6. Ujian

757 52 0
                                    

Math Rule: If it seems easy, you're doing it wrong.
.

.

.

Seiji awalnya membawa motor tetapi karena sekarang mengendong Kage, tidak memungkinkan dia untuk membawa motor dengan ke adaan Kage yang sekarang,

entah mengapa kini mereka berakhir di dalam bus,

Lalu dengan sengaja dia mengambil smartphone milik Kage, namun ternyata di kunci.

"Anak ini benar benar, hmp" ucap Seiji sedikit kesal, dia tahu kalau ada smartphone yang di kunci berarti ada sesuatu yang di sembunyikan dan tidak ingin ada yang mengetahui nya.

5 menit berfikir akhirnya dengan sedikit ragu dia mengetikkan dua kata,

****** *****

Unlock.

.

.

Cukup terkejut, Akashi mengetikan password tadi, tetapi tanpa menunggu lama dia langsung menelpon nomor dari smartphone Kage.

PIPP PIIP PIPP

"Hai, moshi moshi.

Kage kamu dimana?

apa sudah di jalan pulang?

Nijimura-san ada di kamar mandi" ucap Chihiro panjang lebar.

"Summimasen, Chihiro-san.

ini Aku, Akashi Seiji" ucap Seiji sopan mencoba menahan amarahnya yang sedari tadi mulai mereda.

"Seiji-kun, apa Kage ada di sana?" ucap Chihiro.

"Hai, dia sudah tertidur.

anno, Chihiro-san bisakah Kage tidur di rumahku?

besok pagi aku akan mengantarnya kembali" ucap Seiji serius.

"Wakatta, aku akan mengatakannya pada Nijimura-san.

tapi ku mohon jaga Kage ya,

dia masih baru menginjak masa remajanya,

masih lama menuju ke jenjang dewasa,

tolong lebih bersabar padanya" ucap Chihiro layaknya orang tua.

"Wakarimashita Chihiro-san.

mungkin aku terlalu terburu buru,

Arigatou, Chihiro-san" ucap Seiji kini jauh lebih lega, lalu dia menutup telpon.

.

.

.
pukul 6 pagi, Kage bangun seperti biasa dan dia kira di sisinya adalah Kou, sepupunya yang harusnya mengantarnya pulang.

"Kou-nii?" ucap Kage masih gloomy.

"HMP?

KOU!?

SAYANG SEKALI INI SEIJI" ucap Seiji tersenyum namun matanya tidak.

"Se-Seiji-nii?" ucap Kage begitu terkejut,

"Maaf ya bukan orang yang kau inginkan!?" ucap Seiji mulai turun dari kasur hendak meninggalkan Kage untuk mandi dan mendinginkan kepalanya agar tidak terlalu termakan rasa amarah, atas apa yang Kage katakan.

"Iie!" ucap Kage langsung menahan baju Seiji, Kage terlalu takut untuk menatap Seiji jadi dia hanya menunduk dan menahan air matanya, dia takut kalau ini benar benar saat terakhir dia akan bersama Seiji,

meski sebenarnya mereka belum pada tahapan hubungan.

BUKK~

Seiji tidak lagi berdiri, dia berlutut di depan Kage yang masih berada di atas kasur.

"Kage~

jawab aku baik baik" ucap Seiji sangat amat serius.

". . ." Kage hanya bisa mengangguk dengan air mata yang mulai turun, namun Seiji tidak melakukan apapun, tidak juga menghapus airmata Kage.

"Siapa pria yang mengantarmu itu, hmp?" ucap Seiji.

"Kise Kou-nii, sepupu ku dari pihak Tou-chan" ucap Kage,

"Apa kau menyukai ku?" ucap Seiji to the point"

". . ." Kage mengangguk keras.

"Dibandingkan sepupu mu itu?" ucap Seiji.

"Mau seberapa banyakpun Seiji-nii meragukanku, sebanyak itupun aku menyukaimu" ucap Kage seolah tahu kalau bahkan sampai sekarangpun Seiji tak pernah menganggap serius perasaan Kage.

"Kage dengarkan aku?" ucap Seiji kini tangannya mulai menghapus air mata Kage dan saat itulah dia tahu sebetapa putusasanya Kage berharap akan perasaan Seiji.

". . ."

"Aku bukannya tidak menyukaimu, hmp.

hanya saja saat itu, bahkan sekarangpun kau masih sangat muda,

aku takut saat usia mu beranjak dewasa, akan ada saat kau mungkin sadar kalau perasaan itu bukan seperti yang kau kira" ucap Seiji berucap sangat dewasa.

Lalu tiba tiba Kage langsung mencium bibir Seiji, namun karena dia tidak tahu caranya ciuman yang benar,

bibir mereka terantuk cukup keras sampai bibir Seiji lah yang terluka dan sedikit berdarah dan Kage kini berada dalam pangkuan Seiji karena kage terburu buru turun dari kasur,

jadi mau gak mau Seiji harus menangkap tubuh Kage agar tidak terjatuh.

BUKKK

"Nii-chan aku berangkat ke kampus du-lu?

Kage kau sudah bangun?" ucap Seiya melihat Kage sangat terkejut Seiya masuk dalam situasi seperti ini.

"Apa aku masuk di saat yang tidak tepat?" ucap Seiya baru sadar setelah melihat luka baru di bibir Seiji sang kakak.

"Baguslah kau mengerti, jadi apa yang kau tunggu lagi, SEIYA!?" ucap Seiji seolah mengusir Seiya sang kembaran.

"Hai~

jangan lupa nanti malam kita ada dinner dengan tou-san" ucap ucap Seiya lalu menutup kembali pintu dan menyisakan Kage yang masih membenamkan wajahnya di baju Seiji karena malu.

"kenapa?" ucap Seiji sebenarnya tahu apa penyebab Kage bahkan lebih blush dari sebelumnya, padahal Seiya sudah berangkat kuliah.

"Sei-nii, jangan buang aku" ucap Kage memeluk Seiji begitu putus asa.

"Baiklah bagaimana kalau begini, hmp.

aku akan menunggu mu 5 tahun lagi,

aku akan menunggumu sampai kau lulus SMA,

dan bila perasaanmu masih sama seperti sekarang,

ayo kita menikah" ucap Seiji sangat amat serius, mendengar itu Kage semakin merintihkan air mata.

"Ka-kalau begitu, tolong tandai aku" ucap Kage meremas baju Seiji,

"Iie (Seiji mengecup lembut tengkuk leher Kage),

Ujianku adalah menunggumu sampai kau lulus,

dan ujianmu adalah menjaga agar dirimu tetap terjaga, tanpa ada yang berani menandaimu selain aku, hmp" ucap Seiji memeluk Kage lembut dan saat itulah Kage luluh dan percaya 100% pada keputusan Seiji.

TBC

Cruel TemptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang