Isi hatiku

11 8 4
                                    

                    Maaf typo bertebaran

                       Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
Aku sungguh benci dengan masa lalu, mereka telah menghancurkan diriku menghancurkan hal yang terindah dalam hidupku.

Aku benci mereka tapi aku juga sayang mereka aku tak ingin mereka pergi cukup masa lalu ku yang pergi saja.

Hari ini dengan ditemani angin sepoi-sepoi daun dari pepohonan yang bergerak mengikuti arah angin.

Hani yang dikenal oleh banyak orang tak pernah menangis dan selalu mengangkat kepalanya tapi kini ia sedang menjadi dirinya sendiri Hani yang cengeng butuh pelukan butuh kehangatan dari seseorang.

Sungguh betapa indahnya masa lalu Hani saat di danau ini bercanda dengan ayah dan bundanya, lari larian dengan mereka, main petak umpet, makan bersama disini dan masih banyak lagi kenangan yang indah sebelum semuanya hancur.

Hiks hiks hiks

Hanya ada suara tangisnya yang menandakan bahwa dirinya sangatlah rapuh.

"Kenapa bayang masa lalu selalu menghantuiku, gue sungguh benci itu."

"Rasanya ingin banget gue hilang ingatan agar semua masa laluku tak pernah gue ingat."

"Yah bund Hani rindu main di danau ini bersama kalian."

Hiks hiks hiks...

***

Hari sudah mulai malam saat ini Hani masih duduk manis di tepi danau, anak anak yang tadinya ramai disini pun sudah kembali ke rumahnya masing masing.

Hani ingin kembali ke rumahnya tapi kenapa rumahnya itu seperti neraka baginya.

Sekarang dirinya memutuskan untuk pulang. Ia melajukan motornya dengan pelan. Menikmati angin yang bercampur polusi, menikmati indahnya lampu lampu yang menyala di sepanjang jalan memberikan efek terang dijalan dan disudut kota kota.

Saat sudah sampai di rumah dia berjalan menuju kamarnya. Orang tuanya? Entahlah Hani pun tidak tau mereka Kemana entah masih kerja atau bermain dengan selingkuhannya. Ia tak memperdulikannya terserah mereka mau bagaimana.

"Ahh seger banget habis mandi."

Setelah mandi Hani turun ke lantai 1 lalu duduk dimeja makan dan makan apa yang sudah di siapkan oleh bi Inah. Sedangkan bi Inah saat ini sedang mengerjakan pekerjaan lainnya.

Sudah biasa baginya makan malam sendiri toh juga jika makan bersama ayah dan bundanya rasanya sama saja seperti makan sendiri.

***

Malam yang dingin dia duduk dimeja belajarnya sambil ditemani dengan susu coklat panas kesukaannya.

Lalu dia mengambil buku diary nya yang berwarna hitam.

Tak heran jika buku diary nya berwarna hitam karena itu warna kesukaannya, kamarnya pun hanya ada warna hitam, abu abu dan putih saja.

Saat ini dia ingin menulis mencurahkan isi hatinya didalam buku diarynya.

Tuhan,
Bolehkah aku mengatakan rindu
Aku rindu pada masa kecilku,
Aku rindu dimana aku dimanja,
Aku rindu ketika bundaku selalu
ada disamping ku,
Aku rindu ketika aku tak pernah
terkena tamparan keras dari mereka,
Aku rindu ketika aku yang selalu
menjadi alasan mereka bahagia,
Kalaupun boleh aku ingin mengatakan
Aku sangat suka dengan masa itu tuhan

                                                       06maret20.50

Setelah menulis curahan isi hatinya dia keluar ke balkon menatap ke atas.

Sekarang cuaca yang sangat mendukung bintang untuk bertabur dilangit. Dulu dia dianggap seperti bintang oleh kedua orang tuanya tapi sekarang dia dianggap apa?

Lalu dia menutup pintu balkon dan menidurkan tubuhnya diatas ranjang yang sangat empuk setelah itu Hani terbawa ke alam mimpi.

***

Pagi yang indah dia menghirup udara yang belum tercampur oleh polusi udara. Masih pagi setelah ia menunaikan shalat subuh nya ia keluar menuju ke teras. Masih kebayang kan betapa dinginnya udaranya? Tapi juga sejuk masih sepi. Itulah kesukaan gadis itu(sepi,sunyi, tentram, ketenangan) indah bukan.

05.45

Setelah menikmati betapa sejuknya hawa pagi hari ia memutuskan untuk jalan jalan memutari komplek rumahnya.

Hari ini hari Sabtu dimana sekolahan Hani libur, pagi ini ia berlari pelan sambil menikmati indahnya cahaya semesta akan muncul dan membuat hawa yang awalnya dingin berubah menjadi hangat.

Setelah berlari ia mampir ke tukang bubur ayam langganannya. Di ujung jalan disana lah tempat mangkal kang makmur berjualan buryam, iya buryam kang makmur, dijamin makan di sini enak dan makmur, perut lapar makan buryam bikin makmur. Begitulah tulisan yang ada di gerobak kang makmur.

"Kang buryam nya satu ya."

"Siap neng, biasa kan neng?."

"Iya kang." Teriaknya sambil berjalan menuju meja yang kosong.

Setelah menunggu beberapa menit bubur pun sudah siap, kang makmur memberikannya lalu tersenyum.

"Sok atuh dimakan neng."

"Makasih kang." Hanya diangguki oleh kang makmur, setelah itu kang makmur kembali lagi ke gerobaknya dan membuatkan pesanan orang lain.

Buryam kang makmur itu enak jadi jangan heran jika banyak orang yang pagi pagi sudah ada disini makan buryam ala kang makmur.

Hani pun memakan buryamnya(kalian kalau makan buryam diaduk apa engga diaduk hayo).
Makan dengan pelan pelan sambil menikmati indahnya pagi ini sambil melihat orang orang yang berada di sekitarnya.

Setelah kenyang Hani pergi menuju kerumahnya dan jangan lupa dia sudah membayar buryam nya yang tadi dia makan.

Dia berlari kecil sambil mendengarkan musik kesukaannya. Setelah sampai dirumah dia langsung menuju kamarnya, merebahkan tubuhnya lalu memejamkan matanya sebentar.

Orang tuanya? Jangan ditanya mereka tidak pulang semalam entah kemana Hani tak peduli.
Mungkin mereka lupa jika mempunyai anak atau memang Hani tak pernah dianggap ada? Entahlah.

Lalu ia membuka kembali matanya dan menatap langit langit kamarnya yang berwarna putih itu.

Hani beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat.

Setelah mandi dia turun ke bawah menuju kulkas dimana stok makanan Hani disimpan. Hani mengambil banyak cemilan dan minuman membawanya ke kamar.

Hari ini libur kan? Jadi apa yang dilakukan oleh Hani saat libur? Ke mall? Foya foya? Mabuk? Ohh tidak Hani menghabiskan waktunya untuk rebahan, nonton drakor, nonton film berbagai genre, dan bermalas malasan.

Hari ini ia memutuskan untuk menonton film, mematikan lampu menurut korden dan mengunci pintu kamarnya.

Setelah itu ia mulai memutar filmnya dan tangan yang sibuk mengambil barang dan memasukkan ke mulut Hani.

***

Gimana ceritanya? Membosankan ya?

Maaf dan makasih ya, maaf kalau ceritanya membosankan dan makasih udah baca.

Jangan lupa vote dan komen juga

Support terus cerita ini

Jangan lupa follow Ig ku dong @niaa.k__

Jangan lupa juga follow di wattpad ku.
Makasih

My life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang