Part 9

1.2K 112 6
                                    

NB : Cerita ini tidak ada hubungannya dengan Sejarah manapun. Ini murni dari pemikiran saya.

Jangan lupa votenya ⭐⭐

💜💜💜

Hari ini Xiu Juan tidak punya banyak kegiatan, karena itu ia memutuskan untuk jalan-jalan. Ia butuh menyegarkan otaknya dari urusan-urusan istana yang bisa membuat otaknya meledak kapan saja.

Mungkin terdengar seperti melebih-lebihkan, tapi memang semenyebalkan itu. Harus mengurus Harem istana dan segala tetek bengeknya, belum Kaisar sialan itu.

"Ah, Shu-er. Bisakah kita duduk disana?" Tanya Xiu Juan ketika melihat sebuah gazebo di samping Danau yang dihisasi beberapa macam bunga dan pohon sakura yang tengah berbunga.

 Bisakah kita duduk disana?" Tanya Xiu Juan ketika melihat sebuah gazebo di samping Danau yang dihisasi beberapa macam bunga dan pohon sakura yang tengah berbunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa, Yang Mulia. Nubi akan menyuruh salah satu dayang untuk mengambilkan beberapa camilan dan teh untuk anda."

"Baiklah, terimakasih untuk itu Shu-er. Sebagai imbalan, aku akan mengirim beberapa hadiah untukmu."

"Tidak perlu Yang Mulia, ini sudah menjadi tugas nubi untuk melayani Permaisuri."

"Tak apa. Terimakasih sudah menjagaku selama ini."

Tak berselang lama dayang yang disuruh Shuwan pun datang dan menyajikan beberapa camilan dan teh di meja gazebo. Xiu Juan yang melihat itupun matanya berbinar-binar.

Ia mengambil kue bulan, memejamkan matanya menikmata lembut dan manisnya kue itu. Didukung dengan suasana yang sejuk angin sepoi, pohon-pohon rindang, bunga-bunga bermekaran dan tak lupa, suara gemericik air dari danau yang mengalun indah dipendengaran. Jauh berbeda dengan hiruk-pikuk suasana era modern

Ahh, damai sekali.

Namun sepertinya kedamaian yang baru saja ia nikmati harus terganggu dengan datangnya Selir Chen Kaili.

Sungguh ia sangat muak untuk melihat wajah penuh dempul itu. Hiasan rambut yang hampir penuh, dan jangan lupa hanfu yang memilih belahan dada rendah itu.

 Hiasan rambut yang hampir penuh, dan jangan lupa hanfu yang memilih belahan dada rendah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah-wah sepertinya ada itik yang sedang bersantai di pinggir Danau." Ejek Kaili disertai beberapa dayangnya yang ikut terkekeh dibelakangnya.

"Ah, sepertinya aku juga melihat seekor anjing yang tidak tahu diri." Balas Xiu Juan.

"K-kau... Dasar sialan!"

"Ada apa, kau tersinggung? Padahal aku hanya berbicara, tapi baguslah kalau kau merasa. An jing."

"Bedebah sialan! Berani-beraninya kau mengataiku seperti itu, memangnya kau siapa?"

"Oh? Sepertinya kau memang pelupa, Selir Chen. Aku Permaisuri disini, seseorang yang jauh lebih diatas dari kau SE-LIR."

"Permaisuri, hah? Bahkan Yang Mulia Kaisar pun tak pernah menganggapmu, mengakuimu saja sepertinya dia malu. SADARLAH KAU ITU HANYA SAMPAH, SAMPAI-SAMPAI YUWEN MEMBUANGMU. MELIHATMU SAJA SUDAH MUAK. KAU HANYA BERUNTUNG KARENA KAISAR TERDAHULU MENJODOHKAN MU DENGAN YUWEN. JIKA BUKAN KARENA KAU, SAAT INI AKU LAH YANG SEHARUSNYA MENJADI PERMAISURI. BUKAN KAU JALANG SIALAN!"

"Kau sudah melewati batasmu, Selir. Soal perjodohanku dengan Kaisar tak ada hubungannya denganmu. Kau ini hanya selir, jadi sadarlah atas posisimu saat ini. Dan untuk Kaisar yang malu mengakuiku sebagai Permaisurinya, sepertinya dia akan lebih malu lagi jika wanita yang digadang-gadang sangat dicintai Kaisar itu seperti ini. Tak tahu malu dan tak tahu sopan santun terhadap yang lebih tinggi."

Xiu Juan pun berjalan mendekati Kaili yang sepertinya sudah sangat amat menahan amarahnya.

"Seharusnya kau bersyukur masih bisa bersama dengan Yuwen sampai sekarang. Jagalah etika dan tutur kata mu ketika berbicara denganku, bagaimanapun aku lah Permaisurinya. Aku istri sah Kaisar, entah Kaisar mencintaiku atau tidak itu bukan urusanmu. Sama sekali bukan. Jadi sadar diri akan posisimu."

"Kita lihat saja nanti, aku akan meminta Yuwen untuk menceraikan mu. Wanita sialan."

"Oh, benarkah? Aku tunggu, tapi sepertinya kali ini kau akan menyesal. Ah iya, aku ingin mengatakan sesuatu rahasia padamu." Ujar Xiu Juan, kemudian membisikan sesuatu ditelinga Kaili, "Aku tahu kalau kau mempunyai hubungan gelap dengan seseorang di dalam Kekaisaran."

Setelah membisikan itu Xiu Juan melangkah pergi meninggalkan Kaili yang tengah terdiam kaku dengan smirk di bibir tipisnya.

"Tunggulah balasan untukmu dariku sialan. Seseorang mudah saja untuk berubah menjadi lebih licik untuk meraih ambisinya."

Tapi tanpa mereka sadari, ada seseorang yang telah melihat dan mendengar perdebatan mereka. Tangan lelaki itu mengepal kuat hingga darahnya sedikit menetes karena kuku-kukunya menancap dalam kepalan tersebut.

Bersambung.....

Seseorang bisa saja berubah karena suatu hal, dan kebanyakan mereka berubah karena terlalu sering tersakiti. Entah itu disengaja atau tidak.

Orang-orang hanya tahu dari luarnya bukan dari dalam. Ketika menerima suatu berita, mereka akan menelan mentah-mentah berita tersebut tanpa mau menelaah terlebih dahulu.

Mereka, yang mempunyai pikiran pendek, iri, merasa tersaingi, dan apapun itu. Hanya tahu cara menghujat dengan cara apa? Mencari-cari celah kesalahan orang lain tanpa melihat dirinya sendiri seperti apa.

Apakah dia lebih baik? Apakah dia lebih mampu? Ataukah dia lebih pantas dari seseorang yang dihujatnya?

Bukankah dengan pemikiran yang begini, tanpa sadar dia akan menyakiti dirinya sendiri ketika fakta-fakta dan bukti bahwa orang yang dihujatnya jauh lebih baik dari dirinya?

So, hai guys👋🏻
Para readers tercinta.

Apa kabar??

Terimakasih buat yang masih nunggu cerita ini up☺️
Jangan lupa tinggalkan jejak!

Jadi, gimana buat kali ini?

Sebenarnya, Author nggak ada ide buat alur cerita selanjutnya kaya gimana. Karena jujur aja ya, alur sebelumnya aja udah lupa, bahkan tokoh-tokohnya pun 😂

Tapi ide part 9 ini muncul tiba-tiba secara tidak sengaja🙂

Because why?

Congratulation!!👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Buat Uri Bangtan karena udah jadi utusan Presiden buat pidato dan perform di UNGA🥺
Ahh, So proud of them💜

See you guys👋🏻👋🏻
Thanks for reading this story.
Borahae💜

The Empress Devil : Xiu JuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang