BAB 23

21.1K 2.9K 135
                                    

“Oh, Alyena! Wajahmu terlihat sangat cerah hari ini.” Alyena hanya bisa membalas ucapan ratu dengan senyum kaku. Gadis itu kembali memotong dagingnya sesekali mencuri pandangan Hugo. Raut waja pemuda itu tampak masam.

Ratu terus memuji Alyena, membuat telinga gadis itu kepanasan. Alyena merasa hawa tidak enak dari sebelahnya. Hugo, lelaki itu menatap tajam ratu, seakan ia tidak suka dengan keberadaan wanita itu.

“Yang Mulia, dimana Fin?” Alyena baru menyadari ketidak beradaan anak kecil itu. Raja dan Ratu saling bertatap. Terdengar isakan dari Ratu, Alyena menyerngit heran.

“Penyakit Finn semakin parah, a-aku tidak tau harus berbuat apa.” Ratu menghapus air mata yang jatuh ke pipinya. Raja mengelus-elus punggung Ratu, sambil mengatakan sabar kepadanya.

“Bukankah Kau seharusnya menjaga Finn?” Tanya Hugo dingin. Ratu terdiam. Semua mata tertuju pada Hugo. Pertanyaan Hugo terdengar tidak sopan namun ada benarnya juga.

“Hugo!” Teriak Raja. “Apa aku hanya bertanya.”

Dengan santai, ia kembali menyuapkan sepotong daging ke muutnya. Raja menghela nafas. Alyena tersenyum canggung, tak tahu harus berbuat apa.

“Apa yang terjadi pada Finn, Yang Mulia?” Alyena membuka suara.

“Kemarin ia terus terbatuk-batuk, setelah aku memberikan Finn obat, penyakitnya malah makin parah. Bahkan tadi malam ia memuntahkan darah.” Ratu kembali menangis dengan kencang.

Alyena memilih untuk lanjut menyantap hidangannya walau ia merasa khawatir dengan Finn. Isak tangis Ratu pun sudah berhenti, tampaknya wanita itu juga sudah selesai menyantap makanan yang ada.

Raja dan Hugo sudah selesai makan. Raja dan Ratu mulai berbincang-bincang ringan.

“Sehabis ini, saya ingin mengunjungi Finn.”

“Jangan!” sanggah Ratu dengan cepat. Alyena terkejut dengan respon Ratu yang tak terduga itu. Hugo melirik sedikit, sedikit tertarik.

“M-maksudku, Finn baru saja istirahat, lagi pula aku takut Kau juga akan terkena penyakitnya, Alyena,” Jelas Ratu dengan mata yang memerah menahan tangisnya. Alyena
hanya curiga mengiyakan saja, walau ia sedikit curiga.

“Hugo, aku berencana untuk mengirimu ke Kerajaan Velton sebagai perwakilan,” Sahut Raja

Sebelum Raja melanjutkan ucapannya, Hugo memotong dengan cepat.

“Baiklah.”    

“Bagus kalau begitu. Ini kesempatan kalian berdua untuk berlibur.” Raja memasang tampang senangnya.

Setelah berbincang sebentar, satu-persatu orang yang ada diruang makan mulai keluar. Alyena keluar keluar dari sana bersama dengan Hugo.

Hening, tidak ada perbincangan diantara mereka.

“Gila,” Gumam Alyena, tidak tahan dengan tekanan yang ada. Hugo kebinggungan, ia sedang memikirkan topik agar bisa berbicara dengan Alyena.

“Ah ya, Alyena.” Merasa namanya disebut, Alyena menoleh.

“Apakah kau mau minum teh bersamaku?” Tanya Hugo malu-malu.

ASRAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang