Bagian 4(Bertemu?)

3.6K 384 10
                                    

Sudah tiga hari Xylvechia hidup di dunia barunya.Kegiatan yang dia lakukan hanya bangun dan makan terkadang menyiram tanaman atau bersantai,seperti sekarang ini Xylvechia sedang duduk termenung di dekat kolam renang menikmati udara segar yang menyapu lembut wajahnya ditemani dengan minuman manis dan sepiring cookies yang di bawakan para pelayan.Xylvechia sangat menikmati hidupnya ini dia belum pernah merasakan dilayani bagai seorang ratu di kehidupannya dulu.Saat dia sedang menikmati cookiesnya seorang pelayan tiba-tiba datang dan mengagetkannya yang hampir membuatnya tersedak.

"Astaga nona maafkan saya"Pelayan tadi berkata sambil menyerahkan minuman dan menepuk lembut bahu Xylvechia.

"Ahh ya ampun tidak apa-apa,ada perlu apa kamu kemari?"

"I-itu nona tuan sudah pulang dari pekerjaannya di luar kota"pelayan tadi menjawab tergagap pertanyaan Xylvechia.

"B-benarkah dia sudah pulang kenapa secepat ini?"tiba-tiba Xylvechia merasa takut.

"Benar nona,segeralah nona menemui tuan untuk menyambutnya kembali dari pekerjaannya nona"kata pelayan itu tersenyum kepada Xylvechia.

"Apa harus aku menemuinya?".

"Tentu saja nona harus menemui tuan,bukankah nona dulu juga sering melakukannya saat tuan pulang dari pekerjaannya di luar kota?"pelayan tadi mengernyit bingung mendengar respon nonanya.

"Emm tentu saja aku akan segera menemuinya kau pergilah dulu,aku akan bersiap-siap sebentar"kata Xylvechia gugup yang dibalas anggukan oleh pelayan tadi.

Seperginya pelayan tadi Xylvechia mendadak dilanda cemas seketika bayang-bayang kematiannya pun terlintas begitu saja di pikirannya yang membuatnya semakin dilanda rasa takut,nafasnya memburu dan sesak di dadanya,dia memukul-mukul dadanya yang tiba-tiba terasa amat sakit.Xylvechia segera menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan hingga rasa sakit di dadanya berangsur-angsur menghilang,dia segera pergi untuk bersiap-siap menemui sang tokoh utama pria atau bisa dibilang malaikat mautnya kelak.

Xylvechia poV

Setelah beberapa saat bersiap, Xylvechia segera menemui tokoh utama pria yang ternyata sekarang berada di ruangan khusus kerjanya yang ternyata sedang membaca berkas serta dokumen-dokumen dengan kaca mata bertengger di hidung mancungnya.Sambil membawakan kopi Xylvechia berjalan perlahan dan mengetuk pintu ruangan dengan pelan.

"Masuk"nada dingin yang bernada tegas langsung menyambut gendang telinga Xylvechia,yang semakin membuat Xylvechia takut dan ingin segera melarikan diri dari tempat terkutuk itu.

"M-minumlah kopinya selagi masih panas" ucap Xylvechia gugup meletakkan kopi itu di meja dekat sofa dengan perlahan.

Segeralah pria tadi berdiri menatap tajam Xylvechia yang sedari tadi menunduk tidak berani menatap laki-laki di depannya.

"Apa saja yang kau campurkan di dalam kopi itu?"suara dingin itu menggetarkan jiwa di dalam tubuh Xylvechia yang tak mampu hanya sekedar untuk bernafas.

"A-aku t-tidak mencampurkan apa-apa"ucap Xylvechia takut tidak berani mendongak untuk melihat lawan bicaranya.

"Benarkah,bukannya kau dulu pernah mencampurkan obat perangsang di dalam kopiku hmm?"Pria tadi berbicara tepat di sebelah telinga Xylvechia yang wajahnya sudah pucat pasi.

"A-aku sungguh tidak mencampurkan apa-apa di kopimu"Xylvechia mendongak menatap tepat mata lawan bicaranya dengan tajam,dia tak suka di tuduh seperti itu karena dia bukan Xylvechia yang dulu, Xylvechia yang dulu telah tiada.

"Apakah aku akan percaya dengan ucapanmu itu?" Pria tadi mengeraskan rahangnya menatap Xylvechia dengan tajam.

"Aku sungguh tidak menaruh obat apapun di kopimu,jika kau tak percaya aku akan membuktikannya sekarang"Xylvechia mengambil kopinya dan langsung meminumnya tidak peduli rasa panas dan pahit kopi itu.

"Lihat aku tak menaruh apapun di kopimu"Xylvechia berucap dengan nada marah setelah menghabiskan kopi tadi,nafasnya terengah-engah karena rasa panas menjalar di lidahnya.

"Ckk trik murahan apa lagi yang kau lakukan kali ini"pria tadi memindai penampilan Xylvechia dari atas sampai bawah dengan rasa muak.

"Apa maksudmu trik murahan hah?!"Xylvechia bertanya dengan nada marah dengan hidung dikembang kempiskan dan wajah yang sudah memerah mendengar pernyataan pria tadi.

"Tentu saja penampilanmu,apakah dengan mengubah penampilanmu kau akan membuatku tertarik?tentu saja tidak"Pria itu berucap sinis dan tajam,walaupun sempat bingung karena perubahan sikap Xylvechia yang dulu tak seberani sekarang, Xylvechia yang sekarang berada didepannya tampak memiliki aura berbeda dengan Xylvechia yang dulu.

"Terserah apa katamu,aku datang kesini untuk menyambutmu pulang dan sekarang kau malah menuduhku yang tidak-tidak dasar manusia tidak berperasaan!"Xylvechia berteriak marah sambil mengacungkan jari telunjuknya di depan pria itu,dia bahkan tidak tau kenapa dia jadi berani seperti ini,yang ada dipikirannya sekarang hanya memberi pelajaran kepada pria kurang ajar itu.

"Sudah berani kau bersikap tidak sopan kepada suamimu"ucapan tegas, sambil mencengkram kuat pergelangan tangan Xylvechia.

"Mati aku"gumaman Xylvechia yang sekarang berwajah pucat pasi setelah menyadari sikapnya tadi.

"Kumohon lepaskan,a-aku minta maaf aku janji tidak akan mengulanginya lagi"Xylvechia berkata dengan mata yang mulai berkaca-kaca menahan rasa sakit dipergelangan tangannya yang dicengkram kuat oleh pria itu.

Tiba-tiba pria itu menghempaskan tangan Xylvechia dengan kuat dan segera mengusir Xylvechia dari ruangannya.Dia menghembuskan nafas secara perlahan setelah Xylvechia keluar dari ruangannya,merasa aneh dengan sikap Xylvechia yang sekarang,'apa yang akan dilakukan perempuan itu lagi kali ini,aku akan mencoba menyelidikinya batinnya bertanya-tanya.

Xylvechia poV

Sedangkan Xylvechia meringis menahan rasa sakit di pergelangan tangannya,dia juga merutuki kebodohannya karena sikapnya tadi.Sekarang dia yakin pria tadi akan keluar dari rumah ini dan segera akan bertemu dengan tokoh wanitanya.Menghembuskan nafasnya secara perlahan, Xylvechia harus menjauhi tokoh pria dan wanita itu dan akan segera bercerai dengan sang pria agar dia bisa hidup tenang tanpa bayang-bayang kematian yang terus menghantuinya.


Sekali lagi terimakasih bagi yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca karyaku yang gak jelas ini,kuharap kalian suka dengan karya pertamaku(◡ ω ◡)

~Ditunggu komentarnya,jika suka tekan bintangnya dan tambahkan bacaan ini di library kalian,Nana gak maksa looo♡(> ਊ <)♡

Sampai bertemu lagi dichapter berikutnya,pay pay👋

Being CEO's wife is cruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang