3. Nightmare

2 0 0
                                    


Malam, gelap, sunyi.
Alyssa melewati jalan setapak yang kecil dan panjang, berlari secepat mungkin, jantung berdegup kencang, dengan seragam yang sudah lusuh dan sepatu kets putih yang sudah kotor terkena lumpur dipakainya. Sekuat mungkin berlari menjauh dari seseorang yang tak dikenal yang mencoba mengejarnya. Napas tak beraturan, mata penuh ketakutan, Alyssa panik, jalan mana lagi yang harus ia pilih.

"Kanan? Kiri? KANAN?! KIRI?! AHH! Tempat apa ini sebenarnya! Kenapa gue nggak nemu jalan keluar dari tadi!" Alyssa kaget setelah mendengar suara langkah kaki semakin mendekat, "Sial! Gue harus lari lagi!"

Alyssa memejamkan matanya sebentar dan menarik napas. Ia harus segera menentukan jalan mana yang akan di pilih, "KANAN! OKE!"

"Jangan... Pergi...," Mata Alyssa kembali melotot saat tangan kanannya tiba-tiba dipegang oleh seorang laki-laki dengan sangat kuat. Ia membalikkan badannya dan tiba tiba...

Gelap.

Matanya tertutup.

"HAAAAAAA!"

"Sial, mimpi buruk lagi." Alyssa terbangun dari mimpinya dengan sangat tergesa. Ia memegangi kepalanya frustasi.

Tak lama pintu kamar Alyssa terbuka,
"Lo mau cabut sekolah?" itu kakak nya, Arkatama, sering dipanggil Arka. Ia terkenal nakal dan populer di sekolah. Beda dengan Alyssa yang tidak suka ketenaran dan nggak banyak tingkah.

Alyssa udah paling males banget kalo harus berangkat sekolah bareng Arka, karena jika sudah sampai sekolah dan bertemu teman-temannya, Alyssa pasti bakal dicuekin bahkan nggak dianggap sama sekali sebagai adik kandung belum lagi siswi-siswi yang suka cari perhatian sama dia sampe tiap pagi harus banget nyapa didepan gerbang. Alay, kata Alyssa.

"Emang sekarang jam berapa sih?" Alyssa mengambil handphone di sampingnya, matanya spontan membelalak, "HAH?! Jam 7?! Lo gila ya hari ini senin ada upacara kok lo nggak bangunin gue?!"

Alyssa buru-buru bangun dan langsung masuk kamar mandi. Arka hanya menyaut, "Lah gue emang niat nggak upacara makanya gue telatin, lo mau bareng gue apa milih dihukum ditengah lapangan satu jam?"

Alyssa memunculkan kepalanya dari kamar mandi dan bertanya, "Terus gue bakal ngikutin lo manjat pager, loncat dinding, gabung sama geng nakal gajelas lo itu? Iya? OGAH! Mending dihukum satu jam di lapangan!"

"Yeee, yaudah. Terserah, gua duluan berangkat,"

"Silahkeun!"

🍁

Setelah bersiap dengan tampilan seadanya, Alyssa menggendong tas ransel beserta handphone di tangan kanannya lalu segera turun kebawah untuk memakai sepatu.

Bibi Anis yang sedang mencuci piring di dapur menyambut Alyssa saat sudah menuruni tangga menuju dapur, "Loh, neng, kok baru berangkat? Udah jam 7 lewat loh,"

"Eh, iya Bi. Aku kesiangan gara-gara nugas banyak semalem," Alyssa duduk dan mulai mengikat sepatunya. Lalu ia tersadar Bunda nya tidak terlihat sejak Alyssa bangun.

"Bi, Bunda kemana?"

"Oh, Bunda tadi pagi sekali berangkat ke kantor karena klien tiba-tiba mau datang hari ini, jadi harus segera siapkan berkas untuk rapat, Neng." Bibi menjelaskan sambil mengelap piring bersih yang sudah di cuci. "Oh satu lagi, Bunda katanya udah transfer uang ke rekening Neng Ais buat jajan minggu ini,"

"Oh gitu ya, Bi? Yaudah, nanti Ais cek," Alyssa lari kecil menuju depan rumah. "Ais berangkat yaa Bi! Gojeknya udah didepan!"

"Loh, Neng! nggak mau bawa bekal?"

"Enggak, Bi! Ais beli di kantin ajaa!"

🍁

Pagi ini suasana pagar depan sekolah sangat sepi. Tak ada satu muridpun disana
"Tumben, ini pada nggak telat apa gimana deh? Gue sendirian doang nih? Biasanya banyak yang telat,"

OxcilliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang