Satu setengah jam mengudara, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, yaitu perkemahan blasteran yang berlokasi di hutan kabut yang berbatasan langsung dengan muara.
Haechan merasa seperti mendarat di suku pedalaman. Ia dan kawan-kawannya memakai setelan jas kekinian macam boyband -setelan itu Jaemin temukan di clothes room yang ada di jet usai mandi. Sayangnya hanya ada tujuh pasang, membuat Doyoung mengalah pada yang lebih muda. Disamping itu memang tidak ada ukuran yang pas untuk sang kapten- , sedangkan orang-orang yang muncul dari perkemahan dan mulai menumpuk di gerbang masuk perkemahan, memakai pakaian Yunani jaman Kleopatra sambil membawa pedang, tombak atau panah di tangan.
Jeno memimpin barisan turun dari jet di ikuti yang lain dengan Mark yang berada diurutan terakhir sebagia penutup barisan.
Orang-orang yang semula waspada perlahan menurunkan senjata usai mendapati Ocean sword berada di genggaman si lelaki Lee.
Duh berasa finalis miss world. Tinggal angkat tangan didepan dada trus dadah dadah anggun sambil senyum cantik, batin Renjun.
"kalau menyentuh pembatasnya apakah kita akan mati?" tanya Chenle saat Jeno berhenti tepat di depan sebuah pohon pinus besar yang disebut 'pohon pinus Thalia'.
Pohon itu memiliki magis serupa dinding transparan yang mengelilingi perkemahan dan berfungsi melindungi perkemahan dari serangan monster buas yang menghuni hutan kabut.
"tidak sampai mati sih, hanya pingsan selam 2 sampai 3 hari." Papar Jisung berlatar pada pengalaman pribadi atas rasa ingin tahunya yang tinggi.
Beberapa saat kemudian datang seorang pria cantik bermahkota ivy. Dia lah Dionysus, Dewa yang membangun perkemahan demigod sekaligus pengelola tempat pelatihan anak manusia keturunan dewa tersebut.
Dulu para campers memanggilnya Mr. D, tapi seiring berjalannya waktu sang dewa semakin memahami literatur modern dan 'D' memiliki pengucapan yang sangat mirip dengan alat kelamin laki-laki dalam bahasa inggris-_-
Ia pun mengubah panggilannya menjadi; Ten. Selain terdengar lebih sopan, panggilan dianggap dapat mengimbangi trend dikalangan anak muda. Apalagi sang dewa setiap hari berinteraksi dengan anak-anak yang semakin ke sini semakin minim akhlaknya.
Ten berjalan cepat menghampiri Jeno dan yang lain. Tapi bukan untuk menyambut mereka, melainkan menghampiri Doyoung yang dipapah Haechan dan Jaemin.
"demi semesta! Senang sekali aku melihat mu babak belur, Hermes!"
Tanpa perasaan Ten memukul keras punggung Doyoung -nama fana dewa Hermes- yang hanya bisa meringis dan menatap tajam Ten yang cengengesan senang bisa memukulnya.
"jadi begitu ya." ucap Haechan tiba-tiba hingga menarik atensi kawan-kawannya serta dua dewa yang sedang temu kangen, -meski yang dilakukan Ten pada Doyoung lebih mirip penyiksaan terhadap pasien korban pengeroyokan daripada temukangen-
Sejak awal Haechan menyadari ada kejanggalan, akan tetapi huru hara yang terjadi membuatnya urung untuk bertanya.
Dimulai dari Doyoung yang tiba-tiba datang membawanya keluar dari markas, berkata mereka perlu menemui Mark untuk keperluan penyelidikan yang ternyata agent khusus pemerintah itu sedang di kejar monster.
Usai Mark bergabung, Doyoung menghentikan mobil disebuah gang. Memperlihatkan pada Haecha dan Mark pergerakan para Minatour yang berlarian menuju sekolah yang mana disana ada Renjun, Jeno, Jaemin, Chenle dan Jisung yang terdesak oleh para makluk mengerikan.
Soal cidera, Doyoung sepertinya sengaja mengumpankan diri agar diserang monster yang membuatnya terluka parah didepan gerbang masuk sekolah, sehingga Mark dan Haechan harus memutar otak untuk kabur dari kejaran monster yang pada akhirnya mempertemukan mereka dengan Renjun dan Jaemin yang juga terdesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Son of God : Noren (ft nctship)
FanficPetualangan tujuh anak manusia setengah dewa melepaskan segel yang membelenggu pilar penghubung tiga dunia demi menyelamatkan bumi dari jajahan monster ganas, serta terkuaknya dendam seorang manusia setengah titan atas kematian ibunya. Tokoh/Karakte...