Bab IV | Think The Strategy

1 0 0
                                    

Rerum mulai membuat strategi untuk manjalankan  misi mulianya merevolusi Pearlth. Gudang Loure menjadi markas persembunyian mereka berdua. Pasalnya tempat ini adalah tempat teraman yang ada di Alexandria. Hal ini disebabkan karena Loure tidak begitu populer di luar jam IPOGR. Mereka memulai diskusi dari  titik startnya.

“Jadi apakah kau memiliki ide untuk pembukanya?” 

Rerum mulai memandu jalannya rapat yang dihadiri hanya oleh mereka berdua itu.

“Tentu saja. Aku memiliki ideku sendiri. Aku berpikir bahwa kita harus mulai bertindak melalui pers dan mengambil suara lebih banyak orang di awal perainan. Itulah yang dilakukan leluhur kita untuk sampai di titik ini.”

“Kau benar sekali, itu ide yang cemerlang. Kita bisa memulainya dengan menyebarkan selebaran berisi tulisan persuasif yang menggugah pikiran.”

“Aku akan menuliskannya. Kemudian kau harus cari cara untuk mengendalikan sitem informasi Alexandria. Targetnya adalah siswa-siswa Alexandria.”

“Aku sangat pandai melakukannya. Serahkan padaku. Kita akan segera merekrut anggota dan mengumpulkan massa. Tapi apa yang terjadi setelahnya, Lex?”

“Tentu saja kita akan berperang kawan. Si vis pacem, para bellum. Artinya jika kau mendambakan pedamaian, maka bersiaplah berperang. Pandawa berperang melawan Kurawa adalah demi terwujudnya kedamaian. Perlawanan terhadap kejahatan adalah harus dan tidak bisa dihindari. Begitulah kira-kira yang krishna katakan kepada Arjuna muridnya dalam perang Baratayudha.”

“Darimana kau mendapatkan semua itu? Itu terdengar bukan berasal dari Pearlth.”

“Kau seperti lupa jika hobiku membaca buku.”

“Baiklah aku rasa aku mengerti.”

“Baguslah.”

“Tapi.., Apa yang terjadi setelah dominasi Genuss dihancurkan?”

“Manusia akan bebas, seperti burung-burung yang terbang lepas. Tidak akan ada lagi bangsa Alex, tidak dengan bangsa Atlant, tidak dengan Nord, atau bahkan Yort dan Rod. Semua akan hidup dengan damai sebagai bangsa Pearlth ”

“Itu terdengar sangat syurgawi.”

“Sebenarnya tidak juga.”

“Tapi bukankah jika bebas kita akan hidup tanpa aturan? Itu sama saja dengan kekacauan.”

“Tentu saja tidak akan ada yang tau hasilnya seperti apa sebelum seseorang mencobanya. Kita hanya tahu bahwa jika kiita tidak bisa melakukan suatu perubahan terhadap sesuatu yang buruk. Salah satu orang bijak dari leluhur kita pernah berpesan. Bertindak adalah suatu keharusan tapi hasilnya bukan.”

“Itu benar.”

“Lagipula kebebasan tidak sama artinya dengan kekacauan. Tapi kebebasan mendorong individu untuk menjadi lebih kuat dan survive. Itu jauh lebih baik dibandingkan dengan seekor burung di dalam sangkar.”

“Kau tahu apa, Lex?”

“Apa?”

“Kau sangat pandai meyakinkan orang.”

“Aku tahu.”

“Ya, tapi kau juga pandai membuat orang membencimu disaat yang bersamaan.”

“Ya, aku juga tahu itu.”

“Kalau begitu perlihatkan catatanmu padaku.”

(Pict)

    “Inikah semua yang kau dapat di Atlanta?”

    “Tentu saja, bukankah ini bagus?”

Pearlth Planet. [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang