***
Sesampainya di rumah Ulul menanyakan apakah aku sudah sampai atau belum, dia terlihat khawatir dengan ku.
"dep..." Ulul
"kenapa lul?" Aku
"sudah sampai?" Ulul
"sudah kok" Aku
"oh syukur deh" Ulul
"cie khawatir yaa..." Aku
"ih apaan si, btw makasih ya udah bikin senang hari ini" Ulul
"ihh jadi senang tadi hehe. Iya sama sama lul, bahagia selalu ya" Aku
"hehe iya dep" Ulul.
Tiga hari mendatang, gembrot main ke rumah, ku ceritakan tentang ulul sepenuhnya ke gembrot, bagaimanapun juga, gembrot telah membantu ku dan memberi saran.
"brot, lu mau gua ceritain ga kemaren sama uluk gimana wkwk" Aku
"wah wah, gimana gimana? Dia senang ga?" Gembrot
"tapi nanti lu malah iri lagi sama gua haha" Aku
"bacot ah" Gembrot
"jadi singkatnya aja nih bos, gua jalan sama dia, gua nonton, gua ke rumahnya, gua ketemu nyokapnya, gua salim, gua lamaran, gua nikahin wkwkwk" Aku
"anjir lamaran nikahin, ngarang lu wkwkw" Gembrot
"emang ya kalo orang iri ga percayaan wkwk" Aku
"ya mana mungkin anjir wkwk" Gembrot
"engga brot, canda wkwkw" Aku
"tau gua, mana mungkin juga" Gembrot.
Malamnya aku dan Ulul telfonan, dari suaranya dia terdengar seperti orang yang sedang sedih, ketika ku tanya dia berkata bahwa rindu ayah nya.
"hallo lul" Aku
"iya dep" Ulul terdengar sedih
"kenapa lul" Aku
"kan kamu yang telfon dep" Ulul
"bukan, kenapa suaranya gitu" Aku
"gitu gimana? Perasaan biasa aja deh" Ulul
"ga lul, ga kaya kamu biasanya" Aku
"yah..., ketauan ya" Ulul
"kenapa?, kalo ada masalah cerita, jangan sok kuat" Aku
"kangen ayah dep" Ulul
"oalah, udah cukup kangennya, dia udah senang di surga, kalo kamu sedihin ayah kamu juga akan sedih" Aku
"iya dep, besok kemakam yuk sama aku" Ulul
"ayo, tapi ga janji ya, takut ada kerjaan mendadak" Aku
"iya dep" Ulul
Besoknya aku mencoba mengusahakan untuk bisa kemakam dengan Ulul, agar ulul tidak sedih lagi.
Bersambung...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gagal Sebelum Bertindak
Historia CortaAneh sekali, dia pergi meninggalkan ku, namun dia juga yang terluka, lalu menuduh ku bahwa aku yang membuat luka tersebut.