2

40 10 8
                                    

2. Banyak Orang Stres








"Pulang cepetan!"

Sudah hampir satu jam cowok ditelpon itu berteriak tak jelas membuat Amantara jengah sendiri. "Iya," jawabnya.

"Iya iya pulang kaga!"

Amantara menghelah napas berat. "Iya ini dijalan mau pulang, sabar..."

"Dijalan teros! gaul sama Gilang sih lu!" marah cowok itu.

Amantara berdecak kesal, cowok di depannya ini kalo lagi mabok ngeselin emang. "Lo kalo gampang kobam nggak usah minum napa Bang! nyusahin banget sih!" gerutunya mematikan telepon jadi ikutan galak.

Junet terbahak. "Uuh atutnyaa," cicitnya berlari ke belakang sofa untuk bersembunyi.

Amantara menggeram kesal, buru-buru mencari kontak Mamah meminta bantuan.

"Mamah??"

"Ya Dek?" jawab dari seberang sana.

"Mamah pulang ihh Abang mabok nihh,"

Terdengar Willy tertawa kecil. "Biarin aja nggak usah diladenin,"

"Abangnya maksa Tara buat teleponan Mamahhh," lirih Amantara frustasi.

"Udah udah Abangnya diemin aja, kamu tidur gih,"

Amantara tersenyum senang. "Beneran nih? Tara tinggalin tidur aja gitu?"

"Iyaa,"

"Yaudah Tara matiin teleponnya, bye Mah love you!"

Amantara berlari kecil mendekat ke belakang sofa. Lalu memandang prihatin Junet. Udah pake kaos doang, kolor pinjem punya papah, terus selonjoran dibelakang sofa. Udah kayak gembel beneran.

"Abang, Tara foto nggak papa yahh??" ia terkikik geli mengambil beberapa foto Junet, besok pagi tinggal tunjukin terus jahilin.

"Goblok lo Bang, serius goblok banget!" teriaknya mendorong kepala Junet, lalu tertawa puas berlari ngacir ke kamar.

Selesai mencuci muka dan gosok gigi, Amantara membuka ponselnya lagi lalu tiduran dikasur.

Hidup tuh susah kalo nggak ada hp.

"Duh suami kok nggak kasih kabar sih," gumamnya sambil memandangi ponsel.

Amantara berdiri dari kasur. Kemudian berjalan mondar-mandir sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. "Udah malem banget..."

"Angkat dong yangg," katanya masih berusaha menelpon, namun tak kunjung diangkat.

"Hallo?"

Amantara menghelah napas lega. "Kamu dimana? kok belum pulang?"

"Ini udah didepan rumah, Sayang,"

Wajah Amantara bersemu, lalu mengulum bibir. "Oh udah di depan. Aku matiin telponnya ya?"

"Iya."

TANDA TANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang