••••jangan lupa voments,love y'all 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PAIN || MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang