Part 10

1K 117 36
                                    

NB : Cerita ini tidak ada hubungannya dengan Sejarah manapun. Ini murni dari pemikiran saya.

Jangan lupa votenya ⭐⭐

💜💜💜

"Permisi Yang Mulia Permaisuri, Anda sudah ditunggu untuk jamuan makan malam." Ucap Shuwan.

"Baiklah, ayo kita kesana. Mungkin akan ada sedikit kejutan." Ucap Xiu Juan sambil tersenyum miring.

Xiu Juan berjalan anggun dan aura keagungannya begitu menguar pekat. Senyum tipis dan dagu yang sedikit terangkat. Begitu mendominasi.

Membuat sang penguasa negeri terpesona, namun dengan cepat ditutupinya. Wajar datar seperti biasanya, namun tak luput dari penglihatan sang sumber pesona dan sang selir agung. Hal itupun membuatnya geram.

"Nikmatilah waktumu untuk saat ini, setelah ini ku pastikan kau tidak dapat melihat dunia lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nikmatilah waktumu untuk saat ini, setelah ini ku pastikan kau tidak dapat melihat dunia lagi."

"Salam Yang Mulia Kaisar, semoga hidup seribu tahun lagi."

"Hm. Duduklah permaisuri."

Jamuan makan malampun dimulai, diselingi dengan sedikit pembicaraan yang tak lebih sekedar omong kosong. Xiu Juan menikmati hidangan yang dihidangkan dengan santai. Namun saat hidangan terakhir ia merasa sedikit aneh.

Jangan remehkan indra penciumannya, ia seorang ketua mafia. Hal seperti ini sudah biasa baginya. Diambil sedikit hidangan tersebut menggunakan sendok, kemudian di cium baunya.

"Mohon maaf Yang Mulia Kaisar, bolehkah saya bertanya?"

"Ada apa Permaisuri?"

"Bolehkah saya tahu siapa kepala pelayan disini?"

"Kau butuh sesuatu?"

"Tidak Yang Mulia, hanya saja dimakanan saya terdapat racun."

"Apa maksudmu? Semua makanan selalu dicicipi terlebih dahulu sebelum dihidangkan. Apakah terdapat racun atau tidak, jadi hal seperti yang kau katakan tadi tidak mungkin terjadi." Sahut Selir Kaili.

"Benar yang dikatakan Selir Chen, semua hidangan yang disajikan sudah dicicipi terlebih dahulu."

"Baiklah jika Yang Mulia tidak percaya." Xiu Juan mengambil tusuk rambutnya, kemudian ia masukan tusuk rambutnya ke dalam sup. "Lihatlah Yang Mulia, warnanya berubah. Menandakan ada racun di makanan saya."

Kaisar Yuwen yang melihat itupun memanggil kepala pelayan  untuk menghadap. Kepala pelayan yang dipanggilpun wajahnya langsung pucat, takut.

"H-hamba menghadap Yang Mulia Kaisar."

Kaisar Yuwen melempar tusuk rambut itu ke depan kepala pelayan sehingga membuatnya terkejut.

"Bisa kau jelaskan itu? Aku tahu kau tak sebodoh itu untuk mengetahui maksudku."

"H-hamba tidak mengerti Yang Mulia."

"Katakan saja siapa yang menyuruhmu untuk meracuni ku!"

"H-ham ham-ba tidak tahu Pe-permaisuri."

"KATAKAN!! SIAPA YANG MENYURUHMU MERACUNIKU DENGAN CARA MURAHAN SEPERTI INI?"

Kepala pelayang memejamkan matanya takut. Badannya bergetar hebat. Keringat dingin membasahi pelipis.

"Kau tidak mau mengaku? PENGAWAL, SERET DIA KE PENJARA." Perintah Kaisar. Hatinya sedikit tidak terima, bagaimana jika sang Permaisuri memakan hidangan sialan itu. Dia sungguh tidak bisa membayangkannya.

"Sial! Rencanaku gagal."

Xiu Juan melangkahkan kakinya pergi. Berhenti sebentar disamping Selir Kaili. "Rencanamu untuk membunuhku terlalu murahan. Aku tidak sebodoh dirimu, jalang." Bisiknya pelan.

-----------------------

Setelah kejadian semalam, Kaisar Yuwen memutuskan untuk berkunjung ke kediaman Permaisuri. Ia khawatir tapi gengsinya terlalu tinggi.

"Bagaimana keadaanmu Permaisuri?"

"Hamba tidak apa-apa Yang Mulia. Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya."

"Kau Permaisuri Negeri ini, bagaimana aku tidak mengkhawatirkan keadaanmu. Aku tidak mau dipandang buruk oleh rakyatku."

"Bersikaplah seperti biasanya Yang Mulia. Anggap saja kita tidak saling mengenal. Bukankah semua orang juga tahu bagaimana hubungan kita Yang Mulia."

"K-kau!!!"

"Hamba ingin istirahat. Tolong tutup pintunya dari luar nanti."

"Dasar tidak tahu diri!"

Kaisar melangkahkan kakinya keluar dengan amarah yang menguasai. Harga dirinya seperti diinjak-injak oleh Xiu Juan. Ia tidak terima.

Berbeda dengan Xiu Juan yang tertawa puas. Ia bersumpah akan membalaskan rasa sakit Permaisuri Xiu Juan yang asli. Jadi tunggulah permainan yang sebenarnya akan segera dimulai.

"Tunggulah pembalasanku."

--------------------

Di belaham bumi yang lain, seorang pria misterius duduk di singgasananya dengan gagahnya. Tatapan tajamnya seakan bisa menusuk musuh. Aura menyeramkan begitu mendominasi.

"Kau sudah tahu bagaimana keadaannya?"

"Beliau baik-baik saja Yang Mulia. Tapi, saat menghadiri jamuan makan malam ada seseorang yang berusaha meracuninya."

"Bedebah sialan! Siapa pelakunya?"

"Mohon maaf Yang Mulia, hamba masih menyelidikinya. Namun sepertinya Beliau sudah tahu siapa yang berusaha meracuninya."

"Jelaskan!"

"Waktu Beliau akan meninggalkan jamuan saya melihatnya sedang membisikan sesuatu kepada seorang Selir."

"JALANG SIALAN ITU SEPERTINYA MAU BERMAIN-MAIN DENGANKU."

"Kau awasi terus Istriku! Jangan sampai hal buruk terjadi padanya, jika hal itu terjadi siap-siap kepalamu taruhannya."

"Baik, mengerti Yang Mulia."

Bersambung.....

Halo guys, aku kembali lagi.
Masih ada yang nunggu ceritaku?

Mohon maaf sekali baru bisa update.
Dan untuk part kali ini memang sengaja aku buat pendek.

Buat kalian yang penasaran dan nungguin kelanjutan ceritanya gimana, terima kasih banyak.

Secepatnya aku bakal update lagi.

Byee~ see you again.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Empress Devil : Xiu JuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang