Bab VII | A War

1 0 0
                                    

Hari yang besar telah tiba. Perang akan dilaksanakan di sebuah gedung pegadilan di Alexandria. Gedung megah dan suci itu bernama Agoora. Disanalah tempat keadilan ditegakkan. Hari ini gedung itu akan menjadi saksi bisu keadilan itu berdiri.

Seluruh sisi gedung dilengkapi alat perekam yang banyak. Alat itu meliput setiap sudut isi gedung yang akan disiarkan secara langsung kepada seluruh warga Parlth tanpa kecuali. Ribuan warga menonton di kursi penonton. Sebagian membawakan poster-poster pendukung Antigenuss sebagian yang lain membawakan poster-poster pendukung para Dominus.

Jalannya diskusi terdiri dari dua tim. Yaitu adalah tim pro dan tim kontra. Tim pro memiliki tujuh kursi yang diduduki oleh tujuh Dominus. Yang terdiri dari Dominus yang Agung, Zolzula. Kemudian Dominus yang lainnya seperti Arash, Evan, Hermoth, Louis, Arden, dan Lilian. Sedangkan kursi kontra terdiri dari lima pembicara dari Alexandria yaitu Lectan, Rerum, Andreas, Leo, dan Althaia. Kemudian Hakim Agung Aurelius akan menjadi moderator yang memandu jalannya diskusi dengan netral.

“Hadirin di seluruh penjuru Pearlth, selamat datang di perdebatan paling besar sepanjang umur planet kita. Kali ini di gedung Agoora akan menyaksikan peraduan argumen oleh para Dominus Agung dan para Intelektual Alxandria. Belakangan ini seperti yang kita semua ketahui, telah bermunculan berbagai macam pro dan kontra yang menyatakan kebobrokan sistem Genuss yang telah menjadi bagian dari diri kita itu. Banyak sekali masyarakat yang tersadar dan mendukung para Antigenuss. Disinilah kita akan menyaksikan sipakah yang paling benar diantara mereka. Kepada yang mulia Dominus Agung silahkan untuk melancarkan argumen anda.”

“Terimakasih kepada Hakim Agung yang telah mempersilahkan saya berbicara. Dan kepada warga Pearlth yang telah setia mengikuti aturan hidup kita yang paling mulia yaitu Genuss.  Tanpa Genuss hidup kita akan kacau dan berantakan seperti bangsa bar-bar. Dunia akan kacau, carut-marut, dan kemudian hancur. Genuss adalah panduan hidup kita, tanpanya kita akan kebingungan tidak tau apa yang harus dilakukan. Sistem ini merupakan peninggalan leluhur kita yang paling mulia. “

“Sesungguhnya kita telah hidup dengan sangat baik sampai-sampai teroris-teroris kecil ini berusaha mengancurkan sistem yang telah terbangun sempurna ini dan berusaha untuk keluar darinya. Bayangkan saja jika peraturan Genuss tidak ditegakkan maka semua orang akan saling bereperang. Warga Pearlth menyakiti satu sama lain tanpa ada hukuman yang diberikan. Dunia akan kacau dan hancur. Oleh karena itulah kita harus mempertahankan Genuss dan menjalankannya sesuai dengan peraturan seperti biasanya. Dengan begitu saya ucapkan terimakasih.”

“Terimakasih kepada yang mulia, kepada saudara Lectan silahkan me-rebute argumen yang mulia.”

“Terimakasih yang mulia hakim telah memberikan saya kesempatan. Seluruh warga Pearlth Genuss adalah sebuah sistem yang sebenarnya tidak relevan untuk diterapkan sekiaan abad terakhir. Genuss adalah sebuah sistem yang mengatur masyarakat untuk berlaku di kehidupan secara brutal. Dahulu Genuss digunakan untuk mengatur bangsa yang belum terdidik seperti sekarang agar tidak kacau, karena mereka tidak akan bisa diberitahu dengan akal dan kata-kata. Oleh karenanya para orang bijak menciptaka Genuss dan mengobral ancaman kutukan bagi orang yang melanggarnya. Sehingga tidak akan ada orang yang berani melanggar. Kini kami semua telah terbukti dapat menerima sebuah pelajaran dan memikirkannya secara mandiri. Kita sudah tidak bisa di dikte lagi. Kita bukan lagi anak kecil. Bangsa kita sudah dewasa. Kebohongan hanya akan membuat kami semakin bodoh. Kami harus berpartisipasi dalam permasalahan kami sendiri.”

“Apa yang kau katakan bocah, kau..”

Para Dominus benar-benar tidak menduga apa yang akan dikatakan anak kecil itu. Itu membonngkar segalanya. Itu tidak bisa dibiarkan.

“Maaf, ini bukan giliran anda berbicara yang Mulia Zolzula, silahkan untuk meneruskan saudara Lectan.”

“Terima kasih Hakim Agung. Seluruh warga Pearlth yang saya banggakan. Genuss telah menutupi sejarah kita. Kita diajari sejarah palsu di akademi mereka. Kita sengaja dibuat bodoh oleh para petinggi pemerintahan supaya kita tetap bisa dipermainkan oleh mereka. Di akademi siswa yang dianggap pintar adalah siswa yang dapat menghapal semua peraturan omong kosog Genuss. Akademi bukan menghasilkan orang pandai dan bijaksana. Namun mengasilkan robot-robot tak berjiwa. Bahkan isi kepala mereka kosong.”

Penonton di Agora mulai berteriak riuh tidak terima atas perkataan Lectan. Terkadang kenyataan memang sedikit menyakitkan.

“Seseorang yang seumur hidupnya tinggal di sebuah gua yang gelap mengira bahwa bayangan samar-samar yang dilihatnya adalah sebuah kenyataan. Kemudian seseorang mencoba mencari tahu asal bayangan itu dan mendaki gua gelap itu. Kemudian ia mendapati dunia luar yang sangat terang. Dia merasakan kesakitan luar biasa di matanya karena dia tidak pernah melihat cahaya yang seterang itu. Namun daripada balik kedalam gua yang gelap itu, ia memilih membiasakan matanya dengan dunia yang nyata itu. Saya selesai dengan argumen saya.“

Alegori pendek itu berhasil menenangkan semua penonton di Agoora.  Bahkan berganti tepuk tangan yang sangat banyak. Meskipun begitu selalu ada yang menolak mentah-mentah apa yang dikatakan dan mencacinya. Kebanyakan dari mereka adalah orang berpikiran tertutup.

“Balasan yang sangat baik dari regu oposisi. Silahkan kepada Dominus Evan untuk melancarkan pertanyaan.”

“Terimakasih Hakim Agung. Sudara Lectan mengatakan bahwa sistem Genuss sudah tidak relevan lagi dengan keadaan kita masa kini. Lalu apa yang akan dilakukan untuknya?”

Sepertinya orang-orang juga penasaran akan jawaban  apa yang akan dikatakan tim oposisi. Pertanyaan itu sesungguhnya cukup sulit karena harus memprediksikan kemungkinan yang akan terjadi. Hanya orang yang pandai dan kreatif yang dapat melakukannya.

“Kepada saudara Rerum dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.”

“Terimakasih Hakim Agung, terimakasih pula kepada Dominus Evan. Ini adalah pertanyaan yang tidak mudah, namun saya akan mencoba menjawabnya dengan baik. Saya pernah menanyakan pertanyaan yang sama kepada teman saya yang sangat bijak. Apa yang akan terjadi jika Genuss tidak ada? Jawabannya adalah kebebasan. Seperti burung-burung yang ada diangkasa. Ketika di dalam sangkar burung tidak dapat terbang karena karena kandangnya setlalu sempit. Tidak ada ruang untuk melebarkan sayapnya. Namun ketika dia dilepaskan dia akan terbang sangat tinggi dan bebas. Kita merasa tidak mampu hidup bebas karena kita tidak mengira jika kita mempunyai akal di setiap keputusan kita. Oleh karenanya kita takut akan kebebasan itu sendiri. Meskipun sebenarnya kita sangat membutuhkannya. Oleh karenanya kita membutuhkan revolusi. Kita harus merombak ulang peraturan Genuss. Dengan begitu kita dapat tahu apa yang akan terjadi. Terimakasih.”

“Bukankah kita hidup dengan aman dan damai sekarang. Kenapa kita harus susah-susah melakukan revolusi?”

    “Pertanyaan yang salah yang mulia Evan, keamanan dan kenyamanan itu hanya dirasakan oleh warga-warga beruntung di tengah kota. Itu hanya dimiliki orang-orang yang sudah terlanjur memilikinya seperti anda. Lain halnya dengan ketidakadilan yang terjadi di luar. Kelaparan, kemiskinan, kriminalitas, semua itu terjadi karena ketidak-efektifan semua sistem yang ada ini. Arristokrat dan petinggi kota semakin kaya selama-lamanya sedangkan rakyat biasa bahkan tidak memiliki akses untuk masuk ke Alexandria. Itu sama saja memotong sayap orang yang satu dan memberikannya ke orang yang lain. Semua orang harus dibiarkan untuk pergi kemana saja. Planet ini milik semua orang bukan milik para petinggi saja. Tugas pemimpin seharusnya lebih berat karena harus menjaga kebijaksanaan kota bukannya malah bersenang-senang dengan hak rakyat.”

Seluruh tempat itu sangat gaduh dengan bisikan-bisikan para penonton yang mulai bersemangat. Tidak ada satupun yang sadar bahwa Genuss telah memotong sayap mereka dan menggunakannya untuk kepentingan mereka sendiri. Tidak ada yang peduli dengan hak rakyat. Kini mereka sadar dan mereka marah. Merka mulai melemparkan apapun yang dipegangnya kepada ketujuh Dominus itu. Keadaan mulai tak terkendali pada saat itu.  Beberapa petugas keamanan datang dan melindungi ke-tujuh dominus ke luar Agoora.

Perdebatan itu cukup berhasil membuat warga Pearlth berada di pihak mereka. Revolusi pasti akan terjadi besok. Genuss telah benar-benar kalah telak.

Pearlth Planet. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang