part 10 : persiapan

404 50 3
                                    

Tokk, tokk, tokk.

"Wah, wah, wah. Sepertinya calon mertuamu sudah datang." Goda Jisso sembari menyikut pelan lengan Adiknya, kekehan kecil terdengar dari mulut Seokjin yang sedang bermain PlayStation bersama Taehyung.

Jennie mendengus, menatap tajam bola mata wanita itu. "Iri?"

"Sama sekali tidak."

Ibunya melangkah mendekati pintu lalu dengan segera membuka knop pintu itu. Dia tersenyum senang saat bertatapan langsung dengan si tamu. "Silahkan masuk Nyonya Yoon." Sambutnya terdengar ramah mengambil langkah menyamping agar tamu itu bisa berjalan masuk kedalam.

"Tidak usah memanggil Nyonya. Sebentar lagi'kan kita akan menjadi besan." Jawab tamu itu yang tidak lain adalah Ibunya Suga. Jennie sangat mengenalinya.

Ibunya tertawa lirih mendengar ucapan wanita paruh baya itu. "Kau benar. Silahkan duduk."

Ibu Suga duduk disofa panjang yang berada di ruang tamu, disusul oleh Ibunya yang duduk di single sofa. Mereka berdua saling berbincang dan tentu Jennie sudah tahu apa yang mereka perbincangkan. Sedangkan dirinya sendiri berada di ruangan yang bersebelahan dengan ruang tamu, ditemani Jisso.

"Kurasa Yoongi tidak ikut kemari." Celetuk Jisso membuat Jennie sedikit tersentak, dia tahu kalo perhatian Adiknya tertuju pada pembicaraan orang tua meraka.

Jennie membenarkan posisi duduknya, kembali memperhatikan permainan yang sedang dimainkan Seokjin dan Taehyung. Ia tidak menggubris ucapan Jisso tadi.

Jisso merengut, merasa dicuekin.

"Ahh, Mianhae." Suara pria bernada dingin dan berat itu tiba-tiba terdengar dari ruang tamu. Perhatian Jennie serta Jisso kembali tertuju pada ruangan itu.

Kedua wanita itu kembali memfokuskan indra pendengarannya. Ibunya dan Nyonya Yoon kembali berbincang, ditambah dengan kehadiran Suga yang sesekali ikut berbicara.

"Apa yang mereka bicarakan?" Tanya Jennie penasaran. Suara yang ia dengar samar-samar, tidak begitu jelas hingga dirinya tidak terlalu tahu apa yang tengah dibicarakan Ibunya. Ia hanya bisa menebak, kalo yang dibicarakan kedua wanita paruh baya itu adalah tentang persiapan pernikahannya.  Tapi itu hanya tebakannya saja.

Memang awalnya Jennie bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Ibunya dan Nyonya Yoon, namun sejak Suga datang, semuanya terdengar samar-samar. Ia kesulitan untuk menguping pembicaraan itu.

"Kurasa mereka membicarakan tentang dirimu." Balas Jisso yang sebenarnya tidak tahu juga. Mereka berdua kembali menyimak pembicaraan meskipun terdengar tidak jelas.

"JENNIE KIM!!!"

Pemilik nama itu terkejut mendengar teriakan Ibunya sendiri. Matanya menoleh ke Jisso, melemparkan pertanyaan yang hanya dibalas dengan angkatan bahu. Jisso berucap untuk membalas tatapan Jennie, "Sudah. Sana samperin aja."

Jennie pasrah. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Ibunya. "Nee, ada apa Eomma?" Tanyanya setelah berada diruang tamu. Semua pasang mata yang berada diruangan itu langsung menatapnya, kecuali Suga.

"Kau cepat bersiap-siap. Kita akan pergi ke butik untuk memilih gaun pengantinmu." Ujar Ibunya, Jennie memasang wajah datar.

Rasanya sangat malas untuk melakukan itu. Bahkan ia berniat untuk pergi berjalan-jalan dengan kedua Kakaknya hari ini. Namun Ibunya merusak semuanya. Ia mendesah malas, mau tak mau berjalan menuju kamar untuk bersiap-siap.



"Kau ingin gaun pengantin berwarna apa?" Tanya Ibunya yang sejak tadi memeriksa satu per satu gaun pengantin yang berada didalam butik itu. Jennie hanya mengekorinya dari belakang, matanya menatap malas setiap benda yang dilihatnya.

ABNORMAL Boy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang