3.

34 10 10
                                    

-Synaesthesia-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Synaesthesia-

Dentingan tuts piano yang dimainkan semakin membuat Yumna penasaran.

Langkahnya mengalun pelan mendekati ruang musik tersebut seiring nada-nada yang di keluarkan alat musik itu semakin memenuhi pikirannya.

Mendadak, Yumna merasa lagu tersebut tidak terasa asing di indra pendengaran nya.

Ah ya!

Bukannya itu terdengar seperti lagu--

'A-New Beginning'???

lagu kesukaannya?!

Jika melodi tersebut didengarkan kembali dengan perasaan, susunan nada-nada nya membentuk sebuah lagu kesukaannya.

Hanya saja, karena dimainkan dengan instrumen yang berbeda, maka suara yg dikeluarkan sedikit berubah dari aslinya.

Atau lebih tepatnya, ia melihat warna nada yang berbeda dari lagu kesukaan nya itu.

Ya,
Yumna memang memiliki keistimewaan tersebut. Bukan hanya melihat warna nada, ia juga dapat menggambarkan sesuatu dengan rasa, mencium aroma dan lainnya.

Pantas saja ia tak menyadari sejak awal.

Warna nada 'A-new Beginning'  versi penyanyi aslinya jika didengarkan  terlihat berwarna-warni.

Tapi ini? warna nadanya terlihat membosankan, yang ia lihat hanya hitam dan putih saja.

Bagaimana dia memainkannya? Apa yang menyebabkan warna nadanya begitu terlihat suram?

Apakah warna nada nya tengah sakit? Pasalnya, warna nada yang tengah sakit biasanya memiliki warna kurang mencolok, menurutnya.

Yumna ingin mengetahui semua apa yang terjadi.

Gadis itu diam-diam menyembulkan kepalanya di pintu untuk mengetahui siapa yang memainkan lagu tersebut.

Terlihat sesosok lelaki dengan memakai kemeja putih dengan balutan jas hitam--membelakanginya--tengah duduk di kursi piano sembari memainkannya.

Manik mata kecoklatan Yumna menatap penuh tanda tanya. Sesegera mungkin ia mendekati lelaki tersebut.

Tapi mendadak, suara lantunan melodi tersebut hilang dari pendengarannya.  Padahal, lelaki itu masih setia memainkan piano nya.

Kenapa Yumna tidak mendengar nya?

Yumna memegang daun telinganya, memeriksa alat pendengarnya apakah masih berfungsi dengan baik.

Tidak ada yang rusak.

Lalu bagaimana hal itu bisa terjadi?!

Yumna terus mengetuk hearing aid miliknya.

“E-eh?!” Yumna terlonjak kaget. Ada jemari seseorang yang memegang tangannya dari belakang disaat ia tengah membenarkan hearing aid.

Gadis itu berbalik.

Hhah bunhaa!!! Siapha kamu?!.”
Betapa terkejutnya saat ia tau bahwa lelaki yang sedari tadi memainkan piano sudah tak ada ditempat nya melainkan dihadapannya sekarang. “Siapha kamu?! Perghi! ”. Ucapnya dengan gemetar.

Lelaki dengan rambut hitam sedikit kecoklatan itu terlihat tidak perduli dengan ocehan gadis itu.

Ia memegang kedua bahu Yumna dan menatapnya. “Hei, jangan terkejut. Nama ku Cleo, salam kenal. Ah, nama mu Ayumna bukan? aku hanya menebak hehe.”ucapnya yang membuat Yumna semakin mengerutkan dahinya bingung.

Bagaimana dia tau kalau Yumna terkejut? Bagaimana dia tau namanya? Mana mungkin dia hanya mengira-ngira, jangan2 dia mata-mata Yumna?!

Lelaki itu masih terus menatap Yumna dengan sorot mata yang teduh. Wajah lelaki tersebut sangat tampan, benda pipih bulat bertengger di depan matanya. Kulitnya putih bagaikan setiap hari dimandikan dengan lulur yang mewah.

Membuat Yumna takjub sampai tak berkedip beberapa saat dan lupa pasal masalah tadi.

Lelaki tersebut memegang alat pendengar Yumna yang masih terpasang cantik di daun telinga nya. “Lepas ini jika kau masih ingin mendengarkan laguku.”ucapnya ramah.

Yumna yang sepertinya baru menyadari keadaan kini mengerjapkan mata. Wajah mereka berdua kini berdekatan. Membuat gadis itu semakin gugup. “ A-apha kamu ber candha?! A-akhu thidak mungkhin melepas nyha. A-akhu tak bisa mend hengar apa phun nanthi!” Omel nya pada lelaki tersebut.

Lelaki itu menggeleng dan tersenyum gemas. “Tidak akan, percaya kepada ku. Lepas sebentar saja, nanti kau akan mengetahuinya semuanya.” ia perlahan melepaskan alat pendengar itu dari Yumna.

Yumna sempat ragu, namun akhirnya mengiyakan permintaan lelaki aneh tersebut.

Dengan cepat, lelaki yang memperkenalkan diri sebagai Cleo itu duduk kembali menghadap piano. Bersiap memainkannya.

Jari- jemari nya mulai menekan satu persatu nada-nada sesuai lagu yang dimainkan.
Menjadikan sebuah melodi yang terasa indah jika didengar.

Dan untuk kedua kalinya, Yumna dibuat terkejut dengan lelaki yang bernama Cleo itu.

Pertama, karena Cleo itu mendadak muncul di hidupnya.
Kedua, perkataan nya itu selalu benar.

Yumna bisa mendengar lantunan melodi yang tengah dimainkan tanpa bantuan alat pendengar.

B-bagaimanha mungkhin?” tanya Yumna pada dirinya sendiri.

Cleo berdiri, memasang kembali hearing aid milik Yumna. Lalu berbisik. “Mungkin saja, karena kau itu istimewa” ucapnya tersenyum penuh arti.

Tbc;

SynaesthesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang