Episode 2

6 0 0
                                    

" AAAAA!" Teriak Alina ketakutan. Ternyata para pria tua yang ingin menjualnya itu masih mencarinya. Dengan gesit digigitnya tangan pria botak itu, dan di hantamnya kepalanya ke pria yang satunya lagi.

" Kurang ajar! Mau lari kemana kamu!" Pria-pria tua itu terus mengejar Alina bahkan sampai menabrak jualan pedangan yang berada di pinggir jalan.

Dengan nafas yang tersengal-sengal Alina mencari cara untuk menghindar dari mereka.
" Kenapa masih ngejer sih.." Nafasnya sudah tidak kuat lagi jika dilanjutkan untuk berlari. Ketika pria botak itu melihat Alina dari kejauhan dan mulai mendekati Alina, ia hanya bisa pasrah.
" Kelar udah hidup gue.." Sambil memejamkan mata, ia merasakan ada seseorang yang mendekapnya. Alina sontak membuka matanya.
" Lo.." belum sempat melanjutkan kalimatnya, mulutnya langsung ditutup oleh Naileen.

" Si*l! Kemana perginya gadis itu. Aku benar-benar yakin tadi melihatnya disini dan tiba-tiba dia menghilang" Ujar si pria botak.
"Ayo kita cari ke sana" Setelah memastikan mereka sudah pergi jauh, Naileen membuka jubahnya.

" Jahat banget sih Lo.. Kenapa Lo ninggalin gue.. gue ketakutan banget tadi " Tak terasa air matanya jatuh begitu saja, entah kenapa dia merasa lega melihat pemuda itu. Meskipun menyebalkan, hanya dia dan Adelle yang ia kenal di dunia ini.

" Terimakasih saja sudah cukup. Jangan dramatis" ujar pemuda itu melepas jubahnya.

" Terimakasih... Terimakasih sudah datang" ucapnya tulus yang sontak membuat Naileen tertegun. Bukannya apa, gadis yang dikenalnya beberapa waktu yang lalu seperti pribadi yang berbeda dilihatnya sekarang. "Selanjutnya kita mau kema..." Tiba-tiba jubah itu sudah beralih memeluk tubuh Alina.

" Ikut saya, dan jangan lepaskan jubah itu" Alina mengekori pemuda itu, sampai ke suatu Tempat.

" Mmm, hei, gue sebenarnya .. maksud aku, aku gak perlu masuk istana. Aku cuma ingin melarikan diri dari para penjahat itu. Jadi aku rasa, cukup sampaikan rasa terimakasihku pada si Adelle ya." Pria itu menoleh dan menatap Alina tajam.

" nona gue, nona gue tidak boleh pergi, kecuali nona Adelle yang memintamu untuk pergi" Alina yang mendengar ucapan pemuda itu sontak tertawa.

" Apa kata Lo tadi? Coba ulangin.." Katanya yang mencoba menahan tawanya.

" Apa kalimat saya ada yang lucu?" Raut wajahnya menjadi serius.

Nih orang gak ada humor-humornya. Tegang amat urat lehernya. Batin Alina

" Mmmm.. gak ada sih, cuma agak lucu aja karena Lo manggil nona gue. By the way, nama aku Alina Cenora yang artinya pembawa cahaya bulan. Nama lo siapa?" Ujarnya sambil mengulurkan tangan. Tak kunjung menerima sambutan, ia pun menurunkan tangannya.
"Okey" karena sudah lelah, dan ia sudah mulai terbiasa dengan sikap Naileen, akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti langkah pemuda itu.

" Sebaiknya kita bergegas sebelum gerbang istana ditutup" Alina pun mengekor pemuda itu menuju istana.

***
Langit pun menjadi gelap, dan Alina sudah sampai di depan sebuah gerbang istana. Lepaskan jubah itu, dan ikut aku.

Begitu masuk ke dalam istana, Alina tak henti-hentinya takjub melihat istana yang begitu luas dengan banyak taman-taman yang indah. Lorong demi lorong ia lalui, dihiasi pilar-pilar yang tinggi berwarna emas. Di sekelilingnya banyak taman yang hijau dan taman bunga.
" Jadi ini bentuk istana" gumam Alina yang masih bisa di dengar oleh pria itu. Mereka berhenti di depan suatu pintu besar dan tinggi yang memiliki ukiran klasik.

" Kita bertemu lagi nona tersesat" ucap Adelle seraya tersenyum ke Alina.

" Ayo masuk.." Alina mengikuti Adelle masuk ke suatu ruangan yang sangat cantik, dengan keranjang tidur bak putri di film Aurora, sofa yang terlihat sangat empuk, terdapat makanan-makanan manis juga yang telah disuguhkan di atas meja.

" Kamar lo begitu luas del. Eh maksudnya, kamar kamu luas banget. Hehehe" Alina lupa kalau dia sedang terjebak di dunia yang tak tau apakah masa lalu atau dunia dongeng.

" Kamu menarik nona tersesat.. aku harap, kita bisa menjadi teman" ucap Adelle seraya menepuk lengan kiri Alina.

Alina cuma bisa tersenyum ramah menanggapi perkataan Adelle. Bukan karena Alina pemilih dalam berteman, tapi Alina cukup sulit untuk berteman dengan seseorang. Sahabatnya hanya Arumi dan Tere yang entah kenapa betah berteman dengan Alina dari bangku SMA sampai sekarang. Dan Alina merasa bersyukur untuk itu.

" Terimakasih Naileen. Kamu bisa tinggalkan kami berdua sekarang." Pria yang bernama Naileen itu tersenyum seraya mengecup tangan Adelle.

" jadi nama dia Naileen?" Gumam Alina.

" Mimpi indah nona-nona" ucapnya sebelum meninggalkan Adelle dan Alina.

Ketika pemuda itu sudah pergi, Adelle mencoba membuka percakapan.

" Oh iya nona tersesat, kamu bisa membersihkan dirimu dan memakai bajuku jika kau mau." Alina baru sadar bahwa sedari ia datang ke dunia ia, ia masih menggunakan baju tidurnya. Pantas saja orang-orang memandangnya dengan tatapan aneh.

" Alina.. kamu bisa panggil aku Alina.." sedikit risih dengan panggilan nona tersesat yang diberikan Adelle untuknya.

Malam pun semakin larut, dan mereka larut dalam obrolan panjang mengenai kisah masing-masing. Alina jadi tau bahwa Adelle merupakan seorang gadis dari keluarga bangsawan yang miskin, yang bahasa kasarnya di jual oleh paman dan bibinya untuk dijadikan selir raja di istana ini. Selama ini Alina merasa hidupnya lah yang paling menyedihkan, ternyata kisah Adelle lebih buruk darinya. Adelle menjadi selir ke 8 raja yang tua, dan tidak disenangi ratu dan selir lainnya karena parasnya. Sudah berkali-kali Adelle mencoba kabur dari istana, namun tertangkap juga dan keselamatan ayah kandungnya yang sudah lemah menjadi terancam. Bahkan Adelle di karang keluar dari istana untuk alasan apapun kecuali bersama dengan raja.

" Jadi itu sebabnya kamu keluar istana menggunakan jubah hitam itu del? Agar bisa mengunjungi ayahmu?" Adelle membalas dengan anggukan.

" Melihatmu yang putus asa disana seorang diri, mengingatkanku saat aku mencoba melarikan diri. Pasti rasanya sangat tidak mengenakkan bukan?" Ucapnya.

" Iya del.. rasanya seperti mimipi buruk. Bahkan sekarangpun aku masih merasa ini mimpi. Tapi bagian buruknya hanya pas bertemu penjahat itu aja kok heheheh" sergah Alina cepat agar Adelle tak salah paham.

"Tapi del, gimana caranya kamu bisa punya jubah ajaib itu?" Kalau dipikir-pikir aneh juga jika Adelle yang sudah berkali-kali kabur bisa tertangkap padahal ada jubah ajaib.
" Naileen memberikannya padaku hari ini. Dia mendapatkannya dari seorang penyihir di desa sebelah. Dan 3 hari lagi akan ada peperangan antara kerajaan Ivnkiel dengan kerajaan sklvonies. Disaat itu raja dan beberapa pasukan akan turun ke medan perang termasuk Naileen. Aku akan pergi membawa ayahku menggunakan jubah ini, dan Naileen akan menyusul kami." Terang Adelle. Kerajaan Ivnkiel merupakan kerajaan tempat Alina berada sekarang.

" Ikutlah bersama kami Alina, istana ini adalah neraka. Semakin lama kamu di dalamnya, semakin terasa menyesakkan. " Dari cerita Adelle, tentu saja istana ini seperti neraka. Dengan ratu dan selir-selir yang licik, raja yang doyan wanita, tempat ini seperti neraka.

***

Keep on reading dears, hope you enjoy it :)

Second lead [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang