BAGIAN SEMBILAN

16 1 0
                                    

Gatau kenapa mood update ku tiba-tiba ilang selama berminggu-minggu. Alhamdulillah hari ini lagi seneng jadi ya mau up aja wkwk. Okeh, gausah lama-lama langsung aja cus baca!!!















Et...
Jan lupa vote dong, komennya juga sekalian!














Saia maksa nii.




















***

Saat semua jam pelajaran habis atau sebut saja sekolah sudah berakhir. Arjuna langsung melangkah pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang masih membereskan alat tulis.

Dia berjalan cepat menuju ke kelas unggulan. Arjuna mengintip-intip keadaan dalam kelas dari kaca jendela. Kelas itu sudah sepi tanpa adanya manusia didalamnya, mungkin semua sudah pulang.

Arjuna, ia masuk perlahan ke dalam kelas, kepalanya menoleh kekanan, ke kiri dan kebelakang berjaga-jaga bila ada orang yang melihat kegiatannya.

Pandangannya tertuju pada papan pengumuman yang ada dikelas. Ia mencari letak meja Shaluna di denah kelas yang tergambar di papan itu.

Meja Shaluna ternyata berada tepat didepan meja guru. Tempatnya itu tampak strategis untuk murid cerdas seperti gadis itu. Arjuna berjalan memutari meja itu, tangannya membelai setiap sisi meja.

Lelaki itu lantas mendudukan pantatnya dikursi. Lalu menundukan kepalanya mengecek laci meja, tangan kanannya juga ikut serta merogoh-rogoh laci. Tak lama tangannya merasakan benda keras di dalam sana. Lantas mengeluarkan tangannya. Ah! Jepit rambut ternyata, batinnya saat melihat benda itu ditangannya.

"Ini pasti jepit rambut punya cewek itu" gumam Arjuna seraya membolak-balikan jepitan itu.

"Cewek itu pasti maniak bunga Daisy" Arjuna masih dengan kegiatannya yang memandangi jepit rambut seraya di bolak-balikan. Tanpa menyadari atensi seseorang yang tengah berdiri tegak di depan pintu, seraya memandang curiga Arjuna.

"Ngapain lo disini?"

Arjuna terkesiap, lantas membalikan tubuhnya. Kedua tangan ia sembunyikan kebelakang tubuhnya.
"Ga-gak, maksudnya cuman ini...ah apa namanya? Gue gak sengaja lewat aja tadi." balas Arjuna tergagap, menatap cemas lelaki didepannya itu.

Lelaki itu berjalan kearah Arjuna agar lebih dekat. Lelaki itu menatap selidik Arjuna, lantas menghedikan bahunya acuh. "Oh" sahutnya nampak tak perduli dengan alasan yang diucapkan Arjuna.

Hal itu langsung membuat Arjuna menghela napas lega."Lah elo sendiri kenapa masih disini?" tanyanya.

Lelaki itu mengangkat sapu yang ada ditangan kanannya. "Piket" jawabnya singkat dengan nada yang datar.

Arjuna membulatkan mulutnya sebagai jawaban. Kemudian ia memutar otak, mencari alasan agar dapat keluar dari sini. Rasanya sangat canggung disini, sebab Theo―lelaki itu memang tak banyak bicara.

"Eh gue pulang duluan yak, udah mau sore" pamitnya pada Theo. Lelaki pendiam itu tengah menyapu lantai kelas, sembari membenarkan letak meja dan kursi.

Theo hanya menganggukan kepalanya, tanpa ingin bertatap wajah dengan Arjuna.

Setelah mendapat jawaban dari Theo, Arjuna langsung berjalan cepat keluar dari kelas. Ditangan kanannya ia masih membawa jepit rambut yang ia temukan tadi, mungkin akan Arjuna kembalikan kepada pemilik aslinya nanti saat dirinya sudah berhasil pindah ke kelas unggulan.

Mengingat akan suatu hal Theo lantas berlari keluar kelas mengejar Arjuna. Lelaki itu menarik tangan Arjuna kedepan wajahnya. Hal itu membuat Arjuna hampir melayangkan bogeman mentah pada Theo yang mengagetinya.

SWEET RIVAL | Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang