BAGIAN SEPULUH

11 1 0
                                    

Malem semua, hari ini aku lagi mood update. So, ayooo baca dan ramein part sepuluh iniiii-!

Happy reading ya gaiseuuu💜







JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAAAA!!!



●●●

Jadwal Kelas IPA 3 hari jum'at ini cukup singkat, mereka hanya memiliki dua mata pelajaran. Mata pelajaran yang pertama ada olahraga atau biasa mereka sebut penjas.

Kelas itu kini terlihat sangat gaduh, sebab pertikaian antara dua kubu yaitu kubu laki-laki dan perempuan. Mereka saling berebut waktu siapa yang ganti baju dikelas terlebih dahulu.

Kubu laki-laki tak ingin mengalah, sama halnya dengan kubu perempuan yang keras kepala. Kedua kubu itu saling tunjuk, menyuarakan isi kepala mereka satu sama lain. Ada yang marah, ada yang kesal, ada pula yang cuek.

Saat suasana kelas yang sedang panas-panasnya, Kamal mulai jengah dengan perdebatan ini. Sekelebat ide terlintas dikepalanya. "SSSSTOP!!!" Ucap Kamal mengangkat kedua tangannya kedepan. "Mending kita ganti baju bareng aja"

Kubu lelaki beberapa orang menyetujui saran Kamal, ada pula yang bergidik ngeri dengan saran tersebut. Beda lagi dengan kubu perempuan yang sudah mulai tersungut sebab saran Kamal yang menurut mereka tak masuk akal.

Salah satu perempuan disana maju ke depan Kamal. Wajahnya terlihat garang karna mata perempuan itu yang melotot serta alis yang naik keatas. "Heh Kamal! Lo gila ya? Mau gue sunatin lagi lo hah?" semburnya.

Kamal langsung saja menatap bagian bawahnya, lalu bergidik ngeri menatap wajah perempuan itu. Kamal berucap, "Janganlah anjir, sekali seumur hidup ini."

Perempuan itu menatap sengit Kamal, "Sekali seumur hidup...lagak lo. Kalo ngasih saran tuh yang masuk akal dong!!!" Dengusnya kesal.

Kamal meremat-remat rambutnya kasar, "Ya Tuhan, Sisil...Itu udah saran yang menurut gue paling masuk akal keles!!!" sahutnya berkacak pinggang.

Perempuan bernama sisil itu semakin maju kedepan Kamal, kedua tangannya sudah terkepal kencang. Dadanya naik turun sebab kesal. "Dasar stress, ogah gue ganti baju dikelas. Yok lah kita ke ruang tari, ganti baju disana aja." Wanita itu menghardik Kamal, lantas berbalik dan mengajak yang lain pergi.

Para perempuan disana langsung mengikuti langkah Sisil yang memimpin mereka, menurut mereka Sisil adalah pemimpin. Karna ia adalah perempuan yang paling berani dengan lelaki dikelas ini, jadi mereka secara tidak langsung selalu mengikuti arahan perempuan itu.

Salah satu dari mereka yang masih disana menatap geli para lelaki diruangan itu. "Ogah gue ganti baju bareng cowok-cowok kek mereka ini hiii" tutur perempuan itu, yang langsung membuat para lelaki yang ada disana geram.

"Lo pikir gue mau hah? Ogah kali, ntar lo liat-liat badan gue lagi ewh!" Sahut salah satu lelaki disana.

Perempuan itu lantas mendelikan matanya. Namun tak terlihat menyeramkan, bagi mereka mata perempuan itu jadi terlihat lucu karna matanya yang sipit. "Cari mati lo?" Ucap perempuan itu, murka.

"Kagak tuh"

"LO ANJING!" Teriak perempuan itu, hingga terdengar sampai keluar kelas.

Sisil yang tadinya berada diluar kembali masuk kedalam kelas, menghampiri temannya itu.

"Udah ah yok, keluar dari kelas" ajaknya pada perempuan itu.

Perempuan itu langsung merubah mimik wajahnya ceria. "Ayok, byee semua hihihi" pamitnya dengan tawa yang menyeramkan.

Para lelaki disana lantas menyoraki perempuan itu. "WOY RIYA, GAUSAH KETAWA LO!!! CREEPY TAU GAK!!!" teriak Kamal, membuat Nathan dan Arjuna yang ada disampingnya berjengit kaget sebab suaranya yang kencang.

"HIHIHIHIHI"

****

Jam pelajaran Olahraga baru saja selesai dan akan disambung nanti setelah jam istirahat. Semuanya langsung berpencar ke mana-mana, mencari tempat istirahat yang nyaman.

Seperti halnya dengan Arjuna, Nathan dan Kamal. Kini mereka berdua duduk lesehan dipinggir lapangan. Sedangkan Kamal memilih rebahan diatas rumput, dengan paha Nathan sebagai bantalan kepala.

"Ntar pulang sekolah sabi lah mampir kerumah gue, disuruh bunda les bareng." Ucap Arjuna, memecah keheningan.

Mendengar ucapan Arjuna, Kamal langsung merubah posisinya menjadi duduk disamping Nathan. "Les? Dirumah?" tanya Kamal.

Yang ditanya menganggukan kepala, "Iya, bunda manggil guru kerumah. Biar gue gak perlu keluyuran katanya" jawab Arjuna.

Nathan menolehkan kepalanya pada Arjuna. "Ada makanan gak?" tanyanya.

"Dua kulkas siap buat lo" jawab Arjuna, membuat Nathan melebarkan mulutnya.

"Ooh, okelah kalo gitu. Tapi jangan lupa siapin makanan yang banyak"

"Makan mulu lo" sahut Kamal, menatap sinis Nathan.

"Makan for life"

"Hilih mikin fir lifi" cibir Kamal, memonyong-monyongkan mulutnya.

Melihat hal itu Arjuna lantas menggelengkan kepalanya. Tertawa kecil menanggapi pertikaian mereka berdua.

Pertikaian itu berakhir dengan Nathan yang sudah akan menumpahkan air matanya. Begitulah Nathan, dia itu tipe orang yang menangis saat merasa sangat kesal. Melihat hal itu Kamal langsung meminta maaf.

Kamal mengalihkan pandangannya pada Arjuna. "Eh gue abis ini mau ke kelas unggulan, Yuna lagi sakit." ucap Kamal. "Mau ikut gak lo? Kalo Nathan udah pasti ikut, lo gimana Jun?"

Nathan juga mengikuti Kamal, menatap tanya Arjuna.

"G-gak, gue mau ke perpus nanti"


●●●

Thank you for reading guys. Aku harap kalian suka cerita yang aku buat, see you next chapter yash👋

SWEET RIVAL | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang