Part 12 : apartemen baru Jennie

442 50 1
                                    

Jennie masih berlari. Ia baru berada dilantai 2 dan saat ini sedang menaiki tangga untuk sampai dilantai 3. Sementara Ibunya masih berada dilantai 1, wanita paruh baya itu mengurungkan niatnya untuk menyusul Jennie. Dia lebih memilih untuk mengobrol dengan beberapa tetangga baru Jennie.

"Eonnie!" Jennie membuka pintu apartemen yang berada dekat dengan tangga tanpa berfikir dahulu. Mata kucingnya langsung melebar saat melihat seorang pria tengah mengemasi barang-barangnya yang berdebu. "Yoongi?" Sebut Jennie merasa bingung, kenapa pria itu berada didalam apartemennya dan sedang membersihkan beberapa barang-barang barunya?

Yoongi mengalihkan kembali matanya pada sofa panjang yang sedang dibersihkannya dari debu. Dia hanya menatap Jennie tidak lama. "Apartemenmu berada disebelah." Jawabnya cuek.

"Oh. Maaf." Jennie kembali menutup pintu apartemen itu lalu bergegas mendekati apartemen yang di sebelahnya.

Kriet!

Jennie membuka pintu apartemen yang lain. Ia langsung terkejut dan terkagum saat mendapati apartemennya sudah bersih serta rapih. Ia juga mendapati Kakak wanitanya tengah membersihkan beberapa perabotan dapur. Sedangkan Seokjin? Pria itu masih belum terlihat. "Woah! Apakah ini apartemen yang akan aku tempati?" Tanya Jennie tidak percaya sambil mendekati Jisso yang sedang sibuk.

Jisso menoleh lalu tersenyum bangga. Semua perabotan dapur Jennie hampir bersih dicucinya. "Kau suka? Apartemenmu aku yang pilih. Perpaduan warna hitam, putih dan pink." Balas Jisso menaruh beberapa piring yang sudah bersih kedalam rak.

"Aku sangat suka!" Girang Jennie senang. "Oh iya. Dimana Seokjin Oppa?" Matanya mencari-cari Kakak prianya itu. Dapur dan ruang tamu memang bersebelahan, hanya dibatasi oleh kayu penyekat saja.

Mata Jisso mengarah pada sebuah pintu terbuka yang berada tidak jauh dari dapur dan ruang tamu. "Seokjin Oppa sedang merapihkan kamarmu." Katanya setelah menyelesaikan cucian itu lalu beralih menuju sofa panjang yang berada didepan televisi.

"Jinjja?" Merasa tertarik. Jennie langsung berjalan menuju kamarnya. Dan benar ucapan Jisso tadi, ternyata Seokjin berada di kamarnya. Jennie terkagum lagi karena pemandangan kamarnya sama seperti ruang tamu dan dapur. Kalo seperti ini, ia tidak akan lelah untuk beres-beres lagi.

"Oppa!" Panggil Jennie menjeda kegiatan pria itu. Seokjin menoleh, mendapati adik bungsunya yang sedang berjalan masuk.

"Kau sudah bangun?" Tanya Seokjin melanjutkan kegiatannya yang hampir selesai. Jennie mengangguk iya. "Ini kamarmu. Bagaimana?" Seokjin berjalan mendekati Jennie yang sedang berdiri didekat pintu.

Wanita itu mengoleksi kamarnya. "Aku suka!" Ucapnya langsung dengan kegembiraan yang sama. "Gomawo, Oppa." Jennie menampilkan senyum manisnya yang membuat Seokjin lupa dengan lelahnya.

Pria itu bersedekap sambil melihat hasil kerjanya sendiri. "Semuanya sudah beres! Sekarang aku lapar!" Seokjin melangkah keluar. Jennie cukup lama memandangi kamar barunya itu sebelum sadar kalo Seokjin meninggalkannya sendiri.

"Hyaa! Jangan tinggalkan aku! Aku juga ingin makan!" Jennie berlari menghampiri kedua Kakaknya yang sedang memperbincangkan tentang menu makanan untuk sore ini.



"Bagaimana kalo chicken?" Saran Jennie yang sedang duduk dikursi penumpang sendirian, sementara Seokjin yang mengemudikan mobil dan Jisso duduk disebelahnya. "Nyam nyam nyam."

Jisso merengut. "Aku bosan makan itu terus. Pikirkan ide yang lain." Tolaknya kembali mencari ide menu makanan yang tepat.

Mereka bertiga sejak tadi hanya duduk dikursi mobil, masih mencari menu makanan yang sangat cocok. Jennie sudah menyumbang semua idenya namun selalu ditolak oleh Jisso. Alhasil, kini mereka masih berfikir. Kebetulan juga Seokjin tidak ada ide tentang makanan saat ini.

ABNORMAL Boy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang