part 3 : Min Yoongi

670 70 10
                                    

Jennie menelan bagian makanan terakhirnya yang berada didalam mulut. Pandangannya serius mengarah pada wajah Lalisa, seperti ingin menanyakan sesuatu.

Lisa yang mendapati tatapan aneh dari Jennie langsung memberhentikan kunyahan nya. " Ada apa? Apa ada yang salah?" Tanya Lisa bingung

" Em, engga ada. Cuma aku pen tanya aja."

" Hum." Lisa menaikkan sebelah alis. " Mau tanya apa? Katakan saja." Sambungnya mulai kembali mengunyah

" Kau mengenal pria yang duduk disebelahku?"

" Maksudmu Suga?"

" Bukan. Namanya Yoongi, pria dingin yang duduk disampingku itu tuh." Jennie berbicara dengan nada pelan.

" Iya. Dia Suga, nama aslinya Min Yoongi. Oleh karena itu guru memanggilnya Yoongi. tapi dia terkenal dengan nama Suga. Dia merupakan salah satu orang yang berpengaruh disekolahan ini." Tutur Lisa padahal mulutnya masih penuh dengan makanan.

" Oh. Kulihat dia itu sangat dingin, bahkan dia tidak pernah tersenyum saat jam belajar tadi."

Lisa membunyikan jari tengah dan ibu jarinya hingga terdengar bunyi, tekk. Setelah itu ia pun langsung memberikan jari telunjuknya diwajah Jennie. " Kau tepat sekali, dia amat teramat dingin. Satu dua sama ice cream lah."

" Kok ice cream sih? Harusnya kan kayak es kutub?" Jennie menaikkan sebelah alisnya

Lisa menggeleng pelan. " Es kutub kurang tepat. Ice cream yang tepat banget, manis dan enak tapi sayangnya dingin."

Jennie mengangguk mengerti. Tapi perkataan Lisa benar juga, wajah Suga memang tampan tapi sayang sikapnya dingin. Kalo saja sikapnya tidak dingin, ia pasti sudah akrab dengan pria itu.

" Dia itu anak seorang dokter. Appa-nya yang dokter sementara eomma-nya pemilik toko kue. Aku sering datang juga ke toko kue eomma-nya itu. semua kue ditoko itu sangat enak, dan aku juga agak akrab sama eomma Suga."

" Cuba ketebak. Apa kau menyukai Suga?"

Lisa melebarkan matanya sedikit. " Tentu saja tidak. Aku dekat dengan eomma nya karena aku suka kue buatan wanita itu. Bukan karena aku suka sama anaknya." Lisa memalingkan wajah menatap arah lain.

" Benarkah?"

" Haisshh. Apa aku terlihat menyukai pria dingin itu? Tidak bukan? Lagipula siapa yang akan menyukainya jika ia adalah seorang GAY." Cibir Lisa samar- samar. Ia memelankan suara pada kata terakhir.

Jennie tersedak kaget. Hampir saja ia ingin batuk- batuk. Ucapan terakhir Lisa sangat mengejutkan, bahkan Jennie masih belum mempercayai kalo Suga itu penyuka gay.

" Apa apa? Kau bilang kalo Suga itu penyuka gay?" Jennie bertanya berniat untuk memastikan.

Lisa mengangguk pelan. " Bahkan seluruh siswa dan siswi disekolah ini sudah mengetahuinya. Tapi tetap saja, banyak siswi yang mengincar Suga. Mungkin karena wajahnya yang abnormal? Wajah tampan tapi penyuka gay."

" Kau memangnya ada bukti kalo Suga itu penyuka gay?"

" Ada. Taehyun, dia merupakan mantan kekasih Suga. Yang kudengar, mereka putus karena keinginan Taehyun. Tapi sekarang Taehyun sudah menjadi pria normal." Lisa berbisik agar tak kedengeran siswa lain

Ayolah, untuk apa Jennie mengetahui lebih banyak tentang Suga? Pacar aja bukan. Tapi malah wanita itu melanjutkan topik pembicaraannya.

" Taehyun? Dia kelas berapa?"

" Dia sudah alumni. Tapi dia masih sering mengunjungi sekolahan ini, biasanya dia datang pada hari sabtu dan minggu. Nama lengkapnya Lee Taehyun. "

Jennie nampak puas dengan jawaban Lisa, entah mengapa otaknya malah harus mengingat nama pria tadi, Lee Taehyun. Sedangkan Lisa memandangnya aneh, ia baru teringat sesuatu.

" Tunggu. Untuk apa kau mengetahui tentang Suga? Apa kau menyukainya." Lisa menaikkan salah satu sudut bibirnya.

" Apa? Tentu saja tidak." Jennie langsung melemparkan pandangannya pada arah lain. " A-- aku hanya penasaran tentang dirinya, itu saja, tidak lebih."

" Benarkah?" Suara Lisa terdengar seperti sedang menggoda Jennie. Padahal ia tau sebenarnya Jennie tidak terlalu suka dengan Suga.

" Sudahlah. Saat ini berhenti membahas tentang Suga, kita bahas yang lain saja." Jennie mengubah topik pembicaraan. Untung saja pipinya tidak memerah.

Lisa tersenyum lirih. " Baiklah."

***

Brakkk. Jennie menabrak seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu. Ini bukan salah Jennie, melainkan salah wanita itu. Suruh siapa dia tiba-tiba nongol bak setan saja. Niatnya Jennie ingin ke toilet hilang sudah.

" Aww." Rintih seorang wanita yang tadi Jennie tabrak. Wanita itu terjatuh tepat didepan Jennie.

Jennie juga ikut terjatuh. Pantatnya mendarat kasar dipermukaan lantai tanpa aba-aba, dan itu sudah membuatnya ikut merintih kesakitan. Ia mencoba bangkit.

Lain dengan wanita yang tadi tertabraknya. Wanita itu malah masih terjatuh sambil memegangi pergelangan kakinya, seperti sedang akting. beberapa buku berserakan di lantai, tak jauh dari wanita itu.

" Mian." Ucap Jennie setelah ia sudah berdiri. Tangannya mengibas bagian belakang rok, bermaksud untuk menghilangkan kotoran dan debu yang menempel.

" Kalo jalan bisa liat- liat gak sih?" Sentak wanita itu menajamkan matanya ke raut wajah Jennie.

Jennie menjadi bingung. Bukannya dia yang salah ya? Dia kan yang tadi muncul secara tiba-tiba. Tapi entah kenapa, seketika rasa bersalah muncul.

Wanita itu mengumpulkan buku-buku yang berserakan. sebelum dia terjatuh tadi, kedua tangannya memegang beberapa tumpuk buku. Bukan buku pelajaran, melainkan buku novel.

" Mian. Biar aku bantu berdiri."

Jennie mengulurkan tangan sebagai tanda permintaan maaf. Padahal tetap saja ia tidak bersalah.

Tapi justru wanita itu menepis kasar tangan Jennie. Tumpukan buku kini sudah berada kembali di tangannya, dan sekarang dia berusaha berdiri sendiri tanpa bantuan Jennie.

Pandangan bingung pun terlihat di raut wajah Jennie. Tangannya ditolak secara kasar tapi ia tidak mempermasalahkan itu.

" Lainkali kalo jalan hati-hati." Ketus wanita itu langsung menyolong pergi dari hadapan Jennie.

Jennie berbalik arah. Ia menatap kepergian wanita itu dengan pandangan yang masih bingung. Dan ia baru menyadari kalo wanita itu memiliki rambut yang berwarna merah kecoklatan, kakinya jenjang hampir melebihi tinggi tubuhnya, dia memakai rok pendek bahkan lebih pendek dari dirinya, namun dia juga memakai kaus kaki panjang hitam meskipun itu agar transparan.

Kalo ditanya tentang raut wajah wanita itu, Dia cukup cantik. Ditambah, dikepalanya itu terpasang sebuah bando berwarna pink cerah.

" Siapa dia?" Gumam Jennie bertanya- tanya sembari menatap pundak belakang wanita itu. Rambut wanita itu melayang-layang seiring berjalannya hembusan angin.

Mungkin dia flower disekolahannya?

Pikiran Jennie menebak-nebak siapa wanita itu. Tapi seketika niatnya ingin ke toilet datang kembali. Jennie langsung berlari ke tempat tujuan, saat ini misinya adalah menuntaskan urusannya dengan toilet.

Urusan wanita itu nanti saja dibahasnya.

ABNORMAL Boy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang