Malem jum'at nih, uhuyy. Dari pada nge-gabut mending baca lanjutannya aja yuuu. Happy Reading gaiseu😄
Jangan lupa votment yhaaa!
Awas aja kalian kalo ga votment😑
●●●
FLASHBACK ON!
Arjuna berjalan ragu memasuki ruang kepala sekolah, ia disambut oleh pak Agung yang sedang duduk sembari menyesap kopi hitam. Kepala sekolah SMA Garuda Bangsa itu merapihkan jasnya, mempersilahkan Juna duduk."Duduk Jun" tutur Pak Agung
Arjuna mendudukan pantatnya dikursi yang berhadapan langsung dengan Pak Agung, "Iya pak." Manik Lelaki itu menilik setiap sudut ruangan. Ia terpaku melihat lukisan bunga daisy yang tampak indah, menempel sempurna di dinding ruangan bercat biru langit. Matanya beralih pada jendela disamping yang memiliki sela-sela yang terbuat dari besi dengan ukiran-ukiran unik dipermukaannya. Gorden putih terbang tertiup angin dari luar.
Pria paru baya itu berdehem singkat, menegakan tubuhnya."Ekhem, jadi kamu benar-benar serius ingin pindah ke kelas unggulan Juna?"
"Saya serius pak, benar-benar serius!" Tegas pria itu, menatap manik kelam pak Agung. Jujur saja ia merasa sedikit takut saat ini, wajah pak Agung terlihat lebih seram dari yang biasanya ia lihat. Alis tebalnya juga menukik tajam, hal itu membuat wajahnya jauh terlihat lebih seram.
Teman ayah-nya itu memiringkan wajahnya, bertopang dagu."Hmm, kamu tahu kan untuk masuk didalam kelas unggulan itu tidak akan mudah. Kamu harus menjalani seleksi terlebih dahulu." jelas Pak Agung.
"Tentu saya tahu pak, lagipula saya juga sudah mempertimbangkan hal itu jauh-jauh hari." Jawab Juna
"Aah ya...sebelum itu saya ingin tahu apa alasan kamu ingin pindah ke kelas unggulan?"
Mati gue, batin Arjuna merutuki dirinya sendiri. Lelaki itu memejamkan matanya, mencoba menenangkan diri-nya agar tidak terlalu gugup.
"Saya ingin belajar lebih baik di kelas unggulan pak. Karena dikelas unggulan fasilitasnya lebih memadai, dan pembelajarannya juga lebih baik dari pada kelas yang lain. Juga Jam pelajaran yang lebih banyak." Jelas Arjuna.
Pak Agung tersenyum simpul,"Bagus kalau kamu sudah punya keinginan untuk menjadi lebih baik lagi."
"Kamu tidak perlu melakukan seleksi" sambungnya
Lelaki bernama Arjuna itu melebarkan matanya. "Beneran pak?!"
"Ya, tapi sebagai gantinya kamu harus ada di rangking lima besar saat UTS semester dua nanti. Bagaimana? Kamu mampu?!"
"HAH?!"
"Kenapa? Sudah menyerah? Merasa tidak mampu kamu?" Tuduhnya tersenyum remeh.
Lelaki muda itu menggeleng ribut,"Enggak pak. Insyaallah saya mampu, saya akan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh!" Tekadnya.
"Nah begitu dong, saya suka semangat kamu"
"A-ah iya pak, terima kasih" balasnya setengah terbata-bata.
"Oh iya, Papa mu sudah tau?"
"Belom pak hehe, tapi nanti mau saya kasih tau kok"
Pak Agung menganggukan kepalanya, berucap, "Ya, Papamu harus tau"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET RIVAL | Choi Yeonjun
Teen Fiction❝ Keingin tahuan yang berujung timbulnya sebuah rasa.❞ Semua ini berawal dari rasa penasaran Arjuna akan sosok Shaluna yang maju didepan saat upacara kala itu. Raut wajah gadis itu tak tertebak, seperti es yang beku. Wajahnya begitu datar bagaikan t...