part 19 : besok acara pernikahan

439 45 4
                                    

"Kau yakin? Aku bisa saja mengganggumu ketika kau sedang tidur. Ahh, sebaiknya aku kembali lagi ke sofa, lebih baik aku tidur disana." Jennie berbalik hendak menuju ke sofa lagi. Namun Yoongi dengan segera menyela.

Beberapa saat yang lalu. Saat Jennie sudah menghabiskan pizza miliknya dan milik Yoongi. Wanita itu menyenderkan tubuhnya ke belakang, bertumpuan pada kepala sofa begitupun dengan pria di sebelahnya. Jennie melirik Yoongi sekilas kemudian menatap ke layar televisi kembali. "Pergilah, aku mau tidur. Ini sudah sangat larut." Jennie mengambil bantal yang sedang di pegang Yoongi.

"Kau yakin ingin tidur di sini? Aku hanya takut kalo kedua kakakmu sampai tahu, bisa-bisa mereka akan memarahiku." Yoongi bangkit dari sofa, pandangannya tidak beralih dari Jennie yang mulai tiduran saat sofa itu sepenuhnya milik dia.

Jennie menggeleng pelan. "Kakakku tidak akan tahu, sekarang tidurlah, ini sudah larut malam, aku tidak mau kita telat datang ke kafe gara-gara kesiangan." Jennie mematikan acara televisi yang sedang ditayangkan. Ia melirik sekilas pada jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam.

"Cepatlah!"

Wajah Jennie menatap Yoongi bingung, "cepat apa? Kita mau ke mana?" tanyanya sambil mengerutkan alis heran.

"Tidur dikamarku, kita berbagi kasur."

Setelah itu, Yoongi benar-benar serius dengan perkataannya. Dia menyuruh Jennie untuk tidur di kamar meskipun wanita itu sedikit menolak. Dan sekarang, mereka berdua tengah berdebat kecil.

"Sudahlah. Kau ini keras kepala sekali, tinggal tidur saja susah. Lagipula aku tidak akan terganggu." Yoongi beranjak dari kasur, berjalan menuju pintu untuk mencegah Jennie keluar.

Jennie merengut kesal, menatap manik mata Yoongi yang saat ini berada tepat di depannya. "Baiklah, baiklah! Tapi jika terjadi sesuatu, jangan salahkan aku."  Jennie berbalik. Samar-samar memasang wajah terpaksa saat mendudukkan pantatnya dipinggiran kasur.

Yoongi menarik selimut, menyembunyikan sebagian tubuh bawahnya di balik kain tebal itu setelah memastikan Jennie tidak akan pergi dari kamar. " Ini sudah sangat malam, aku malah lebih khawatir jika kau yang akan telat bangun karena belum juga tidur." Sejenak memperbaiki posisi tidurnya yang masih belum terasa nyaman sembari mengingatkan wanita di sebelahnya yang tentu saja masih terduduk memasang wajah penuh pertimbangan. "Kau tidak lupa kan kalo kedua kakakmu sedang ada di sini? Aku bisa saja..." Perkataan terpotong tatkala merasakan kehadiran seseorang yang baru saja menidurkan tubuhnya.

"Aku ingin tidur, jangan banyak bicara, jaljayo!"

Bibir Yoongi tersenyum tipis sebelum akhirnya mereka bersamaan masuk ke alam mimpi dengan posisi tidur yang saling membelakangi.



Pagi hari.

Suara deringan yang berpusat dari salah satu ponsel membuat tidur Jennie maupun Yoongi terganggu. Jennie meraba-raba sekitar, berpendapat bahwa yang mengusiknya itu adalah ponsel miliknya. Sementara Yoongi mencoba untuk kembali lagi ke dunia mimpinya tanpa memperdulikan suara deringan itu.

Jennie terbangun, menyenderkan tubuhnya ke belakang lantaran benda yang tadi ia cari sudah berada digenggamannya. Ponselnya tidak mengeluarkan suara apapun, bahkan layarnya masih gelap, berarti yang berdering bukanlah ponselnya. Jennie menaruh ponselnya ke atas nakas, matanya masih enggan untuk terbuka namun rasanya jika suara bising itu belum juga berhenti ia akan susah untuk kembali tidur. Diliriknya tubuh Yoongi yang sedang tidur membelakanginya, "Yoongi, ponselmu berdering." Tangannya berusaha menjangkau pundak pria itu, tapi tidak berhasil.

Dengan rasa malas dan ngantuk yang belum surut, Yoongi terpaksa membuka kedua matanya. Kemudian mencari-cari keberadaan ponselnya yang tidak salah diletakkan di samping bantal tidur. Setelah menemukan benda pipih itu, Yoongi langsung terperanjat kaget lantaran nama pemanggil yang terlihat dilayar ponselnya tidak lain adalah Ibunya sendiri. Ia memaksakan tubuhnya untuk terduduk di pinggiran sofa dengan telinga yang sudah siap untuk mendengarkan.

ABNORMAL Boy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang