Synaesthesia

8.

-Synaesthesia-

"Siapa yang berani menyusup ke wilayah Taktasa tanpa sepengetahuanku?!!"

Suara berat nan tegas menggelegar ke seluruh penjuru negeri Taktasa.

Cleo dan Jie berbalik.

Tampak sesosok monster bertubuh kekar, berwajah beringas tengah memandang mereka berdua.

Itu Robataksta.

"G-gawat...bagaimana, Tuan Muda?" gugup Jie.

Cleo terlihat tenang."Lakukan apapun untuk bisa menghalanginya masuk kesana!"bisiknya sekecil mungkin.

"SIAPA KALIAN?!"sosok bermanik mata keabuan itu menatap intens."Oh!kalian suruhan dari Dunia Thesia?"

Bola mata keabuan nya mengkilap.

Dhuak!

Hampir saja tongkat besi Robataksta menghantam Cleo jika dirinya tak bergerak cepat.

"Kalian pasti ingin membawa kembali not quaver itu bukan?" Monster itu tersenyum miring. "Tapi bagaimana mungkin?Tyonglee yang selalu menjaga not quaver sudah tak ada, bagaimana sekarang kalian bisa membawa kembali not itu?Bahkan kalian sendiri tak dapat menyentuh not itu bukan? Hahaha!" Tawa nya nyaring.

"Cepat pergi dari wilayah ku! Dasar penduduk Thesia yang lemah!" Desis nya kuat sebelum langkah kakinya menuju ke ruang dimana Jun dan Yumna berada.

Bruk!

Cleo tertunduk memohon. "Kami memang lemah. Seharusnya Thesia dahulu dipimpin oleh mu. Maafkan kami!

Robataksta menghentikan langkahnya.

--++--

"Jun, baghaimana carha menghanchurkan not itu? "

Yumna menatap beberapa tujuh not yg tersimpan dalam kotak-kotak kaca ter-apung di udara. Terdapat banyak kabel transparan yang semuanya terhubung dengan pusat, yaitu Not quaver.

Setiap arus yang mengalir memberikan warna nada kepada not-not gelap milik Robataksta dan menyebabkan not quaver perlahan kehilangan warna nadanya.

Yumna berpikir sejenak."Mungkhin kitha harus memuthus arus-arus ini dhahulu aghar not yg terhubung akhan terjathuh lalu pecah. Taphi, apa kabhel ini mudhah diputus? "

"Mungkin sulit. Jangan memegangnya, aku takut tanganmu terluka karena di dalamnya terdapat kekuatan not quaver."

Jun melirik arlojinya."Mungkin laser di arloji ku bisa membantu. Akan kucoba."