5. Connected

0 0 0
                                    


"Gelap juga ya,"

"Ya, makanya gua nyalain senter," balas Zidan yang masih sibuk memperhatikan jalan di depannya. Berhati-hati jika ada sesuatu yang mereka tabrak atau injak.

"Ayo, lebih cepet!"

"Ayo,"

Alyssa berlari kecil diikuti oleh Zidan menuju perpustakaan lama. Sampai disana mereka masuk dan mencari-cari buku Oxcillia lorong demi lorong. Sampai akhirnya...

"Loh, Darrel?!"

Darrel yang sibuk membaca itu menengadah keatas melihat dua orang yang menemuinya. Alyssa dan Zidan melihat Darrel duduk di lantai ujung lorong seperti seseorang yang sedang bersembunyi.

"Lu ngapain disini?" Darrel pun mengambil posisi berdiri menghadap Alyssa dan Zidan. Mereka sama-sama kebingungan.

"Gue—" Alyssa ragu untuk memberitahunya.

"Lah, lu juga ngapain disini?" kata Zidan memotong.

Darrel langsung menutup buku yang tadi dibacanya dan menyembunyikan buku itu di belakang tubuhnya.

"Rel?"

"Gua lagi nyari buku buat ulangan besok,"

"Kenapa disini? Kan lu tau buku-buku pelajaran di perpus baru, Rel," kata Zidan.

"Iya, gua tau, Dan." Darrel panik. "Yaudah, ini cuma nyari referensi aja, lu berdua ngapain? Oh, jangan-jangan..."

Alyssa melotot, "Heh! Nggak usah mikir aneh-aneh, gua tampol lu!"

"To be honest aja, kita disini mau nyari buku Oxcillia, lu liat nggak?" tanya Zidan sambil melihat-lihat buku di rak.

Darrel berpikir, "Kok gua kaya pernah denger, ya?"

"Serius? Dimana?" Alyssa terlihat bersemangat saat ada orang lain yang akhirnya mengerti maksud mereka.

"Bentar, lu ada urusan apa nyari buku itu?"

"Ceritanya panjang, sih,"

Alyssa dan Zidan pun mau nggak mau harus menceritakan semua yang terjadi kepada Darrel. Karena dia lah satu-satunya orang yang Alyssa dan Zidan harap bisa membantu mereka menyelamatkan Arkatama.

Darrel terkejut juga kebingungan mendengar cerita tersebut. Adakah sangkut pautnya dengan buku "Bloed voer Oxcillia" yang ia temukan di ruangan aneh itu?

Akhirnya Darrel juga menceritakan tentang kegelisahannya selama ini kepada mereka berdua. Dan agaknya cerita mereka saling berhubungan.

"Oh, jadi, orang yang udah masuk ke hutan itu, di jadiin tumbal, dan mayatnya dimasukkan ke ruangan aneh itu terus di mutilasi? Organnya dijual?" Alyssa menyimpulkan.

"Kayaknya orang yang udah masuk pohon itu otomatis jadi pengikut atau reptor atau babu semacamnya. Nah, karena udah beda dunia, maka roh nya udah keluar dari tubuhnya. Disitulah mayatnya dibawa ke ruangan itu lalu di mutilasi," Zidan menambahkan.

"Gila," Darrel menarik napas setelah tau apa yang barusan ia dengar. Ini sangat di luar logika dan akal sehat.

"Darrel! Dimana bukunya?"

"Ini!"

Mereka bertiga pun duduk di meja dan membaca keseluruhan isi buku tersebut.

"Jadi, gadis kecil berusia 5 tahun itu menanam pohon kecil di tahun 1885, menamai pohon tersebut Oxcillia, yang ia ambil dari kata "Ox" yang berarti Oxygen dan "Cillia" namanya sendiri, artinya Oksigen milik Cillia," kata Zidan.

OxcilliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang