Pagi menjelang, bunyi ayam yang bersahut-sahutan sudah menjadi alarm setiap paginya. Hesti terbangun karena kerusuhan Manda yang tiba-tiba saja mengetuk kamarnya dengan brutal. Manda memanggil nama Hesti berulang kali sampai wanita itu terbangun.
"Mbaa!" Terulang lagi, Hesti terbangun dengan mata yang masih terpejam lalu berjalan oleng menuju pintu. Dibukanya pintu dan bersandar sambil menguap lebar, Manda mencubit perut bagian samping Hesti kuat, menimbulkan pekikan berat.
"Apa Mandaa?"
"Itu diluar ada Kak Nendra lagi."
"Hah?" Mata Hesti langsung saja terbuka dengan lebar, wanita itu kembali bersandar di kusen pintu dan berpikir. Bukankah pria itu tidak boleh bertemu dengan dirinya? Hesti mengucek matanya dan kembalimasuk ke dalam, tapi dengan sigap juga Manda menarik baju Hesti untuk berhenti.
"Mba, jangan tidur lagi." Hesti mengangguk, dia menunjuk kamar mandi, matanya masih tertutup rapat, sungguh dia masih mengantuk sekali tapi Nendra mengacaukan paginya dengan datang kembali.
Dengan jalan sempoyongan, Hesti masuk kamar mandi lalu melakukan ritual paginya. Menghiraukan Manda yang mengetuk terus agar sedikit lebih cepat dan kembali berpamitan pergi sekolah.
Sambil melakukan ritual, Hesti kembali berpikir, dia mendonnggak. Melihat atap kamar mandi.
"Dia ngapain sih?" Hesti cepat-cepat menyelesaikan semuanya dan segera menemui pria itu di depan.
Dia akan marah, dasar pria melanggar janji saja. Setelah selesai semuanya, Hesti keluar lalu melihat Nendra yang sedang tertawa bersama ibu kost dan Manda pun menyapa pria itu dengan senyuman.
"Selamat pagi Mas Nendra ." sapa Hesti dengan ramah,wanita itu duduk di samping Manda yang entah kenapa belum pergi sekolah padahal tadi pamitan padanya. Hesti melihat meja, sudah penuh dengan makanan sarapan, ia juga melihat makanan kesukaannya, combro.
"Ada apa nih Mas Nendra datang pagi-pagi sekali!" Seakan penuh tekanan, Hesti berbicara langsung menghadap Nendra dan tersenyum lebar penuh paksaan.
Ibu kost kembali tertawa, ditepuk-tepuknya bahu Hesti agar sabar jangan marah. Sepertinya ibu kost sudah tahu bahwa Hesti akan marah pada Nendra, jadi langsung saja ditenangkan.
"Kitten, itu makanan kesukaan kamu, 'kan? Aku beli spesial lho buat kamu." Ibu kost bertepuktangan dengan riang lalu menyerahan combro pada Hesti. Tentu saja wanita itu menerima dan berterima kasih walau hati sudah setengah dongkol.
Selagi mengunyah, Hesti memperhatikan sekitar. Ibu kost yang biasanya menggunakan daster setiap hari menjadi kaos berkerah dengan sedikit makeup, Manda juga lebih rapi dari biasanya.
"Pra-syarat kemarin ditarik aja ya." pinta Nendra dengan wajah yang amat memelas, Ibu kost mengangguk dan menggenggam tangan Hesti tiba-tiba.
"Kamu jangan gitu, nak Nendra kan maksudnya baik atuh. Masa dilarang-larang begitu, kan enak kalo bisa berkunjung terus ke sini." Seperti sudah disogok, Ibu Kost membujuknya dengan amat lirih.
Nendra mendengar ada yang mendukung dirinya, menjadi sangat senang, dia mengangguk dengan cepat lalu mendorong makanannya lebih dekat ada pada Hesti.
Hesti sudah melotot pada pria itu, bisa-bisanya dirinya kena sogok makanan seperti ini.
"Eh, emang Nak Nendra nggak sibuk? Nak Nendra mau syuting-syuting, 'kan?" tanya Ibu Kost sambil terkekeh lalu mencolek Hesti, pria yang ditanya hanya tertawa dan meletakan tangannya di atas paha.
"Iya, Bu. Tapi, saya free kok kalo untuk Hesti."
"Waduh, Nak Nendra bisa saja." Hesti hanya diam, dia sudah biasa mendengar pria itu mengucapkan hal random. Tapi dalam diamnya, Hesti mengangguk lalu bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, I'm Yours - ON GOING
Romance[update setiap hari selasa dan jumat jam 8 malam] Raditya Danendra sang Aktor terkenal, akan terus mencintai Ayuningtias Lara Maheswari yang hanya Wanita biasa-biasa saja. "Mencintaimu adalah sakitku, memilikimu adalah tangisku, bahagiamu adalah sed...