( Jerome Kurnia in the multimedia as Peter Adrianus Wijaya )
Setelah makan di kantin, empat serangkai memutuskan untuk melihat-lihat papan pengumuman sekolah yang ada di aula, mengingat bahwa mereka menemukan poster Peter Wijaya dari tempat yang serupa, mungkin mereka bisa menggali beberapa informasi dari papan pengumuman sekolah. Setibanya di lokasi, tidak banyak anak-anak yang sedang melihat papan pengumuman.
"Wuih, gak banyak juga ya yang minat untuk ikut drama Kisah Paskah.." Kata Bagas memulai pembicaraan. Hal itu menyita perhatian Gatot seketika. Ia ingat bahwa tahun lalu, bahwa ia dan Bagas ikut peran dalam drama tersebut. Tentu saja penyebab Gatot mengikuti drama tersebut adalah dorongan dan sedikit paksaan dengan puppy eyes dari Bagas. Bagas keras kepala dengan slogannya, "kalau terlanjur nyemplung, ajak sahabat biar asik". Tetapi langkah tersebut berakhir sangat mengerikan. Karena Gatot bukan orang yang senang untuk berbicara di hadapan banyak orang, Gatot lupa akan dialognya dan saking gugupnya, dia pingsan karena serangan panik.
Gatot langsung membuang pandangan karena ia kesal meningat kejadian tahun lalu, dan sepertinya Bagas memerhatikan perubahan gestur tersebut.
"Eheee, kamu teringat waktu itu ya kamu jadi Santo Petrus.." Kata Nina meledek dan Gatot makin memerah.
"Aw uwis lah! Jangan diingetin terus, langsung bete aku.." Ucap Gatot dan mereka terkekeh.
"Hey, jangan gitu! Kamu sudah sampai di bagian hampir selesai, loh! Jangan nggak pede gitu lah, namanya setiap orang pasti punya proses dan kegagalan mereka masing-masing.." Kata Bagas, merangkul pundak Gatot seketika.
"Aku jadi bahan luconan satu tahun, tahu! Mana dibikin video aku jatuh pingsan itu dibikin kek aku jatuh berkali-kali lagi karena di rewind terus sama Leo!" Balas Gatot.
"Udah deh gaes, jangan dipojokkin terus entar takutnya Gatot ngambek" Saran Niko.
"Kon mah enak! Cuma jadi prajurit roma, dialognya nggak banyak, cuma ngamuk-ngamuk gak jelas" Kata Gatot.
"Eheee, abis aku terlalu seksi sih, makanya dapat peran kek gitu, aowkwkw" Ujar Bagas.
"Eh ngomong-ngomong guys! Kalian jangan lupa juga kalo Kak Peter tahun lalu juga mengambil peran sangat penting dalam drama ini loh.." Kata Nina.
"Ih bener juga kon, Nin! Kak Peter kan tahun lalu berperan jadi Tuhan Yesus!" Ujar Bagas.
"Weh, itu peran yang selain dialognya paling banyak, penjiwaannya kudu bener-bener khushuk" Tambah Niko.
"Eh guys, look!" Tiba-tiba Nina memberitahu sesuatu dan menunjuk ke salah satu artikel dari klub jurnalistik sekolah. Artikel tersebut berjudul, "Peter Wijaya, Kami Masih Merindukanmu"
Gatot mencari data-data penting dari majalah dinding tersebut. Dia melihat bahwa artikel tersebut dicetak dan ditempel pada tanggal 26 Mei 2017, tepatnya dua minggu setelah Kak Peter dinyatakan hilang, ditulis oleh Mei Andini yang waktu itu kelas 12 IPA dua, yang berarti Kak Mei adalah mantan teman sekelas Kak Peter.
"Peter Adrianus Wijaya, ketika mendengar nama itu, tak satu pun warga sekolah merasa asing. Nama itu sangat terkenal, karena nama itu mewakili sosok teman, sahabat, kakak kelas, mentor, dan murid teladan yang sangat disegani oleh sekolah kita. Sosok kawan kelahiran Bandung, 1 Agustus 2002 ini adalah satu dari sekian siswa yang sangat influensial di sekolah kita karena deretan prestasi dan pencapaian yang telah ia capai.
Di kelas 10, Peter mewakili sekolah kita dalam lomba debat Bahasa Inggris dan meraih juara 1 dengan timnya pada tanggal 8 Agustus 2014, dan ia juga memenangkan lomba pidato bahasa Inggris dengan membawa piala emas pada tanggal 10 Desember 2014. Peter juga membuat bangga sekolah kita dengan memenangkan juara 2 dalam lomba lari marathon Kota Surabaya pada tanggal 20 Mei 2015.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Liars
RomanceSemuanya dimulai dari sebuah keisengan. Dari hal sesimpel tersebut, Gatot menemukan banyak sekali koneksi yang kemudian membawanya ke suatu hal yang sangat tak terduga dan mencengangkan. Semua itu membawanya kembali ke sebuah pemikiran bahwa siapapu...