01:03 AM
Terdengar suara bising dilantai kedua dari gedung sekolah ini. Darrel terkesiap. Ia membetulkan posisi duduknya di lantai. Kayanya ada orang lain selain gue, batin Darrel.
Ia mencoba berpikir positif, mungkin satpam atau penjaga lain sedang membereskan barang-barang laboratorium yang berantakan setelah dipakai anak-anak. Darrel tak peduli. Ia melihat telepon genggam nya. "Anjir, 5%. Gue bisa apa disini tanpa hape."
Darrel langsung terperanjat saat suara bising itu makin keras terdengar beberapa detik setelah ia bicara. Darrel mencoba mengatur napasnya. Oh, mungkin cuma kucing kampung lagi loncat-loncat nginjek apa aja yang dibawahnya, batin Darrel mencoba menjernihkan pikirannya.
Diam sejenak, Darrel menutup mata perlahan. Dan—
"WAAAA!" Darrel loncat sejadi-jadi nya mencoba menjauh dari sepotong tangan manusia yang masih berlumuran darah baru jatuh dari lantai atas tepat disamping Darrel. Ini nggak masuk akal.
Ia memicingkan matanya mencoba melihat objek itu lebih jelas. Benar, itu sepotong tangan berlumuran darah. Darrel menelan ludahnya dan segera menjauh dari tempat itu. Lari menuju kantin yang jelas-jelas gelap tak ada setitikpun cahaya. Darrel menyalakan senter dari hp nya.
"Tadi barusan itu apaan sih?" sambil mengontrol napas, Darrel masih enggan percaya atas apa yang ia lihat barusan.
Suara langkah kaki bersepatu pantofel itu terdengar sedang menaiki tangga. Darrel mengintip dari balik dinding. ,Ia benar-benar tak mengenal laki-laki tersebut. Jas hitam, topi hitam, celana panjang hitam. Kenapa semua hitam? Apa karena penglihatan Darrel yang minim cahaya membuat semua warna yang ia lihat hanyalah hitam? Aneh, batin Darrel.
Ia pun penasaran dan mengikutinya dengan langkah mengendap-endap. Setidaknya mungkin akan ada orang yang bisa ia ajak bicara selagi menunggu fajar tiba daripada harus gelap-gelapan di kantin ini.
Terus mengikuti, terlihat ini menuju ruang laboratorium. Dan saat pria itu membuka engsel pintu laboratorium, Darrel menyembunyikan dirinya di balik dinding, lalu dentuman keras terdengar saat pintu itu tertutup. Darrel mendekati ruang tersebut, mencoba mengintip dari jendela, gelap. Mencoba membuka engsel pintu, terkunci. Ada apa disini? Darrel bingung.
Tak lama sesuatu menutup mulut Darrel sangat cepat dan kasar dari belakang. Sebuah tangan kekar menyeret Darrel turun dari lantai ini ke sebuah ruangan. Darrel terseret-seret sampai Ia terduduk dan bekapan pun dibuka. Gelap, hanya setitik cahaya dari luar ruangan, itu lampu pijar lapangan. Darrel berdiri, melihat sekeliling, mencari tau ini tempat apa, siapa yang membawanya tadi. Dan...
"Duduk Darrel!" Darrel kaget, orang itu mengenalinya. Ia samar-samar melihat sosok laki-laki di depannya. Tak begitu jelas akibat minimnya cahaya.
"Anda siapa?" tanya Darrel mencoba menerawang.
"Jangan coba-coba kamu kesana lagi!"
"Oalah, Pak Warsono ternyata," ujar Darrel lega. Pak Warsono adalah satpan favorit nya Darrel di sekolah, ia satu-satunya satpam yang memperbolehkan Darrel pulang sebelum jam nya. Alias: Cabut.
Darrel pun duduk dan mengatur nafas nya yang hampir hilang saat dibekap Pak Warsono. Ia menatap Pak Warsono yang masih berdiri dihadapannya, "Emang ada apa, Pak?" tanya Darrel.
"Beberapa orang lagi merapikan alat-alat laboratorium, mengganti nya dengan yang baru jika sudah tak layak pakai, membuang sisa-sisa cairan yang sudah terkontaminasi atau rusak, semacam itulah. Kepo amat. Anak kaya kamu nggak akan ngerti ruangan kaya gitu," jawab Pak Warsono yang hobi meremehkan seorang Darrel.
Darrel hanya memutar bola matanya. Sedikit benar atas ucapan Pak Warsono. Tapi juga nggak 100% buta soal Lab. Meskipun Darrel bukan anak MIPA, Darrel tau sedikit-sedikit tentang Laboratorium dari Bundanya yang bekerja sebagai seorang dokter.
![](https://img.wattpad.com/cover/82721711-288-k75293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxcillia
Misteri / Thriller"Siapapun yang kejebak disana, mereka nggak akan selamat. Kalau ada yang coba buat nyelamatin, maka nyawanya sebagai ganti." "Oh iya? Kenapa gue selamat?" "Karena lo idiot," Alyssa yang cerewet dan suka marah-marah itu harus bekerja sama dengan Zida...