Part 2

2.9K 232 8
                                    

NB : Cerita ini tidak ada hubungannya dengan Sejarah manapun. Ini murni dari pemikiran saya.

Jangan lupa votenya ⭐⭐

Happy reading~~
💜💜💜

Suara kicauan burung mulai terdengar saat sinar sang surya menampakan diri. Sinarnya mulai mengusik perempuan yang tengah terlelap dalam mimpi. Hingga suara sang pelayan pribadi membangunkannya.

"Yang Mulia, bangun! Anda harus bersiap-siap untuk makan pagi. Nubi sudah menyiapkan air untuk Anda mandi."

"Hm, baiklah."

"Mari saya bantu Yang Mulia."

" Tidak perlu, aku bisa sendiri. Siapkan saja keperluanku hari ini."

Xiu Juan melihat pantulan wajahnya di air, betapa terkejutnya dia setelah melihat wajahnya penuh jerawat bernanah, bintik-bintik merah, dan kulit yang kusam.

"Huhh, pantas saja Zhang Yuwen mengabaikannya."

💜💜💜

"Yang Mulia, rambut Anda ingin ditata seperti apa?" Tanya Shuwan.

"Terserah kau saja, yang penting sederhana. Jangan terlalu banya perhiasan." Jawab Xiu Juan acuh.

"Baik, Yang Mulia."

"Shuwan, tolong carikan aku lidah buaya dan lemon."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik, Nubi mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik, Nubi mengerti. Saya izin undur diri. Makanan telah siap Permaisuri."

"Duduklah, makan bersama ku."

"Hamba yang rendah ini tidak pantas."

"Tak apa, ini sungguh banyak. Aku tidak akan bisa menghabiskannya sendiri."

"T-terima kasih, Permaisuri."

"Hm. Makanlah, setelah ini antar aku jalan-jalan."

"Baik Permaisuri." Jawab Shuwan sambil tersenyum cerah. Dia merasa sangat beruntung mempunyai tuan seperti Permaisuri. Jika para bangsawan lainnya mana sudi mereka makan bersama pelayan mereka.

💜💜💜

Kini Xiu Juan tengah berjalan-jalan ditemani Shuwan dan dua pengawal dibelangkangnya. Menikmati suasana kerajaan, meskipun banyak para dayang yang memandangnya rendah tapi ia tak peduli dan memasang aura hitam disekelilingnya.

Dari arah berlawanan dia melihat seorang selir berserta rombongannya yang dia ketahui dari ingatan pemilik asli, Chen Kaili. Dia melewati rombongan itu dengan memasang wajah dinginnya, ia tak peduli.

 Dia melewati rombongan itu dengan memasang wajah dinginnya, ia tak peduli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Selir Kaili)


"Berani sekali kau tidak memberi salam kepada Selir Agung ini." Suara sinis itu dari Selir Kaili, yang membuatnya langsung berhenti.

"Heh, memangnya kenapa kalau aku tidak memberi salam kepada mu?." Jawab Xiu Juan tak kalah sinis. Membuat semua yang berada disana kaget, karena sebelumnya Permaisuri mereka ini berani menjawab Selir Kaili.

"Dasar tak tahu malu. Kau itu cuma sampah dan berani-beraninya dengan Yang Mulia Selir Agung Chen." Sentak seorang dayang milik Kaili.

PLAKK!!

PLAKK!!

"Berani sekali kau merendahkan Permaisuri ini! Ahh Shuwan, apa hukuman untuk seorang yang tidak menghormati Permaisuri?" Xiu Juan menampar dengan keras dayang tersebut hingga kedua sudut bibirnya berdarah dan pipinya yang memar.

"M-menjawab Yang Mulia, hukuman c-cambuk 50 kali."

"Seret dia dan cambuk 50 kali." Tegas Xiu Juan dingin.

"Dan untuk kau, seharusnya kau lah yang memberi hormat kepadaku. Aku PERMAISURI disini, dan kau hanya seorang SELIR." Sahutnya sambil menatap tajam Selir Kaili.

"KAU!!! Meskipun kau Permaisuri disini, aku lah orang yang dicintai oleh Kaisar. Bahkan Kaisar pun tidak pernah menganggapmu." Jawab Selir Kaili merendahkannya.

"Aku tidak peduli, kau orang yang dicintai Kaisar ataupun kesayangannya sekalipun. Yang harus kau ingat, KEDUDUKAN KU LEBIH TINGGI DARI PADA KAU YANG SEORANG SELIR. Sudah sepatutnya kau menghormatiku, SELIR. Tentunya kau pasti tahu hukuman apa untuk seorang yang tidak menghormati Permaisuri."

BRUKK

"Hiks... hikss... hikss k-kenapa A-anda berkata s-seperti itu kepada s-saya P-permaisuri? Hikss.. S-saya tahu a-anda tidak suka kepada saya k-karena K-kaisar lebih memilih saya d-daripada a-anda. T-tolong bebaskan d-dayang h-hamba Yang Mulia."

Xiu Juan bingung kenapa Kaili bersimpuh dan menangis di depannya. Namun tak lama dia mendengar suara pria dari belakangnya.

"Apa yang kau lakukan kepada Selir Kaili, Permaisuri?"

Bersambung
💜💜💜

Happy Birthday for Uri Leader-nim Kim Namjoon🎉🎉🎉🎉🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Birthday for Uri Leader-nim Kim Namjoon🎉🎉🎉🎉🎉

The Empress Devil : Xiu JuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang