Cerita baru nih^^
Sesuai permintaan kalian, yang minta bikin cerita om² hot. Wkwk.
***
Gentala Ganendra, pengusaha sukses 37 tahun dengan pesona yang luar biasa.
Kini tengah menatap rumah barunya, yang baru saja ia beli."Tolong masukin ya Di, sekalian panggilkan orang buat menata barang-barang saya" ucap Gen pada supirnya yang bernama Adi.
"Iya pak"
Gen, itulah panggilan untuk pria ini. Untuk kesekian kalinya ia pindah rumah, hanya untuk menghindari mamanya yang terus mendesaknya masalah pernikahan.
Gen ini memang type pria yang tak suka dengan hubungan yang serius dan mengikat. Jangan mengira Gen dan mamanya punya hubungan yang buruk, Gen selalu menghormati mamanya. Hanya saja untuk masalah wanita, Gen tak begitu menyukainya. Jadi Gentala rasa, dari pada ia mendebat mamanya. Ia memilih menghindar saja. Seperti sekarang, ia membeli rumah baru lagi dengan tujuan yang sama. Dapat Gen tebak, pasti satu atau dua bulan lagi mamanya akan menemukan dirinya.
Gen menatap rumah-rumah disekitarnya, suasananya nampak asri dan nyaman. Gen tak suka keramaian, ia rasa lingkungan ini cocok untuk dirinya. Lalu Gen melihat rumah yang terletak disamping rumahnya.
Rumah yang unik, batin Gen. Memang benar, rumah tetangganya itu nampak memiliki ciri khas tersendiri. Ada beberapa lukisan wayang di tembok teras. Kursi dengan ukiran-ukiran kuno, dan ada pondok kecil yang terdapat gamelan disana.
Gen mengira mungkin tetangga barunya itu keturunan ningrat.Gen menghela nafas, ia berharap semoga rumah yang kali ini ia beli benar-benar cocok untuknya. Serta tetangga-tetangga yang menyenangkan, sering tak satu kali dulu di rumah sebelumnya. Gen sering terganggu dengan tetangga barunya, terlebih lagi para wanita-wanita yang sengaja dengan terang-terangan menggodanya.
Gen memang pria yang suka main dengan wanita, tapi ia akan melakukannya jika memang dirinya yang benar-benar tertarik.
Kring kring!!!
Gen menoleh, ia melihat gadis yang mengayuh sepeda dengan kecepatan penuh. Gadis itu hampir saja menabrak Adi yang tengah membawa tasnya.
Tapi gadis itu berhasil menghindar, sehingga gadis itu sendirilah yang terjatuh diatas aspal."Aduh maaf mas... Maaf yah" gadis itu meminta maaf pada Adi dengan tergesa.
Lalu bangkit dan mendorong sepedanya masuk ke halaman rumah dengan nuansa Jawa itu. Gen masih mengawasi gadis ceroboh itu. Sebelum masuk, gadis itu membenahi penampilannya sendiri lalu membuka pintu secara perlahan.
"Ibu... Maaf Mayang terlambat" gadis bernama Mayang itu masuk dengan perlahan tanpa menutup pintunya kembali.
"Mayang, kamu ini gimana toh nduk, Ibu jadi kesana sendirian. Ini kenapa lutut kamu berdarah?"
"Hehe Mayang jatuh bu tadi"
"Kamu tuh cah wedok. Jangan tergesa-gesa kalau bertindak, ndak sae. Mandi dulu, nanti Ibu bantu obatin. Itu pintunya di tutup"
"Hehe nggih bu"
Percakapan itu dapat Gen dengar dengan jelas, memang percakapan yang tak berarti baginya. Tapi entah kenapa, Gen sangat tertarik mendengarnya.
Mayang keluar untuk menutup pintu. Sebelum ia menutupnya, Mayang melihat keluar dan pandangannya jatuh pada Gen yang juga sedang menatapnya.
Mayang sempat terpaku sebentar karena tatapan aneh Gen. Memang dirinya sering ditatap pria yang menggodanya, ah tapi belum ada yang setampan Gen. Mayang jadi salah tingkah sendiri, ia teringat tingkahnya tadi yang hampir menabrak supir pria tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTALA & MAYANG [21+] End
Romance21+ [ Be wise with your reading! ] "Dek." "Dalem mas." Gentala tersenyum, setidaknya ia mempunyai mainan baru di rumah barunya ini.