Assalamualaikum semua. ( kalau ga jawab dosa!"
Gausah kelamaan basa basi, cus vote dan komen part ini. Aku yakin kalian itu tau cara untuk menghargai penulis.
So happy reading!
Sebelum itu kalian bisa...
SPAM NAMA ARJUNA!!!
SPAM NAMA SHALUNA!!!
●●●
Keesokan harinya Arjuna kembali mendatangi perpustakaan dengan harapan Shaluna ada disana. Karena tak tau kenapa sejak kemarin ia tidak bisa tidur dengan tenang, dia berpikir mungkin karena dirinya tidak melihat Shaluna diperpustakaan kemarin.
Hari ini dia datang seorang diri, tentu saja ia tidak akan mengajak Kamal dan Nathan lagi.
Dia takut jika mereka berdua bukannya menemaninya malah mengejek dirinya dengan berbagai pertanyaan. Sudah cukup badannya pegal-pegal karna tertimpa buku kemarin, ia tak mau mengulanginya lagi.
Oh, ya! Jangan lupakan Kamal dan Nathan yang bukannya membantu malah berdiri diam melihati dirinya yang tertimpa buku. Belum lagi omelan bu Mariam yang membuat telinganya sakit. Sungguh sial sekali dirinya ini.
Arjuna meminta ijin ke kamar mandi sebagai alasan untuk membolos kali ini. Seharusnya hari ini hujan deras, jadi dia bisa pergi tanpa harus ijin terlebih dahulu. Arjuna yakin pasti kedua sahabatnya itu langsung curiga atau mungkin juga mereka sudah tau niatnya.
Lelaki itu membuka pintu perpustakaan, kepalanya menoleh ke kanan dan kekiri melihat keadaan didalam sana. Bagus, perpus sepi artinya aman, batinnya senang.
Dia masuk, lantas menutup pintu itu dengan perlahan agar tak menimbulkan suara yang menggangu.
Dia melangkahkan kaki nya ke sekeliling, seraya mengedarkan matanya menilik setiap sudut ruang. Setiap bilik di perpustakaan sudah ia lewati, tetapi belum ada tanda-tanda apapun dari seseorang yang kini tengah ia cari.
Arjuna menghembuskan nafas kasar, "Dia gak ke perpus lagi? Kemana sih?" tanyanya pada angin.
"Hah...alamat dah gak bisa tidur lagi malem ini!" Menolog Arjuna. Lelaki itu mendudukan pantatnya dikursi yang disediakan. Kedua tangannya meremat-remat pucuk rambutnya lalu mengacaknya dengan rasa kesal.
KRIET
Suara pintu yang dibuka membuat Arjuna meninggalkan kegiatan yang ia lakukan sejak tadi. Atensinya beralih pada sosok yang sedang menutup pintu dengan perlahan.
Semoga yang dateng itu Shaluna, gue mohon! Batinnya penuh harap akan kehadiran seorang Shaluna. Arjuna menatap harap pada gadis yang datang itu.
Gadis itu lantas membalikan tubuhnya, yang berhadapan langsung dengan Arjuna. Mereka hanya berjarak beberapa meter saja, jadi sudah dipastikan gadis itu nelihat atensi Arjuna.
Gadis itu tersenyum manis pada Arjuna, "Selamat pagi" sapanya pada pria itu. Yang disapa hanya membalas dengan anggukan kepala. Lantas berlalu begitu saja melewatinya.
Arjuna menundukan kepalanya lesu, harapannya tak terwujud. Yang datang bukanya Shaluna, namun gadis lain yang ia tak kenal asal usulnya. Dia sudah pasrah, mungkin dirinya memang tidak di ijinkan untuk bertemu Shaluna.
Lelaki itu memandang jam tangan yang melingkar sempurna di pergelangan tangannya. Kini sudah hampir setengah jam ia berada di perpustakaan. Dia harus segera kembali ke kelas sebelum bu Sofi dan kedua temannya itu curiga padanya.
Arjuna lantas merapihkan pakaian yang ia gunakan, lalu berjalan kearah meja yang digunakan bu Mariam―si penjaga perpustakaan. Dengan niat hendak menyapa sebentar sebelum pergi.
"Pagi bu Mariam" sapanya ramah.
"Pagi, ngapain kamu kesini Jun? Mau cari Shaluna lagi?" tanya bu Mariam.
Lelaki bernama Arjuna itu tersenyum kikuk mendengar pertanyaan dari bu Mariam. Tepat sekali!
"Bu Mariam kok tempe sih? Keturunan cenayang ya?" jawabnya dengan sedikit candaan.
"Cenayang apanya? Memang kamu gak sadar, kemaren kalian bertiga kalau debat kayak pakek tenaga dalam saja. Sampe-sampe suaranya kedengeran dari luar." beber bu Mariam.
Arjuna menutup mulut dengan kedua tangannya, seolah-olah kaget seraya membulatkan matanya. "Woah! Keren ya bu? Saya bisa pake tenaga dalam, apa perlu saya berguru digunung juga biar bisa dapet ilmu yang lebih?" balas lelaki itu dengan candaan yang aneh.
Wanita paru baya itu hanya tertawa kecil, lalu mendorong-dorong punggung muridnya itu kedepan. "Aneh-aneh saja kamu ini! Sudah sana kembali ke kelas, atau saya laporkan ke wali kelasmu!" perintah bu Mariam.
Arjuna lantas terkekeh kecil, sedikit menolehkan kepalanya ke arah bu Mariam. "Hahah...jangan dorong-dorong dong bu, nanti saya rasengan pakek tenaga dalam mau?" tanya nya.
Disaat itu juga bu Mariam langsung meraih sapu yang ada di samping mejanya. Sapu itu diangkatnya ke udara seakan-akan sedang bersiap-siap untuk dilemparkan.
Arjuna yang melihat itu langsung berlari terbirit-birit, sambil tertawa terbahak-bahak seraya memegang perutnya yang kram akibat tertawa terlalu kencang.
Sedangkan wanita paru baya disana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah murid itu. Kemudian ia kembali berkutat dengan kegiatan yang dilakukannya tadi.
●●●
Thank you for reading guys. I hope u like it.
Ayo spill, di jam berapa kalian baca part ini?
See you di next chapter ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET RIVAL | Choi Yeonjun
Teen Fiction❝ Keingin tahuan yang berujung timbulnya sebuah rasa.❞ Semua ini berawal dari rasa penasaran Arjuna akan sosok Shaluna yang maju didepan saat upacara kala itu. Raut wajah gadis itu tak tertebak, seperti es yang beku. Wajahnya begitu datar bagaikan t...