Chap 3 - mengenalnya?

96 84 101
                                    

Hesti berlari dengan sangat kencang, dia berusaha menutupi baju dan kepalanya yang sudah terkena tetesan hujan sore itu. Selepas dia kembali dari mengajar anak-anak kemarin, dia berniat untuk berjalan kaki beberapa meter dan membeli makanan kesukaanya. Tapi, takdir berkata lain. Hujan sangat deras menerpanya tanpa ampun. Akhirnya dia harus merelakan nafasnya untuk berlari mengejar halte bus yang sedikit jauh dan melewati destinasi awalnya.

Nafas Hesti sudah sangat tidak beraturan, baju nya sudah basah. Sudah banyak orang yang ikut berteduh di sana, bahkan ada seorang kakek-kakek berpakaian lusuh menenteng dagangannya di samping dengan basah kuyup. Hesti menahan nafas melihat itu, hatinya berdenyut.

Didekatinya sang kakek, ternyata setelah di perhatikan kakek itu sedang tertidur dengan keadaan yang basah. Dia tidak merasakan gangguan apa-apa sedangkan sekitarnya banyak orang yaang mengerutu dan berdesak-desakan agar bisa juga menempati tempat yang nyaman.

Seperti penglihatannya, kakek itu menenteng barang dagangan yang sepertinya hanya terjual beberapa. Di sentuhnya bahu kakek itu, berpikir untuk membangunkannya walaupun hatinya tidak tega. Kakek itu terbangun dengan wajah yang bingung, ditolehkannya ke arah Hesti yang tersenyum sambil meminta maaf karena sudah lancang membangunkannya dari tidur.

"Maaf ya Kek, saya lancang." Hesti menyatukan tangannya sudi meminta maaf dengan perasaan yang amat bersalah, Kakek itu bangun dari duduknya dan menggeleng.

"Tidak apa-apa nak. Saya hanya terpejam sebentar untuk mengurangi rasa lelah,"ujar Kakek itu pelan, Hesti menuntun kakek itu untuk kembali duduk di kursi Halte. Hujan sudah mereda tapi masih sangat deras jika untuk di terobos saja. Hesti menggenggam tangan kakek itu yang sangat terasa rapuh.

"Kakek jual apa? Sini Hesti mau beli Kek." Raut wajah kakek itu seketika senang, matanya melotot dan mulutnya mengangah lebar. Wajahnya tergambar sekali raut senang dan bahagia. Seakan perkataan Hesti itu sebuah jackpotnya sore itu. Dibukanya plastik penutup tampa tempatnya berjualan.

Tersusun beberapa gorengan termasuk makanan yang dulu sering Ibunya belikan ketika pulang dari pasar, Combro. Makanan asal Jawa Barat yang terbuat dari singkong yang rasanya asin karena berisikan oncom. Beberapa combro sudah dimodifikasi menjadi lebih enak seperti combro pedas dengan potongan cabe rawit. Makanan itu selalu menjadi favoritnya ketika ibunya membawakan beberapa kue dari pasar. Ibunya pasti akan membelikan Combro khusus untuk dirinya. Di ambilnya combro yang di tampa kakek itu dan memasukannya di plastik, sekitar 5 combro, 3 tempe goreng dan 6 bakwan dimasukan dalam plastik. Raut wajah kakek itu sangat antusias ketika Hesti memborong itu semua, dibayarnya 50.000. Hesti menahan tangan Kakek itu ketika akan memberikan kembalian padanya.

"Itu buat Kakek, anggap aja saya beli makanan mahal Kek." Hesti tersenyum sambil menggigit Combro nya dengan lahap. Kakek itu sangat senang, dan mengucapkan terima kasih terus menerus sambil mengeus tangan dirinya. Hesti senang hari ini. Walaupun hari ini banyak keadaan yang membuatnya mengelus dada, tapi ketika dia melakukan ini. Dia merasakan kehangatan itu, kali ini Hesti sangat rindu ibunya.

***

Hesti berjalan dengan senang sambil sesekali melihat pemuda-pemudi yang jika dilihat mungkin seumuran dengannya sedang tertawa riang tanpa beban. Ada juga beberapa pasangan yang sedang memadu kasih tanpa menghiraukan tatapan aneh dari orang-orang. Hujan telah selesai sejak tadi, dia tadinya berencana akan naik taksi untuk pulang. Tapi, mengingat uangnya sudah menipis dan ini blm waktunya untuk menerima pemasukan apa-apa lagi, takutnya tidak ada persediaan sebelum waktunya. Akhirnya, dia memutuskan untuk berjalan santai, kostannya tidak jauh dari sini. Sekitar 3 sampai 4 kilometer, hitung-hitung olahraga sore.

Semilir udara sore habis hujan itu memang sangat nikmat, bau-bau tanah basah akan terus berlalu-lalang mengitari hidungnya. Jika dia akan terus begini, dia yakin bahagia tanpa sebab sepertinya.

Hey, I'm Yours - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang