BAGIAN LIMA

21 3 1
                                    

Hari minggu ni, besok udah senin aja perasaan cepet banget. Untung libur wkwk, tapi deg-degan juga soale besok penerimaan rapot hadehh. Dahlah itu aja curhatnya. HAPPY READING GAISEU, I WUF U<3

●●●

Arjuna, Nathan dan Kamal―ketiganya kini tengah berjalan santai menuju halte bus didepan sekolah. "Lo ngelamunin apaan tadi?" tanya Nathan.

Kamal yang kini tengah berjalan sembari berkirim pesan dengan kekasihnya lantas menghentikan gerakan tangannya, "Emang tadi dikelas Juna ngelamun yak?" menyahut bingung.

Nathan membalas, "Elo mah sibuk nge-game mulu, mana denger lo pas Juna ditegur sama bu Sopiah" ia memutar matanya malas.

"Gu-gue ngelamunin cewek yang dapet juara olim bulan lalu" tutur Arjuna setengah terbata, ragu untuk menjawab.

Mendengar ucapan Arjuna, Kamal reflek berjalan kedepan menghadang kedua temannya. "Juara olim? Maksud lo Shaluna? Murid kelas unggulan itu kan? Yang sekelas sama Ayun." tanya-nya bertubi-tubi

"Ya itulah, siapa lagi coba" sahut Arjuna

"Ayun sapa dah? Baru tau gue ada murid Garuda Bangsa yang namanya Ayun" tanya Nathan

Kamal tertawa terbahak-bahak hingga ia lupa caranya berdiri. "Hahaha, lo gatau Ayun?"

"Kaga!"

Arjuna memandang usil lelaki mungil itu. "Lola lo, Loading lama. Ayun aja gatau" ledeknya

BUGH

Nathan memukul kepala belakang Juna keras. Yang dipukul malah ikut tertawa terbahak-bahak bersama Kamal. "Ngeselin lo! Tapi seriusan dah Ayun sapa ini?"

"Ayang Yuna lah! Pacar kesayangan gue" ujar Kamal bangga, menepuk-nepuk keras dadanya.

"Saik lo pada! Gue kira apaan."

Si mungil Nathan memutar  bola matanya malas, terbesit rasa sesal dihatinya ketika tahu jawaban-nya. Lihat! Sekarang kedua teman laknat nya itu tengah tertawa terbahak-bahak, dengan mulut yang menganga lebar menertawakan dirinya. Gue sumpahin keselek tai burung mampus lu pada, batinnya. Lantas menahan tawa saat membayangkan hal itu terjadi.

****

Arjuna berlari secepat kilat menuruni tangga, menghampiri anggota keluarga lainnya yang tengah bersantai di ruang keluarga. Sepulang sekolah ia langsung tertidur pulas diatas kasur empuknya. Sebab tadi, saat pulang sekolah menaiki angkutan umum ia terhimpit oleh bapak-bapak yang membawa dua ayam ditangannya dan ibu-ibu yang membawa belanjaan.

Sialnya lagi, salah-satu ayam milik bapak-bapak itu buang kotoran dipahanya. Bau kotoran itu sangat menyengat, hingga membuat ibu-ibu disampingnya menatap prihatin padanya. Saat sampai dirumah, ibunya lantas mengomelinya habis-habisan, lalu membuang celana seragamnya ke tong sampah. Hari ini adalah kali pertamanya ia menaiki angkutan umum dan sekaligus menjadi pengalaman pertama yang bisa ia sebut buruk, tidak! Sangat buruk. Doakan saja agar Arjuna tidak kapok menaiki angkutan umum lagi. Jangan lupakan semoga saja motornya bisa cepat diperbaiki agar dia tidak harus naik angkutan umum lagi.

"BUN PAH...JUNA MAU PINDAH KE KELAS UNGGULAN!!!" teriak Juna didepan anggota keluarganya.

Adik Juna, Andini terkaget hingga terjengkang kebelakang kursi. Untung saja lantai rumahnya itu dilebari karpet, jadi badan adiknya itu tidak terlalu terasa sakit.

Sedangkan Papahnya menatap bangga anaknya, pria paru baya itu berdiri dari duduknya menghampiri anak lelakinya. Dia menepuk-nepuk punggung Arjuna, lantas membuat Arjuna tersenyum girang. "Akhirnya kamu sadar juga Juna" ungkap Aditya, ayah Juna.

Tak jauh beda, sang ibunda memeluk erat tubuh anaknya. Ia bahkan hampir saja menitihkan air matanya haru. Wanita itu amat teramat bahagia mendengar pengakuan anaknya, inilah yang ia tunggu-tunggu selama ini. Dia ingin anaknya berjalan dijalan yang tepat, sayang sekali jika kecerdasan anaknya ini tidak diasah dengan baik.

Arjuna itu anak yang sangat susah diatur, ia hanya melakukan apa yang ia mau. Dari dulu dia tidak ingin masuk dikelas Unggulan, bosan katanya. Ribuan bujukan sudah ia lontarkan pada anak itu, dari yang di iming-imingi mainan sampai di iming-imingi mobil milyaran. Tak ada satu pun penawaran yang diterima Arjuna kala itu. Hingga sekarang, anaknya itu mengungkapkan keinginan nya yang merupakan harapan dari keluarganya.

PROK PROK PROK

Andini mendekati Kakak dan ibunya yang tengah berpelukan. Ia bertepuk tangan ribut, membulatkan mulutnya setelah menyadari ungkapan kakaknya tadi. Tak disangka-sangka, akhirnya sang kakak bertobat juga ke arah jalan yang benar.

"Woahh! Asik kak Ajun udah tobat" celetuk gadis yang masih SMP itu.

"Tobat-tobat apa hah? kamu kira kakak berbuat jahat apa! Dasar monyet!" sungut Arjuna, lantas melepas pelukan sang bunda.

"Arjuna" desis sang ayah, bersedekap dada. Menatap tajam Arjuna.

Mengubah raut wajahnya menjadi lebih berseri-seri dengan cengiran bodohnya. Mengangkat kedua tangannya keatas, menatap polos ayahnya.

Sang adik mau tak mau tertawa melihat perubahan wajah kakaknya itu, dasar tukang drama.

●●●

THANK FOR READING
SEE U DI NEXT CHAPTER BYE-BYE👋

SWEET RIVAL | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang