4.

25 9 16
                                    

-Synaesthesia-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Synaesthesia-

Keisthimewaan apha mhaksudmu?!”. Gadis itu mendorong lelaki di depannya.Apha kamu bernhiat mengejekkhu dan menghatakan thuli itu keisthimewaan ku?!” ucapnya marah. Ia lalu berbalik dan hendak pergi.

Cleo menahan tangan Yumna.“B-bukan itu maksudku! tunggu sebentar dan dengarkan penjelasannku! Apa kau melihat wajah tampan ini penuh kebohongan?!”ucapnya memohon. Tetapi Yumna tidak perduli dan berusaha melepaskan tangannya dari Cleo.

“Aku tahu!”

“Kau itu punya keistimewaan melihat warna nada bukan?! Si- ah! Synaesthesia?!”

Ucapan terakhir yg terlontar dari mulut Cleo membuat Yumna menoleh. “B-bagaimhana k-kamu bisha tau?”. Ucapnya terbata.

Cleo tersenyum lebar. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Ah, apa si yang aku tidak tau darimu. Identitas, tempat tinggal, sekolah. Bahkan kasur bergambar kartun itu, aku juga tahu.”

Mendengar hal itu, Yumna mendelik tajam.“Yhaa!!!!, K-kamu benar-bhenar penghuntit!” kesalnya sambil menepuk keras lengan lelaki didepannya. Karenanya, ia harus menahan malu perihal selimut bergambar kartun itu.

Lelaki di depannya mengaduh kesakitan. “A-aduh sakit! jangan menepuk ku seperti itu!”

Puk puk puk!

Dhiam kamu penghuntit! Aku akhan menghajharmu! Kau phasti jugha menyhelinap mhasuk kamar ku bukhan?! Kalau tidhak bagaimhana kau bisha tau semhua ituu?!!!!!” geram Yumna.

“Hei!Aku bukan penguntit! Memang aku pernah masuk kedalam kamarmu, tapi aku hanya menjalankan misi saja! a-aduh sakit!” jujur Cleo.

Gadis itu berhenti menepuk Cleo sejenak.


Mhisi?”

Lelaki itu mengangguk.

--++--


Jadhi?”

Ya seperti itu.”

Ck! Sepherti itu bagaimhana? Penjhelasan mu tak mashuk akal!”

Sore itu, angin berhembus dingin menyapa kedua insan yang tengah berbicara di kampus Pearl Campagne, lebih tepatnya di Gazebo, yg berada di sudut kampus tersebut.

Cleo sudah mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Dunia Teshia, nada yang hilang, kehancuran--Itu semua membuat  kepala Yumna pening. Ia benar-benar tak paham.

Ceritha itu hanyha kharangan mu saja kan? Tidhak mungkhin benar adhanya...Akhu tidak memphercayainya. Sudah penghuntit, sekharang halu dan membuat kharangan seperti itu. Dhasar lelhaki aneh!”  caci Yumna pada Cleo.

“Sudah kolot, eh ngatain aku juga? Bukankah kau sudah melihat  wajahku yg tampan nan polos ? Tak ada kebohongan bukan?” Ucap Cleo yg membuat Yumna jengah mendengarnya.

Huekk...tamphan nan polos. Chepat kathakan dengan jhelas apa yg kamu bicharakan!. Tidhak usah berbhelit seperti tadhi, to the point sajha. Jika tidhak, akhu pulang.”  ucap Yumna sambil merapikan tas nya, bersiap pulang. Hari sudah sore.

Cleo menghadang Yumna cepat dan berlutut;menyatukan tangannya didepan dengan tatapan memohon.“Intinya, aku perlu bantuan mu untuk menyelamatkan duniaku.”

“Duniaku akan hancur tanpa warna nada, Yum. Kau tahu? Kenapa aku selalu menyusup masuk ke kamarmu?Karena aku selalu berusaha meminta bantuan kepadamu lewat mimpi aneh yang beberapa hari terakhir mendatangimu.”

“Awalnya aku ragu, kupikir ayah salah orang untuk meminta bantuan padamu karena kau itu kolot. Tapi setelah kau bisa mendengar permainan piano ku tanpa alat pendengar, aku mempercayai nya.”ucapnya dengan memasang raut wajah polos.

Sedangkan Yumna menghela napas pasrah.

Kedok Cleo sudah terbongkar,sudah sangat jelas bahwa lelaki itu selalu memata-matai nya. Ia tak tau lagi harus marah atau kasihan pada lelaki yg sekarang tertunduk seperti bayi yang tengah mengadu.

“Sekarang, aku tanya.”Cleo menatap serius. “Waktu kau mendengar permainan piano ku, apa yang kau lihat?” tanya Cleo usai berbicara panjang lebar.

Yumna mengulum bibir. “Eumm...akhu melihat warna nadha permainan piano mu.” ucapnya berhenti. Lalu. “ Wharna yang monoton, Hitham dan puthih. Walaupun wharna nada laghu ini sangat berwharna-warni, lantunan liriknya mendhalam, thapi entah kenhapa terasa berbedha saat kau memhainkannya. Sepherti hanya adha kekhosongan,kehamphaan. Lirik yang memiliki arthi mendhalam, tak bermakhna sama sekhali dalam permhainan musikmu.” ucap Yumna jujur.

“Bagaikan satu komponen dari sebuah lagu yang hilang, maka akan terasa berbeda lagu tersebut. Sama seperti hal nya duniaku, yang kehilangan satu sumber kehidupan dan kebahagiaan disana,semua terasa berantakan.” jelas Cleo sedih.

“Apa kau mempercayai ucapannku? Sekarang kau mau membantuku kan?”

Gadis itu menunduk bingung.“Entahlah....akhu butuh wakthu untuk memphercayai hal seperti itu.”

Cleo merenung sejenak. Lalu menekan arloji nya. “Tidak perlu waktu, aku akan membuktikannya langsung agar kau mempercayainya.”

Apha mhaksud--

Ya?  Ada apa tuan Muda?”

Terdengar suara seorang lelaki dari arloji Cleo. Ah bukan! Itu seperti panggilan vidcalltetapi dalam bentuk hologram yg canggih. Ada gambar seseorang tersebut disana. Yumna menatap kagum.

“Jun, cepat buka portal ke dunia Thesia, aku akan kesana.”perintah Cleo pd seseorang yg ia sebut 'Jun'.

Secepat itu? Kau sudah menemukan orangnya? Apa itu benar orang--

Pip!

“Dasar cerewet.” umpat Cleo. Ia lalu mengarahkan arloji ke depan, memunculkan sinar yg berubah menjadi lubang cahaya yg besar seperti portal untuk masuk ke dunia lain.

Yumna menganga melihat hal itu.

“Hei kau, ayo cepat masuk. Jangan lebay.”

T-thapi....”

Cleo menggengam erat tangan gadis itu. “ Kumohon, ikutlah bersama dan selamat kan dunia ku.”

T-thapii sebenth--

Zraaaatt!!

Tbc;

SynaesthesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang