"Pak?""Rel!"
Darrel menengok ke arah seseorang yang tiba-tiba memanggilnya. Itu Raden dan Ardan, mereka rupanya telah mencari Darrel ke seluruh penjuru sekolah, "Ternyata lo disini, jing!"
"Apaan?"
"Ayo siap siap! Abis ini kelas kita main,"
"Tau, lu gimana sih," Ardan melanjutkan. "Pemain inti bukannya stay dari tadi, gue cariin kemana mana,"
"Iya, buset santai," Darrel berdiri dan melihat Pak Warsono yang masih diam tak menjawab pertanyaannya sama sekali. "Pak, saya tunggu jawabannya loh, ya,"
"Iya, udah sana," kata Pak Warsono, ia lalu beranjak membukakan pintu gerbang karena ada sebuah mobil yang akan masuk.
Darrel dan teman-temannya pun berlalu.
🍁
Hari ini pulang lebih awal, tapi tidak bagi Alyssa. Sebagai salah satu pengurus OSIS, ia harus membersihkan seluruh lapangan yang telah dipakai untuk acara classmeeting tadi, bersama dengan rekan-rekannya sampai sore hari. Dari sound system, tali rapia, dan properti lomba lainnya yang berserakan dimana-mana. Mereka juga mengumpulkan semua bola seperti bola futsal, basket, bola tangan, bola voli di dalam satu keranjang. Dibantu oleh karyawan sekolah lainnya.
"Ais, abis ini mau ikut kita apa langsung pulang?" tanya Andien saat sedang menaruh satu persatu bola ke keranjang bersama Alyssa.
"Kemana?"
"Katanya sih panitia mau pada makan bakso depan sekolah,"
"Oh, enggak deh kayaknya. Agak capek mau langsung pulang aja,"
"Okey," Andien pun pergi meninggalkan Alyssa sendirian. "Duluan, ya!"
"Iya, bye,"
"Arka mana? Belum jemput?"
Seorang wanita dengan rambut terurai sebahu datang bertanya dari belakang tubuh Alyssa.Pertanyaan itu agaknya menjadi makanan wajib Alyssa setiap kali lagi sendirian dan bersiap untuk pulang sekolah. Satu-satunya orang yang hobi menanyakan hal tersebut adalah Renatta, kakak kelas sekaligus mantan kekasih Arkatama.
"Mau sampai kapan sih, kak, lu nanyain gitu mulu ke gue?"
"Kenapa?" Renatta tersenyum smirky.
"Gue udah bilang ya berkali-kali, lo putus sama Arka itu bukan karena gue!"
"Terus karena apa? Karena uang lo yang nggak ada, iya? Makanya lo nebeng abang lo terus,"
"Itu sama sekali bukan urusan lo, gila."
"Eh, denger ya adik manis. Lain kali tau diri dikit bisa nggak? Ngertiin dikit abangnya, dia mau jalan sama gue selalu gagal karena harus pulang sama lo terus,"
"Itu karena Bunda yang minta! Gue juga bisa kalo pulang sendiri tanpa harus sama dia,"
"Basi banget, haha."
"Lo nya aja yang manja, apa-apa harus sama dia mulu," Alyssa sengaja membanting satu bola voli yang sedang dipegangnya tadi. "Idiot banget nggak sih? Cemburu sama adik kandung pacar lo sendiri? Haha,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxcillia
Mystery / Thriller"Siapapun yang kejebak disana, mereka nggak akan selamat. Kalau ada yang coba buat nyelamatin, maka nyawanya sebagai ganti." "Oh iya? Kenapa gue selamat?" "Karena lo idiot," Alyssa yang cerewet dan suka marah-marah itu harus bekerja sama dengan Zida...