~ 02 ~

78 9 5
                                    

(Marcus Asis in multimedia as Alexius Bagas Abimanyu)

Gatot sampai ke kelas barunya, yaitu 11 IPS 1. Kelasnya ada di gedung barat lantai dua alias gedung lama sekolah. Biarpun gedungnya lama, renovasi sekolah, pemasangan AC, dan pemberian cat kuning muda baru membuat gedung lama itu menjadi sangat indah. Setibanya di kelas pun, Gatot kembali melihat suasana kelas seperti biasa, yaitu teman-teman sekelasnya yang berkumpul sesuai dengan jenis anggota mereka masing-masing. Para cabe berkumpul seperti pasar, para brandalan bermain ponsel bersama, anak-anak nerds berkumpul bergerombol bahas apapun yang mereka sukai, dan mereka yang tidak menjadi bagian dari lingkaran tersebut berpencar sendiri-sendiri.

Namun satu orang yang wajahnya tampak menyala saat ia menginjakkan kaki ke dalam kelas. Siapa lagi kalau bukan Bagas. Sudah satu tahun mereka tidak satu kelas, dan kini mereka jadi teman sekelas lagi. Tentu saja, Bagas merasa senang. Tanpa basa-basi, ia melambaikan tangan mengajak Gatot untuk duduk disebelahnya. Tipikal Bagas sekali, suka duduk di bangku paling belakang.

"Hey Tot!" Sapa Bagas.

"Woy! Wassup?" Balas Gatot, akhirnya duduk di sebelahnya.

"Ga banyak yang baru sih.. Ini Nina titip tempat duduk di meja ga jauh dari kita.. Dia bilang lagi macet ga jauh dari sekolah.. Oh ya btw Merry Christmas lagi & Happy New Year ya!!" Ucap Bagas, memberi salam dan dibalas salam signature mereka dari masa SMP oleh Gatot.

"Iya, sama-sama, Gas!" Balas Gatot.

Alexius Bagaskara Abimanyu, itulah nama lengkap sahabatnya dari kecil. Bagas ini blesteran belanda dan Indonesia. Ibunya orang Belanda dan ayahnya orang Indonesia. Biarpun begitu, kedua orangtua Bagas ini sama-sama bekerja dan sibuk di Belanda. Sebenarnya mereka menawarkan Bagas untuk studi sejak SMP ke Belanda, namun karena saking keras kepalanya, Bagas akhirnya diijinkan untuk hidup dan belajar di Surabaya karena alasan tidak mau berpisah dari Gatot dan Nina.

Secara pawakan, Bagas ini sudah ibarat aktor hollywood Tom Holland. Badannya cukup atletis, terdapat lekukan dan tonjolan di titik-titik yang tepat. Sebenarnya badannya putih, namun karena ikut basket, kulitnya jadi belang, namun itu tidak mengubah pesona dari penampilannya. Dengan wajah lonjong, rambut pendek rapi, hidung kokoh dan bibir yang sensual, tentu saja Bagas adalah idaman para gadis di sekolah. Tidak hanya teman sekelas, namun adik kelas dan kakak kelas pun pasti merebutkannya. Dengan penampilannya seperti itu, Bagas bisa saja mencuri hati banyak orang dan menjadi playboy.

Banyak dalam satu tahun ini yang Gatot lumayan lewatkan dari Bagas. Dalam kelas 10, ia satu kelas dengan Nina. Dan pada saat itu pula, Gatot jarang berhubungan dengan Bagas karena mereka tidak berbagi banyak hal bersama, beda dengan Nina yang ikut tim cheerleader yang selalu bertemu dengan Bagas. Berbeda dengan Bagas yang ekstrovert dan tidak takut untuk bergaul dengan banyak orang lain, Gatot bukan orang yang berani untuk memulai pembicaraan pertama. Sudah menjadi tendensinya untuk lebih menikmati dunianya sendiri dan memiliki teman dalam lingkaran yang kecil. Tapi dari cara Bagas memberi ucapan selamat natal dan tahun baru lagi kepada Gatot, ia tahu bahwa Bagas ini termasuk orang feeling yang amat peka dengan perasaan orang lain, sehingga ucapan seperti ini sebisa mungkin disampaikan secara verbal.

'Jika saja aku bisa sepeka itu kepada orang lain' Gumam Gatot pada dirinya sendiri.

"Eh gimana kabar mama papamu? Udah setahun nih gak main ke tempatmu gara-gara kita nggak sekelas" Tanya Bagas.

"Mereka baik-baik aja kok.. Adekku udah 8 bulan sekarang.. Namanya Arjuna.."

"Weehee, kon udah jadi seorang kakak nih, ga jadi anak ingusan lagi, hihihi" Ucap Bagas dan itu membuat Gatot terkekeh.

Bittersweet LiarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang