Bagian 7(Berdebar)

4.7K 463 110
                                    

Sudah tiga hari lamanya Leonard pergi ke luar kota,dan selama tiga hari itu pula dia selalu menghubungi Xylvechia untuk menanyakan keadaannya.Hari-hari dilalui Xylvechia dengan sangat membosankan,dia hanya berjalan-jalan keliling mall tanpa membeli apapun,serta membantu pelayan rumah memasak walaupun sudah dilarang itupun dengan pengawasan Reyhan.Seperti sekarang ini Xylvechia tengah bersantai di taman belakang rumah ditemani dengan secangkir teh hangat dan cemilan serta Reyhan yang dia suruh untuk menanam bunga di tengah teriknya matahari yang sudah mulai meninggi.

"Hei kau seharusnya menanamnya di dek-"ucapan Xylvechia terpotong karena Reyhan langsung menatapnya jengah dan berucap sebal.

"Bisakah kau tidak menyusahkan ku terus!"Reyhan berdiri sambil membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor.

"Kau kan diperintahkan untuk mengawasiku jadi kau juga harus menuruti ucapanku"Xylvechia berbicara dengan tampang tanpa dosanya kepada Reyhan.Seketika Reyhan mendelik mendengar ucapan Xylvechia.

"Aku ditugaskan untuk mengawasimu bukan menjadi pembantumu!"

"Ah sama saja"kata Xylvechia sambil mengibaskan tangannya dan mengambil cangkir teh di meja depannya.Hingga suara salah satu pelayan menghentikan perdebatan mereka.

"Astaga nona dan tuan Reyhan selalu saja berdebat karena hal sepele"pelayan tersebut berbicara sambil terkekeh dan memberikan minuman kepada Reyhan yang wajahnya sudah merah padam terkena terik matahari serta ditambah dengan ucapan Xylvechia yang menyebalkan.

"Dia yang memulainya bukan aku"Xylvechia menunjuk Reyhan dengan bibir mengerucut lucu.

"Kau yang-"

"Sudahlah kalian berdua jangan ribut terus,saya hanya ingin menyampaikan bahwa tuan Leonard sudah tiba dengan membawa seorang wanita yang saya tidak tau siapa"ucapan pelayan tersebut memotong perkataan Reyhan.

"Wanita?,aku akan pergi melihatnya"tiba-tiba Xylvechia berdiri dengan tergesa dan segera menemui Leonard.

"Eh mereka ada di ruang mana?"Xylvechia berhenti dan bertanya kepada pelayan tadi.

"Mereka ada di ruang tamu nona"jawab pelayan tersebut.

"Baiklah terimakasih"ucap Xylvechia tak lupa memberikan senyumnya yang dibalas anggukan pelayan tersebut.
___________________________________
Xylvechia terengah-engah sesampainya di ruang tamu karena dia berlari,juga jarak taman dan ruang tamu cukup jauh.Seketika Xylvechia menoleh dan menatap dua orang manusia yang sedang berbincang-bincang membicarakan tentang urusan pekerjaan terlihat dari sang wanita yang menyerahkan dokumen kepada sang pria dan sang pria yang tengah mengecek isi dokumen tersebut.Hingga saat Xylvechia melangkah ingin berbalik karena tak mau menggangu pekerjaan suaminya dia malah tersandung kakinya sendiri mengakibatkan Xylvechia yang jatuh tersungkur dengan tidak elitnya.

"Bwahaha kau kenapa?"terlihat Reyhan yang baru saja sampai di ruang tamu dengan tertawa terbahak-bahak karena melihat Xylvechia yang jatuh dengan posisi lucu,sehingga membuat dua orang yang sedang membahas pekerjaan itu menoleh dan menatapnya.

"Sudah tau jatuh bukannya ditolong malah ketawa"Xylvechia berbicara jengkel dengan bibir mengerucut menatap Reyhan sebal.Tapi tiba-tiba dia kaget karena tubuh kecilnya melayang dan melihat Leonard menggendongnya sambil menatap Reyhan tajam.

"Kau urus pekerjaanku"Leonard memerintah Reyhan dengan tegas.

"T-tapi b-"Reyhan berbicara terbata-bata takut dengan tatapan tajam Leonard.

"Kerjakan!"ucap Leonard dingin.

"Baik bos"balas Reyhan tidak berani membantah,dan hanya melihat kepergian Leonard menggendong Xylvechia yang menatapnya polos.
___________________________________
Disaat Leonard menggendong Xylvechia yang masih menatapnya tanpa berkedip,dia merasakan jantungnya berdegup dengan kencang dan rona merah tipis menghiasi pipinya hingga dia dibuat terkejut dengan ucapan Xylvechia.

Being CEO's wife is cruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang