Flash back
Meskipun seisi kerajaan sudah tau mengenai Adelle yang akan kabur dengan kekasih gelapnya, tapi tidak ada yang tahu bahwa kekasih gelap yang dimaksud adalah Naileen. Lily berusaha menutupi itu semua karena tidak ingin harga dirinya jatuh. Sesampainya di dermaga, hanya Adelle yang terlihat.
Hal itu tentu membuat Adelle lega, sehingga ia tidak perlu menyaksikan tunangannya bersama wanita lain. Tapi timbul pertanyaan baru dibenak Lily. Dimana Naileen?
"Baji***n itu pasti sudah kabur bersama pelayan itu. Ciihh, hebat sekali dia mempermainkan wanita" cemooh pangeran Andrew yang tentu saja didengar oleh Lily.
" Apa maksudmu? Naileen dengan pelayan? " Tentu Lily tak percaya dengan yang didengarnya, karena ia tahu Naileen bukan pria seperti itu. Walau ia tahu, prianya terpikat dengan Adelle.
" Semalam ada pelayan wanita yang kabur dari kediamanku. Sombong sekali dia, dan sangat kurang ajar. Beraninya dia memukulku." Celotehnya " dan hebatnya lagi, setelah dia kabur, tunanganmu datang bak pahlawan yang masuk begitu saja, dan tentunya aku sedikit bermain dengannya." Kata bermain disini sangat dipahami Lily. Saudaranya ini pasti telah melukai Naileen habis-habisan mengingat hubungan keduanya memang tidak pernah baik.
"Sekali lagi kau sentuh dia, ku buat kau menanggung akibatnya!" Ancam Lily yang membuat Andrew diam. Dia tahu betul kakak tirinya ini begitu kejam dan sangat berpengaruh dikerajaan. Bukan tak mungkin dia bisa kehilangan gelar dan semua yang dipunya sekarang jika membuat saudarinya murka.
***
Bersama dengan pengawal dan pelayanannya, Lily mencari keberadaan Naileen di seluruh kota, bahkan ke hutan. Untunglah Lily memutuskan untuk mencari Naileen ke hutan, karena disanalah pria itu berada. Keadaannya terkapar dan babak belur."Naileen!" Panggil Lily mencoba menyadarkan Naileen. Namun, tak ada tanda-tanda pria itu untuk membuka mata. Lily dekatkan telinganya ke dada Naileen untuk merasakan detak jantungnya.
"Cepat bawa dia ke ruang bawah tanah saya. Dan jangan sampai ada yang tahu kejadian ini, kalian mengerti?!" Semua pengawal dan pelayan mengangguk patuh dan membawa pria itu ke tempat yang dimaksudkan.
Setibanya di ruang bawah tanah, Lily juga membawa tabib bersamanya untuk menolong Naileen.
"Kenapa dia bisa seperti ini? Padahal biasanya dia sangat kuat, bahkan dia dijuluki singa perang. Tidak mungkin hanya karena beberapa pukulan dia menjadi begini.. dan kenapa dia berada di hutan itu" gumamnya sambil mondar-mandir."Tuan putri, Sepertinya ini bukan karena lukanya. Melihat dari kondisinya, saya rasa ini kutukan." Ucap sang tabib.
"Kutukan?! Kutukan apa? Jadi apa yang harus kita lakukan?" Terdengar keputusan asa-an dari suara gadis itu. Sang tabib hanya menggeleng.
"Maaf tuan putri.. tidak ada yang bisa kita lakukan.. hanya keajaiban yang membuatnya bisa bertahan." Mendengar hal itu, air mata Lily jatuh tak terbendung. Untuk pertama kali dihidupnya ia menangis.
Karena ada darah penyihir kegelapan dalam dirinya, membuatnya berhati kelam dan cendrung egois. Selama ini ia berpikir bahwa perasaannya untuk Naileen adalah sebuah keegoisan untuk harga dirinya saja, tapi saat ini dia mengetahui satu hal. Ia bisa menyayangi seseorang selain ayahnya.
"Tinggalkan saya sendiri!" Tegasnya, yang membuat semua orang yang ada disana memberi ruang bagi Lily dan kesedihannya.
"Kenapa bisa jadi seperti ini..." Lirihnya. Digenggamnya tangan tunangannya itu, dan menangis sejadi-jadinya.
" Sesak sekali disini.." tak henti-hentinya ia pukul dadanya. Lebih tepatnya hatinya yang membuatnya merasakan hal itu.
Kenapa aku baru menyadari nya sekarang? Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second lead [ On Going ]
RomantizmKenapa aku selalu menjadi kandidat untuk dipilih, bukan menjadi yang memilih cinta dalam lintasan takdirku? atau mungkin cinta itu tidak berada pada lintasan yang tepat? - Alina Cenora Alina merupakan seorang wanita biasa berumur 25 tahun. Di masa k...