[ONGOING] Mestinya dirimu yang lain juga milikku, jadi jangan salahkan aku karena berubah menjadi serakah terhadapmu.
•••
Menceritakan pasangan suami istri yang saling mencintai dan begitu harmonis. Mereka baru saja merayakan satu tahun pernikahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[SEBELUMNYA] Tatapan matanya sudah berubah semakin tajam. Sehan sama sekali tidak bisa berdiri dengan benar, siapa pun itu, ia ingin melarangnya untuk keluar. Tetapi semua diluar kendalinya. Seringai kemenangan muncul di wajah mengeras akibat menahan sakit. Tak lama rasa sakit di kepalanya berangsur menghilang.
"SEAN! Kau baik-baik saja!?" Bukan Sehan, tapi Sean-lah yang wanita itu kenal. Pria kuat, tampak kejam dan selalu menawarkan bantuan padanya.
"Irene Moon, lama tidak berjumpa," balas Sean sambil tersenyum miring.
LOVE ME, LOVE US TOO Minggu, 28.02.2021 Revisi: 01/06/2023 . .
"Marah, ya?" Sean membuka percakapan.
Irene Moon tetap diam sambil mengoleskan obat di sudut bibir Sean yang terluka. Sudah sekitar sepuluh menit berlalu setelah perkelahian dengan pencuri, membeli obat di apotek dan sekarang mereka tengah duduk di salah satu bangku panjang tanpa sandaran, yang berada tak jauh dari trotoar. Dapat mereka lihat dengan jelas lalu lalang kendaran di jalan raya.
"Masih bertanya seperti itu setelah beberapa hari tidak dapat dihubungi. Sama sekali tidak memberi kabar, kau tau ... aku mencarimu ke mana-mana!" Irene berseru sambil menekan-nekan luka Sean menggunakan jari kelingkingnya.
Sean mencengkeram lengan Irene. "Kurasa salepnya sudah cukup," kata Sean melepaskan lengan gadis berparas cantik itu dengan agak menghempaskannya.
"Pemotretan kita terakhir kali sukses besar, mereka meminta kita untuk menjadi sampul majalahnya lagi. Kau mau, 'kan?" tanya Irene berharap, tidak peduli bagaimana perlakuan Sean terhadapnya yang terbilang sedikit kasar dan acuh, ia tetap ingin mengandalkan pria yang pernah menawarkan uang dan membantunya terbebas dari hutang sang ayah.
"Aku mau, tetapi si bodoh ini terlalu gigih, tidak membiarkanku mengambil alih. Terima kasih aku ucapkan untuk si pencuri tadi."
Dahi Irene mengeryit. "Kenapa malah berterima kasih pada pencurinya, aku nyaris kehilangan semua uangku," protes Irene, selalu saja menambahkan emosi di dalam kalimatnya.
"Karenanya aku bisa bertemu denganmu lagi."
"Mwo (Apa)?"
"Tidak usah terharu, ayo, cepat pergi, kita lakukan pemotretannya sekarang juga!"
Bagi Sean tidak ada kata 'nanti', ia harus bergegas sebelum Sehan muncul dan mengacau. Sean hendak berdiri. Namun, Irene menahannya yang lalu memeluk penuh kerinduan.
"Syukurlah kau tidak apa-apa, selama ini aku takut terjadi sesuatu yang buruk padamu," kata Irene yang lalu tubuhnya didorong lembut bahkan dapat ia rasakan sentuhan di kedua bahunya.
Sementara itu di jalan sana taksi yang ditumpangi Kim Sena lewat, selintas dilihatnya wajah Irene tengah bersitatap dengan laki-laki yang seperkian detik kemudian mencium bibir Irene. Pasangan dimabuk asmara zaman sekarang memang suka mengumbar kemesraan di tempat umum. Pikir Sena tersenyum kecil sembari kedua matanya bergulir, sampai tidak dapat menjangkau lagi pasangan kekasih yang mungkin sedang saling mengecap manisnya cinta.