Alyssa menghentikan langkahnya. Siapa lagi sore-sore begini bikin emosi. Tangannya mengepal, Alyssa bener-bener udah nggak tahan lagi.
"ALISI—"
BUGGGH!
Sepatu sebelah Alyssa melayang ke laki-laki yang sedari tadi memanggilnya. Udah salah, berisik lagi.
"Kok ngelempar sepatu sih? Gua manggil lu daritadi juga!"
"Nama gue Alyssa bukan Alisia! Bego!"
Pantesan. Saat Alyssa membalikkan tubuhnya tadi ia langsung paham. Siapa lagi yang suka mancing emosi dan nggak jelas sampe ke ubun-ubun kalo bukan Zidan. Udah maksa minta minum, sekarang teriakin namanya salah lagi. Ada kata yang lebih dari idiot nggak sih?
"Oh iyakah? Yaudah nggak peduli, gua cuma mau nanya doang," Alyssa menatap Zidan datar. "Arka kemana? Dari jam 3 nggak muncul-muncul di tongkrongan,"
"Nggak tahu,"
"Kan lu adeknya, masa nggak tahu,"
"Ya nggak tahu orang gue nggak sama dia," Alyssa mulai ngotot. "Lu datengin sono kerumah, ada nggak dia disana?"
"Nggak mau,"
"Yaudah," Alyssa mulai pergi.
"Tapi gua nemu handphone nya di pinggir jalan,"
Langkah Alyssa terhenti. Ia membalikkan badannya menghadap Zidan lagi. Matanya sedikit menyipit, Alyssa serius kali ini.
"Kok bisa?"
"Agak pecah," Alyssa merebut handphone yang di genggam Zidan. "Kayaknya nggak sengaja jatuh,"
"Mati," kata Alyssa saat memperhatikan seluruh sudut dan sisi hape tersebut.
"Iya, mati lah! LCD nya aja remuk gitu,"
"Yaudah sih, ngegas aja."
"Lagian lu idiot, kaya gitu aja dipastiin masih hidup apa enggak,"
"Berisik," Alyssa kesal. "Kan cuma mastiin,"
"Yaudah, terserah deh. Sekarang gimana biar bisa tahu dia dimana,"
Mereka diam sejenak.
"Cepat cari dia,"
Alyssa dan Zidan terkejut. Seseorang bicara tepat di belakang mereka. Itu adalah laki-laki hoodie hitam yang mereka temui tadi pagi.
"Maksudnya?" Zidan mendekati laki-laki tersebut.
"Ia sudah masuk ke hutan itu, seperti kamu kemarin. Tapi saya tidak yakin dia bisa seberuntung kamu. Bisa dengan selamat keluar dari hutan itu." Jelasnya dengan nada datar. Wajahnya setengah tertutup hoodie sehingga Alyssa dan Zidan tidak bisa melihatnya dengan jelas.
Alyssa berpikir, "Maksudnya hutan Ox Ox—"
"Oxcillia?" tanya Zidan memastikan.
"Ya,"
"Oke, Zidan. Lo pernah kesana, lo pasti tahu cara masuk dan keluar hutan itu gimana. Sekarang ayo pergi," ajak Alyssa buru-buru karena ia sudah sangat cemas dan langit makin gelap.
"Iya, tapi gue sendiri nggak tahu kenapa gue bisa disana," Zidan jadi kebingungan.
Alyssa ikut kebingungan, "Kok bisa?"
"Waktu itu gue jalan di samping sekolah, itu gue lagi mau ke tongkrongan. Tiba-tiba ada yang teriak dan gue coba datengin suara itu karena gue kira ada yang butuh pertolongan. Saat gue datengin, nggak tahu gimana lingkungannya udah berubah. Semuanya pohon sama tanah. Gue nggak nemu bangunan atau lampu sama sekali saat itu," Jelas Zidan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oxcillia
Mystery / Thriller"Siapapun yang kejebak disana, mereka nggak akan selamat. Kalau ada yang coba buat nyelamatin, maka nyawanya sebagai ganti." "Oh iya? Kenapa gue selamat?" "Karena lo idiot," Alyssa yang cerewet dan suka marah-marah itu harus bekerja sama dengan Zida...