***
Setelah ku tanya, ternyata Ulul mau telfonan dengan ku, memang bukan kali pertama aku telfonan dengan wanita bercadar, namun Ulul berbeda.
"hai Ulul" Aku
"waalaikumsalam dep" Ulul
"oh iya maaf, assalamualaikum" Aku
"iya ada apa dep?" Aku
"Gpp si, cuma mau ngobrol aja" Aku
"yauda, aku sambil ngerjain tugas kakak ya, gpp kan?" Ulul
"iya gpp kok, oh iya mau nanya deh" Aku
"iya nanya apa dep?" Ulul
"Ulul ga masuk grup alumni SMP ya?" Aku
"engga dep" Ulul
"kenapa? Mau dep masukin?" Aku
"ga usah ah dep, buat apa juga" Ulul
"ih segala nanya buat apa, ya buat silaturahmi lah Ulul" Aku
"iya tapinya aku ga mau ah" Ulul
"yauda iya deh".
2 jam telfonan dengannya hingga jam 12 malam, dan ku menyuruh dia untuk tidur.
1 minggu rutinitas kita jalanin bersama, Ulul dengan kerjaannya dan aku pun dengan kerjaan ku, hingga suatu hari dia off whatsapp dan ku baru ingat bahwa Ulul menggunakan gbWhatsapp, jadi ada fitur terlihat off padahal dia on, ku kirim dong pesan dengan sedikit emosi.
"Ulul ga bener - bener off kan, kan pakai gbWhatsapp, yauda kalo ga mau chatan sama aku, aku telfon nomer pun ga di angkat, sedangkan berdering" Aku
Beberapa jam kemudia dia membalas
"apa si dep, orang emang lagi mau off, lagian juga semuanya sama ga aku angkat, bahkan keluarga juga kalo aku lagi mau off ga aku angkat, jadi jangan gampang menyimpulkan deh, dangkal banget si pikiran lu" Ulul
Itulah kali pertama aku melihat sisi berbeda Ulul, dia baru saja memperlihatkan sisi aslinya ke aku.
Lalu sehabis dia seperti itu aku hanya membaca pesannya dan curhat ke kakak kelas ku, namanya Wati, aku biasa memanggilnya ka Wati
"ka wati..." Aku
"eh dep, kenapa dep" Ka Wati
"mau curhat ka" Aku
"pasti soal cewe lagi" Ka Wati
"iya ka, kok tau si hehe" Aku
"lu kan ganti cewe mulu dep" Ka Wati
"mana ada..." Aku.
"yauda, mau curhat gimana?" Ka Wati
"iya ka, kakak kenal Ulul ga ka? Yang waktu SMP seangkatan sama gua kan, yang sama anisa mulu berdua" Aku
"oh iya kenal, dulu pernah ngobrol berdua, deket sama lu? Anak orang jangan di baperin mulu dep" Ka Wati
"iya ka lagi deket, cuma baru aja marahan, jadi bingung" Aku
Lalu ku kirim screenshot chat ku dengan Ulul,
"kalo gini si dua - dua nya salah, yang satu emosian, yang satu seenaknya ngambil kesimpulan" Ka Wati
"trus gua harus apa ka? Masa iya diemin aja si" Aku
"yauda minta maaf sana sama dia, bagaimanapun juga dep cowo dan dep yang harus minta maaf" Ka Wati
"buatin kata - kata maaf nya dong ka, nanti tinggal gua copy aja hehehe" Aku
"astaga, kok bisa - bisa nya ku banyak cewe tapi minta maaf ke cewe ga bisa hahaha" Ka Wati
"mana ada banyak ka, dulu iya tapu waktu ketemu Ulul udah engga ka" Aku
"yauda gini, Lul aku minta maaf ya, aku ga tau kalo itu bikin kamu tersinggung, maafin ya, aku cuma khawatir sama kamu, jadi aku cariin kamu, dah gtu" Ka Wati
"anjir, serius lu ka?, ga terlalu lebay apa?" Aku
"engga, udh kirim..." Ka Wati
Besoknya aku kirim ke Ulul.
Bersambung...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gagal Sebelum Bertindak
Short StoryAneh sekali, dia pergi meninggalkan ku, namun dia juga yang terluka, lalu menuduh ku bahwa aku yang membuat luka tersebut.