Apa aku masih menjadi bintangmu?

12 10 5
                                    

                    Maaf typo bertebaran                       
                       Selamat membaca
.
.
.
.
.
.

Paginya yang dirasakan oleh Hani hanya pusing di kepala, dia tak menghiraukan itu sekarang dia menuju ke kamar mandi dan bersiap siap pergi sekolah.

Saat dia turun untuk sarapan hawanya seperti biasa sepi sunyi.

"Selamat pagi non Hani, non mau makan apa biar bibi siapkan?."

"Roti aja bi sama buatin susu coklat ya bi."

"Siap non, eh ngomong-ngomong kok wajah non Hani pucat gitu matanya non juga kaya mata panda gitu" Ucap bi inah dengan nada khawatir.

"Hani gapapa bi."

"Aduh non ini non Hani panas banget Lo astaghfirullah non gak udah sekolah dulu ya kita ke rumah sakit sekarang."

"Bentar non biar bibi ambil dompet dulu."

"Eh gausah bi Hani gapapa kok beneran deh suer nih." Dengan tangan yang membentuk huruf "V".

"Yaallah gapapa gimana sih non badannya non itu panas loh."

"Beneran gapapa bi udah ya sekarang mendingan bibi buatin susu coklat aja biar Hani ambil rotinya sendiri."

"Yaudah tak buatin susu coklat dulu."

Hanya dijawab dengan anggukan kepala saja oleh Hani. Lalu Hani mengambil roti dan mengoleskan selai strawberry.

"Ini non diminum pumpung masih hangat."

"Iya bi."

Setelah meneguk habis susu coklat itu Hani langsung berpamitan ke bi inah tak lupa juga mencium punggung tangannya.

***

Akhirnya Hani sampai dengan selamat ke sekolah lalu dia memarkirkan motornya dan berjalan menuju ke kelas.

"Eh sumpah ya sok banget sih dia."

"Iya bener banget."

"Idih sok cantik."

"Najis."

"Pantes sih kalau dibuang sama orang tuanya gue juga ogah kali punya anak yang nakal banget kaya dia."

"Hus hus pergi sana jauh jauh dari kita nanti kita ketularan Lo lagi."

"Ketularan apaan?."

"Ketularan jadi anak broken home."

Hahahahah. Seketika tawa orang orang yang ada di lorong pecah mereka tertawa sekencang kencangnya hingga membuat Hani sakit hati.

Hari ini Hani tak seperti biasanya jika biasanya akan melawan hingga para lawannya kalah telak maka tidak untuk hari ini Hani memilih untuk diam.
Tak selamanya dia akan diam saat ini hanya dia sedang mengalah kepada tubuhnya dia masih lemas mungkin jika dia melayani mereka maka Hani yang akan mati.

Saat tiba didalam kelas Hani langsung menenggelamkan wajahnya ke atas meja, dia merasa pusing saat ini mungkin ini efek Karena dia nangis tadi malam ditambah dia tidak tidur dengan nyenyak.

"Lo kenapa Han?." Tanya Lala yang khawatir akan sahabatnya itu.

"Gue gapapa cuma rada pusing aja."

"LO SAKIT?." Teriak Lala hingga orang yang didalam kelas melihat apa yang terjadi hingga Lala berteriak sangat keras.

"Ck jangan teriak teriak lah la tambah pusing nih gue."

My life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang