Alyssa, Darrel, dan juga Zidan mulai memasuki hutan tersebut. Senter yang mereka bawa hanya dua, dipegang Alyssa dan Zidan. Sedangkan Darrel membawa buku Oxcillia itu. Siapa tahu berguna, batin Darrel."Ini udah jauh belum sih?" Alyssa melempar cahaya senternya ke segala arah mencari sesuatu yang mencurigakan. Namun, agaknya mereka tidak menemukan apa-apa selama 10 menit lebih berada didalam sana. Alyssa pikir tidak semua orang bisa masuk hutan Oxcillia.
"Atau jangan-jangan cuma orang yang dipanggil aja yang bisa masuk?" tanya Zidan.
"Dipanggil?" Darrel memicingkan matanya kebingungan.
"Iya, jadi cuma yang bisa denger suara dari dalam hutan ini yang bisa masuk," Zidan mencoba menjelaskan. "Paham nggak sih?"
"Paha-"
"Enggak,"
"Ah, puyeng dah gua ama lu, Rel," Zidan mengalihkan wajahnya ke arah lain dan ia menemukan sesuatu yang bersinar di ujung sana. "Itu apaan, woi?"
Alyssa dan Darrel melihat apa yang ditunjuk Zidan. Mereka memutuskan untuk berjalan menuju kesana.
Dan seseorang membekap Alyssa dari belakang, "Tolo-emmm!" Alyssa mencoba berteriak sekeras mungkin dan melepaskan tangan pria misterius itu.
"ALYSSA!" Zidan dan Darrel sontak menengok ke belakang dan berlari menuju Alyssa yang perlahan berjalan mundur.
Zidan menghantam pria tersebut dengan kayu yang ada di sekitarnya dan Darrel menarik Alyssa hingga Alyssa jatuh di pelukan Darrel dan mereka terdorong mundur cukup jauh.
Setelah Zidan habisi pria tersebut hingga terkapar, Zidan menjauhinya dan berjalan menuju Darrel dan Alyssa. Tapi, tak disangka pria itu memanggil namanya.
Zidan diam terkejut. Ia belum cukup yakin untuk segera menengok ke pria itu.
"Ja-ngan... kesana!""Arka?!" Alyssa terkejut saat hoodie hitam yang tadi menutupi wajah pria itu terlepas. Itu kakaknya. Wajahnya berdarah akibat dipukuli Zidan.
Mereka sontak mendekati Arka dan membantunya berdiri.
"Kak, lo nggak apa apa?!"
"Ka, lu kenapa sampe kaya gini sih? Ada apaan disana, hah? Ada apaan?"
"A-ada yang bawa buku-"
"Ini maksud lo?" Alyssa segera menunjukkan buku Oxcillia yang Darrel pegang kepada Arkatama.
"Iya, lo robek halaman 99 terus tempel di pohon Oxcillia itu," ujar Arkatama dengan susah payah di pangkuan Zidan.
Alyssa kemudian membuka halaman 99, dan mereka menemukan...
"Ini gambaran pohon?" tanya Alyssa bingung sedangkan Arka hanya mengangguk pelan.
"Gambarannya Cillia," ujar Darrel.
Mereka segera berdiri.
"Zidan lo jagain Arka, biar gue sama Alyssa yang kesana,"
"Oke, hati-hati,"
Alyssa dan Darrel pun pergi meninggalkan Arkatama bersama Zidan. Mereka berjalan melewati segala labirin dan hanya berfokus mengikuti cahaya yang sangat terang itu yang mendadakan letak pohon Oxcillia. Sesekali mereka tersesat dan berlari kecil akibat di kejar oleh para reptor yang berusaha menghentikan mereka.
"Cepet lari, Lys! Biar reptor ini gua yang urus,"
"Tapi-" Alyssa ragu meninggalkan Darrel sendirian, ia mengambil sebatang kayu besar di pinggir jalan dan memukul si reptor dari belakang hingga reptor itu jatuh pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxcillia
Mystery / Thriller"Siapapun yang kejebak disana, mereka nggak akan selamat. Kalau ada yang coba buat nyelamatin, maka nyawanya sebagai ganti." "Oh iya? Kenapa gue selamat?" "Karena lo idiot," Alyssa yang cerewet dan suka marah-marah itu harus bekerja sama dengan Zida...