11

2K 258 80
                                    


Saat ini Wang yibo berdiri kembali ditempat ia semalam berdiri. Kali ini keputusannya sudah bulat. Semua konsekuensinya sudah ia pikirkan dengan sangat matang.

"Ayah,.." lirihnya.

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Mulai detik ini tidak ada hubungan apapun yg terjalin diantara kita." Wang Han berbicara dengan tetap memunggungi Wang yibo.

Wang yibo tak mampu berkata-kata lagi setelah mendengar perkataan pria yg begitu ia hormati itu. 23 tahun ia memanggil pria dihadapannya ini dengan panggilan ayah dan hanya dalam sekian detik semuanya telah berubah menjadi asing.

Nyonya Wang meninggalkan ruangan itu, ia kembali kedalam kamarnya. Di dalam kamarnya nyonya Wang memandangi bingkai  kecil yg sedang ia pegang, tangannya mengusap lembut foto anak kecil berusia sekitar 4 tahun yg sedang ia pangku, dan anak itu tersenyum sangat lebar. NyonyaWang tidak bisa lagi membendung tangisnya mengenang masa-masa itu.

"Yibo, putraku. hiks..." nyonya Wang memeluk erat bingkai tersebut dengan berderai air mata.

Wang yibo pun meninggalkan ruangan itu untuk mencari keberadaan sang ibu.

"Bu," panggilnya, nyonya Wang terdiam dengan menahan isakannya.Wang yibo tau ibunya itu pasti sedang menangis. Ia pun mendekat dan memeluknya dari belakang.

"Bu, maafkan aku. Maaf,"

Hanya isakan yg terdengar dari mulut nyonya Wang.

"Maafkan aku, bu. Izinkan aku tetap memanggilmu ibu." Lirihnya. Bahu nyonya Wang terasa basah oleh airmata Wang yibo. Nyonya Wang berbalik, ia memeluk putranya ini dengan sangat erat.

"Kau adalah putraku. Sampai kapanpun tetap putraku. Hiks..." keduanya pun saling terisak mengeluarkan kesedihan yg menyesakkan dada.

"Bu, aku harus pergi,"

"Nak,"

"Dia melarangku memanggilnya ayah bu. Dia bilang aku tidak mempunyai hubungan apapun dengannya." Adunya sambil menangis.

"Hiks,.. hiks..."

"Bu, aku harus pergi, Xiao zhan menungguku." Wang yibo pun mencoba berdiri namun nyonya Wang memeluknya dengan erat, tidak mau melepaskannya.

"Aku harus pergi bu. Dia membutuhkanku. Hanya aku yg ia miliki saat ini."

"Lalu bagaimana dengan ibu? Bagaimana denganku? Apa aku tidak membutuhkan putraku juga? Nak, ibu mohon jangan tinggalkan ibu." Raungnya pilu.

"Bu, Xiao zhan tidak memiliki siapapun selain aku. Aku mohon ibu bisa mengerti."

"Lalu siapa yg akan mengerti perasaan ibu? Hati ibu hancur. Putra ibu satu-satunya memilih meninggalkan ibu.Wang yibo, ibu juga membutuhkanmu!!" nyonya Wang histeris.

"Ibu masih memiliki dia yg bisa menjaga ibu. Sedangkan Xiao zhan, satu-satunya sandarannya kini telah tiada. Hanya aku yg ia miliki saat ini. maafkan aku bu. Aku tidak bisa menjadi anak yg berbakti untukmu." Lirrihnya. Nyonya Wang pun turut berdiri untuk mengantar sang putra keluar dari rumah. Ibu mana yg tak hancur hatinya melihat suami dan putranya berseteru seperti ini. Ia memegang lengan sang putra dengan erat seakan tak rela untuk melepaskannya.

Saat menuruni tangga dia melihat pria yg sempat ia panggil ayah itu berdiri pongah ditengah ruangan besar itu. Wang yibo pun menghampirinya. Kedua tangannya ia satukan didada.

"Maafkan aku. Terima kasih untuk segalanya." lirihnya, sebelum kemudian pergi. Sedangkan tuan Wang tetap tak bergeming sedikitpun. Ia masih kokoh dengan posisinya yg memunggungi  pria itu.

Dan untuk terakhir kalinya Wang yibo memeluk wanita paruh baya itu.

"Aku pergi, bu. aku menyayangimu. Semoga kalian selalu sehat dan bahagia. Maafkan putramu ini bu." Wang yibo pun melepas pelukannya, nyonya tak rela, ia tetap memeluk Wang yibo dengan erat. Sedangkan Wang yibo berusaha melepaskan pelukan sang ibu meskipun ia juga begitu enggan untuk melakukannya.

Xiao zhan berdiri diluar karena Wang yibo memintanya menunggu disana. Saat ia melihat siluet kekasihnya itu ia pun kemudian menghampirinya.

Zhan terkejut melihat nyonya Wang yg menangis sambil menahan tangan Wang yibo.

"Yibo," pekiknya. Yang dipanggilpun menoleh ke arah asal suara.

"Ini?" Tanyanya tidak percaya. Wang yibo mengangguk dan memberikan kode dengan kedipan matanya. Nyonya Wang melihat Xiao zhan ia kini beralih pada pemuda itu.

"Nak, tolong bujuk dia. Jangan biarkan dia meninggalkan rumah ini. Aku mohon tolong bujuk dia." Nyonya Wang memohon pada Xiao zhan yg terkejut dengan kejadian didepan matanya ini.

"Yibo-"

"Kita harus pergi." Yibo menarik kedua lengan Xiao Zhan menjauh dari sang ibu.

"Tapi.-"

"Ayah memutuskan hubungannya denganku."

"Tapi bibi-"

"Dia akan mengerti." Xiao zhan pun melepaskan tangan yibo ia menghampiri kembali nyonya Wang.matanya pun mulai berkaca² karna merasa bersalah.

"Bi, aku-"

"Aku mengerti. Ini bukan salahmu, keadaanlah yg membuatnya rumit. Nak, aku mohon padamu tolong jaga dia baik-baik. Ia paling tidak suka dingin, dia juga tidak suka makanan pedas. Bibi harap kau bisa menjaganya dengan baik. Bibi titip dia padamu." Pinta nyonya Wang yg diangguki oleh Xiao zhan. Nyonya Wang pun melepas kalung berlian yg ia pakai dan menyerahkannya pada Xiao zhan.

"Bibi," Zhan hendak menolaknya namun wanita itu memaksa Zhan untuk menerimanya.

"Anggaplah ini hadiahku untuk pernikahan kalian nanti, karena aku tidak mungkin bisa mendampimginya saat di altar nanti. Aku percaya padamu." Nyonya Wang menggenggam kedua tangan Xiao zhan.

"Bi, bolehkah aku memanggilmu ibu?" Lirihnya yg kemudian diangguki oleh nyonya Wang.

"Bu, aku minta maaf" nyonya Wang mengangguk dan ia memeluk Xiao Zhan.

"Ibu titip dia padamu." lirihnya. Keduanya pun terisak.

🌺🌺🌺

Xiao zhan memandangi setiap inci ruangan dalam rumahnya itu. Begitu banyak kenangan didalamnya.

"Zhan ayo..." panggilan Yibo menghentikan lamunannya. Ia pun menghampiri Wang yibo yg telah siap dengan tas koper besar disampingnya.

"Ayo," Wang yibo menggandengnya berjalan keluar dari rumah itu. Xiao wu sudah menunggu didalam taksi.

Ia menoleh lagi pada rumahnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan tempat itu.

"Ayah, ibu, aku pergi. Aku tidak akan pernah melupakan kalian." Lirihnya,Wang yibo pun memeluknya memberi ketegaran pada sang kekasih.

"Ayo! Mari kita lupakan kenangan menyakitkan di negara ini. kita harus menata kembali hidup kita untuk masa depan yg lebih baik. Aku mencintaimu Xiao zhan." ucapnya.

"Mn, aku tau. Dan aku juga sangat mencintaimu."

Taksi mereka pun pergi menuju ke bandara.

Biarlah kesedihan ini mereka tinggal disini. Dan berharap ditempat yg baru nanti mereka bisa memulai lembaran baru. Sebuah lembaran yg hanya akan di isi dengan tawa dan senyum bahagia.




Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE Struggle (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang